Ogah-ogahan Giana membuka pintu karena tamu tak diundang.
"Cari siapa yaa?" tanya Giana dengan muka datar
"Hii Giia... Apa kabar?" sapa Lois
"Gw baik. Ngapain lu kesini?" tanya Giana
"Ga boleh masuk niih... gw perlu ngomong ama lu." jawab Lois
Terpaksa Giana membuka pintunya lebar karena sudah dipesan mamanya tadi dan menyuruh tamunya masuk. Kalau ga ada mama papanya dirumah, Giana pasti tidak akan membukakan pintu. Giana sedikit trauma dengan kelakuan Lois.
"Duduk!" Giana mempersilahkan Lois duduk diruang tamu.
Setelah Lois duduk, Lois hanya diam memperhatikan Giana.
"Lu jadi mau ngomong ga? Kalo ga jadi gw tinggal, gw mau belajar." ketus Giana
"Iya ini mau ngomong. Makin galak aja deh." jawab Lois
"Ya dah cepetan."
"Gw ga ditawarin minuman apa cemilan gitu? canda Lois sambil tertawa untuk mencairkan suasana kaku diantaranya dan Giana.
Giana udah siap-siap menyemburkan kekesalannya tapi Lois langsung berhenti ketawa dan mengutarakan tujuannya datang.
"Gw mau minta maaf. Sorry kalo gw baru ngomong sekarang, sorry karena gw buat salah sama lu. Gw bener-bener nyesel. Gw bener-bener minta maaf Giia. Lu mau maafin gw kan? Lu mau jadi sahabat gw lagi kan?" cecar Lois
"Gw udah maafin lu. Tapi untuk jadi sahabat lu lagi, sorry gw ga bisa. Kita berteman aja, gw ga bisa buat deket lagi sama lu sebagai sahabat." jawab Giana.
"Makasih ya, lu mau maafin gw. Gw berharap suatu saat nanti lu mau jadi sahabat gw lagi." ujar Lois tetap pada tujuannya untuk mendekati Giana lagi.
"Sorry ya tapi gw ga bisa. Kalo udah ga ada yang perlu diomongin lagi mending lu pulang deh. Gw mau belajar." usir Giana sambil berdiri didepan pintu rumahnya.
"Iyaa... iyaa..." jawab Lois yang mau ga mau ikut berjalan kearah keluar pintu rumah Giana sambil berusaha menggandeng tangan Giana.
"Iiisshh... apa sih lu!!" sahut Giana sambil menghindar.
"Lu makin jutek makin cantik deh Gii." rayu Lois
"Pulang sana. Gombalan lu ga laku."
"Gw serius ga gombal. Gw beneran nyesel gw bikin salah sama lu dan putus sama lu Gii. Beneran."
"Dah buruan pulang sebelum otak lu jadi makin ngaco. Dah lewat ga usah dibahas lagi."
Lois tertawa sambil berusaha mengacak rambut Giana walaupun tangannya ditepis Giana. Akhirnya Lois pamit dari rumah Giana.
Ya Lois sudah tau tentang kedekatan Giana dan Nick, hatinya merasa tidak terima. Lois tidak suka dengan kedekatan Nick dan Giana. Kemaren pun dia mendengar pernyataan cinta Nick di cafe. Begitu temannya memberitahu ada Giana dan Nick di cafe, Lois langsung menuju kafe dan duduk bersama temannya. Lois menguping semua pembicaraan Giana dan Nick. Lois sedang menyesali keputusannya meninggalkan Giana demi Mita karena Mita hanyalah cewek matre yang memanfaatkannya.
Dan tanpa Giana dan Lois tahu, ada Nick yang berdiri diujung jalan memperhatikan Giana dan Lois.
•••
Sore itu Nick berencana meminta maaf pada Giana karena Nick merasa takut Giana akan membenci dan menjauhinya karena pernyataan cintanya.
Ketika sampai diujung jalan rumah Giana, Nick melihat Giana dan Lois sedang ngobrol di depan rumah. Nick memutuskan untuk menunggu di ujung jalan. Nick memperhatikan interaksi Giana dan Lois, hatinya terasa berdenyut saat melihat Lois mengacak rambut Giana. Nick langsung membuang muka agar hatinya tidak semakin berdenyut melihat kedekatan Lois dan Giana. Tentunya Nick tidak melihat Giana menghindari dan menepis tangan Lois karena hati Nick sudah sangat sakit melihat Lois dirumah Giana.
Setelah Lois pergi dari rumah Giana, Nick menjadi ragu untuk mengunjungi Giana. Nick hanya diam diatas motornya diujung jalan sambil memperhatikan rumah Giana.
Setelah 30 menit diam, akhirnya Nick menjalankan motornya pergi dari rumah Giana.
Nick masih terus memikirkan, apa penolakan Giana berhubungan dengan Lois ? Ditambah melihat kedekatan mereka tadi. Nick merasa Giana menolak dirinya karena menerima Lois kembali menjadi pacarnya.
Pemikiran-pemikiran itu memenuhi kepala Nick. Hatinya langsung berdenyut keras ketika mengingat Giana menolaknya, dadanya pun terasa sakit dan sesak mengingat tadi Lois mengacak rambut Giana.
Nick hanya berputar-putar tidak tentu arah dengan otaknya yang penuh tentang Giana. Ditambah semalam Nick tidak bisa tidur memikirkan penolakan Giana.
Semakin lama Nick semakin tidak konsen dengan motornya. Tiba-tiba Nick merasakan kepalanya berputar dan sakit. Nick langsung buru-buru menepikan dan menghentikan motornya.
Sayangnya karena Nick berhenti mendadak membuat pengendara lain tidak sempat menghindar. Seketika terjadi tabrakan beruntun beberapa pemotor dipinggir jalan. Dan Nick sudah tidak sadarkan diri karena sakit kepalanya dan tergeletak bersama beberapa pemotor lain.
Seketika suasana jalan menjadi ramai dan macet. Orang-orang berkerumun dilokasi kejadian untuk sekedar menonton atau membantu. Beberapa orang berusaha membantu pengendara motor yang juga terjatuh bersama Nick. Dan beberapa lainnya sibuk mengangkat motor yang menimpa kaki Nick.
•••
Ketika sadar, Nick sudah dirumah sakit. Dia terkejut melihat kakinya di gips. Nick tidak ingat kejadian setelah dia menepikan motornya, dia hanya bisa menebak-nebak tentang apa yang terjadi. Nick hanya menghela napas sambil bersyukur dia selamat dari kecelakaan. Ketika Nick akan memencet bel untuk memanggil suster, Mama Nick masuk ke kamar perawatannya.
"Sudah sadar Nick?" begitu melihat Nick yang tersenyum.
"Maaa..."
"Gimana rasanya, pusing?"
"Iya maa, agak pusing."
"Kamu kenapa? Kok bisa sampe beruntun begitu?"
"Haaahh... beruntun maa?"
"Iyaa... kemaren yang luka bareng kamu jadi lima orang. Tapi kamu yang paling parah."
"Jadi yang lain ga apa kan maa?"
"Bersyukur yang lain luka ringan, sudah boleh pulang."
"Syukurlah."
Nick menghela napas sambil mengusap-usap dadanya mendengar penjelasan mamanya. Dia tidak menyangka terjadi kecelakaan beruntun akibat dia berusaha menepikan motornya karena kepalanya pusing.
"Kenapa lagi? Hheemm... " tanya mamanya
"Galau lagi? Giana lagi?" tembak mamanya gemas melihat kelakuan anaknya.
"Gaa maa... kemaren aku pusing makanya mendadak brenti dan mau minggir. Abis itu aku ga inget lagi tau-tau disini. Walaupun sebelumnya aku mikirin Giana sih maaa..." bela Nick karena dia tidak mau mamanya menyalahkan Giana.
Mamanya hanya ketawa mendengar pembelaan anaknya. Mama Laura sudah hapal sekali sifat anaknya. Dia tau penyebab kecelakaan Nick pertama kali juga karena galau memikirkan Giana. Dan orangtua Nick justru memberikan dukungan buat Nick lebih berani mendekati Giana.
Orangtua Nick tau semua cerita Nick tentang Giana, keluarga Nick sama seperti keluarga Giana. Mereka berasal dari keluarga yang terbuka dan asik. Keluarga Nick juga saling mendukung dan berbicara terbuka. Walaupun kadang dimata orang lain Nick tidak sopan karena terlalu santai berbicara dengan orangtuanya, tapi orangtua Nick santai menanggapinya. Mereka saling menghargai dan menghormati dengan cara yang santai.
"Mau mama telpon Giana?" Mama Laura menawarkan bantuan pada Nick.
"Eh... jangan Maaa!!" Nick hampir berteriak karena panik.
"Kenapa??"
"Ga maaaaa... aku ga mau Giana khawatir."
"Tapi anak mama galau. Gimana dong?!" ledek mamanya.
"Aku ga apa Maaa... cuma banyak yang dipikirin aja."
"Belom mau cerita nih?!"
"Nanti barengan sama Papa boleh Maa??"
"Hmmm... okelah."
"Papa mana Maa?"
"Papa lagi periksa dan jadwalin operasi adiknya korban kecelakaan yang sama kamu kemaren."
"Ooo... adiknya juga korban kecelakaan kemaren Maa?? Gara-gara aku??"
"Bukan sayang. Kemaren setelah diperiksa papa, semua korban diajak ngobrol masalah ganti rugi dan ada 1 orang yang bertanya biaya operasi untuk adiknya."
"Ooo... syukurlah bukan karena aku. Sakit apa Maa?"
"Katanya dulu pernah jatuh terus dibawa ke tukang urut. Tapi sekarang jadi susah jalan dan pernah periksa dokter lagi katanya harus operasi. Tapi karena terhambat biaya jadi dia belum dioperasi. Papamu mau bantu sampai sembuh dan hari ini diperiksa dulu untuk dijadwalkan operasinya."
"Mudah-mudahan bisa sembuh seperti semula ya Maa."
"Amiinn... mudah-mudahan ya."
Nick tersenyum mendengar penjelasan mamanya. Ya dari dulu memang papanya sering memberikan pengobatan gratis untuk beberapa pasien tidak mampu. Nick bersyukur mempunyai orangtua yang sangat peduli dan ringan tangan.
"Kamu istirahat dulu, papa masih ada jadwal operasi juga abis ini."
"Iya Ma, kepalaku agak pusing."
"Mau mama panggilin dokter?"
"Ga usah Ma, aku merem dulu aja. Mungkin efek obat bius juga."
"Ya udah, mama jagain kamu disini."
"Makasih Maa."