“Dan kamu hanya pemberi luka dalam karang buana
Bagaimana semesta bekerja sementara janji yang kau ucap tergolong ingkar?
***
Belajar merelakan walau hati belum siap itu bukan sebuah hal yang mudah, ketika semua harap yang sudah kalian beri kepada seseorang ternyata itu semua hanya bayang-bayang baginya karena kata serius bukan masalah permainan tapi belajarlah untuk memanusiakan perasaan manusia karena luka yang kalian tabor bisa membekas sampai kapanpun.
Tiga hari tiga malam Lana menangis, menangisi orang yang belum pernah ia temui secara nyata dan jatuh cinta secara nyata, dengan setia Risa menemani dan mengomeli laki-laki itu sepanjang malam, setelah mengucap putus seperti tidak bersalam membalas status WA Lana dan berkomentar jika foto itu berdiri.
Lana harus bersikap biasa? Setelah harapannya dipupuskan, Lana kira Davin akan menjadi yang terakhir tapi ternyata dia meninggalkan tanpa rasa bersalah sedikitpun, kalo hanya ingin singgah tapi tak sungguh jangan datang seolah rumah, kalo hanya datang untuk menyewa jangan pikir kontrakkan, makanya selalu saja dibilang jika ada yang datang bertamu diberi kopi jangan hati.
“Udah dong Lan, kan gue udah bilang yang nyata aja bisa lepas apalagi yang sebatas layar kaca lo udah kalah duluan sebelum bertempur di medan perang, yang virtual bakal kalah sama yang selalu ada di dunia nyata,” ucap Risa sarkasme memang disaat seperti itu ucapan menyakitkan sahabat lebih penting untuk menyadarkan perasaan bucin bahwa semua hal yang baik kelihatannya tidak sebaik ekspektasinya.
“Makanya jangan terlalu berekspektasi tinggi sama manusia lain Lan,” balas Lana kepada dirinya sendiri agar tertampar karena mau seberapa sakitpun jika menyukai seseorang akan terlihat bodoh.
“Nah itu lo pinter,” balas Risa memeluk sahabatnya itu.
“Ris, gimana gue bisa lupa? Kalo perasaannya nyata orangnya aja yang secara online,” ucap Lana sambil menangis.
Mama pernah bilang salah satu bentuk terbaik dari rasa sakit adalah meikhlaskan, meski berat tapi tidak pernah ada kata sia-sia di sana, kita terlalu berharap banyak tanpa sadar yang digali hanya rasa-rasa patah yang akan melebur sempurna.
“Ayo kita jalan, lo mau karoke kan kita nyanyi di sana, luapin semua rasa yang buat lo kesel Lan,” ajak Risa semangat.
Akhirnya Lana mau diajak pergi dengan baju seadanya dan wajah yang sangat kusut, perasaan amburadur dan jangan lupakan kisah cinta yang berantakkan, harapannya semua luka ini akan hilang meski kenyataannya perasaan nyaman ini sulit dilupakan.
Seperti jalan yang merapuh
Dia punya persimpangan
Tujuan yang tak sama
Semua berhak bermimpi
Menjadi sinar yang berkilau
Melahap waktu menjadi memori
Pun begitu setiap pertemuan syukuri
Tak ada yang benar-benar menetap
Karena semua punya porsi
Apa yang dikata baik
Tapi semesta tak merestui
Harapan hanya dibangun
Tapi semua punya hak
Membenahi semua yang terasa berantakkan
Hanya tuhan, semesta, buana, dan bayang fatamorgana
Dalam harap tak bertepi.
Hari ini mereka mengelilingi kota Bengkulu, simpang lima menjadi tempat pertama yang dikunjungi dengan motor matic kesayangan Lana, menyenangkan menggila berdua dengan sahabat ketika hati sedang hancur berantakkan.
“Lan, lo tau enggak kenapa patung ibu Fatmawati menjahit?”
“Kan emang sejarahnya pas kemerdekaan ibu Fatmawati yang menjahit,” balas Lana yang digonceng oleh Risa.
“Iyalah kalo ibu Fatmawati yang mengibarkan bendera sejarah pasti berubah, nah loh harus belajar dari teka-teki ini, apa yang udah ditetapkan biarin jadi sejarah kan sejarah datang buat jadi pembelajaran dan dikenang biar kemudian hari kita menjadi pintar sama kaya perasaan,” jelas Risa bijak. Orang jomblo kalo menasehati memang apa yang dikatakanya benar dan tidak menyalahkan aturan hanya saja statusnya saja yang masih sendiri.
“Makanya Ris, lo biarin jomblo aja, soalnya kalo sakit hati gue susah cari obat penyembuh patah hati,” balas Lana tertawa di belakang.
“Nah gitu ketawa, banyak hal yang harus lo kejar Ris, nulis lagi lah udah lama lo engga update jangan lupa cerita Tamaram udah banyak yang nungguin,” balas Risa semangat, kadang penulis pandai merangkai kata padahal aslinya kisah hidupnya juga tidak kalah berantakkan dari yang ia jabarkan.
“Siap, abis ini gue bakal fokus sama semua mimpi gue Ris, nerbitin buku, revisi, ikut lomba, dan yang terpenting lanjut kuliah di Jogja, lo harus ikut gue!” teriak Lana semangat.
Risa tidak tahu apakah bisa mendapatkan izin kedua orang tuanya untuk merantau sementara ketika liburan saja dengan teman-teman sekelas dia tidak bisa ikut karena terhalang izin, kadang Risa merasa dia berbeda dari anak-anak seusianya yang mudah saja mendapatkan izin, sementara dia harus tertatih dulu baru bisa pergi, apakah dia masih dianggap seperti anak kecil oleh orang tuanya?
“Gue bakal berusaha minta izin sama orang tua loh Ris, ya kali gue bakal pergi gitu aja, sekarang saatnya kita bahagia tunjukkin sama dunia kalo mimpi kita benar adanya,” ucap Lana yang semangat sekali.
Mereka masih menyusuri kota Bengkulu, sebuah kota yang tidak terlalu dikenal ketika keluar pulau sumatera tetapi punya banyak cerita, besar dilingkungan yang memiliki banyak pantai dan udara yang masih tergolong astir membuat keduanya merasa jika Bengkulu punya banyak cerita.
Kumpulan para pedagang di Prapto seperti berbagai tawaran jualan HP yang selalu diucapkan oleh Mas-mas yang mengejar target dan sekarang Lana dan Risa sengaja memarkirkan motor di sana untuk sekedar berjalan kaki dan menikmati suasana di kota ini.
“Mbak, HP-nya kan sayang jalan-jalan engga selfie pake camera bagus, apalagi yang jualannya juga ganteng,” ucap Mas-mas itu yang memberhentikkan Lana dan Risa.
“Maaf Mas, teman saya ini engga mempan pake HP bagus masih tetep buluk,” jawab Risa tertawa.
Lana yang dibilang begitu malah tertawa. “Iya Mas, maaf ya.”
Mas itu menggeleng,” Cantik gini mana ada buluk-buluknya Mbak, cantik doing cameranya belum mulus kan engga enak Mbak,” ucap Mas itu lagi.
“Ganteng doing tapi masih maksa,” balas Lana tertawa.
Mas itu malah ikut tertawa dibalas begitu, “ Yaudah deh Mas, kita mau lanjut jalan lagi, kapan-kapan aja ketemu lagi,” balas Risa tersenyum ramah, begitulah cara ampuh menolak orang yang memaksa.
“Lan, yuk karoke, lagi males jalan,” ajak Lana yang baru berjalan dikit memilih untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tujuan awal.
Akhirnya mereka membayarkan parkir dan berputar arah ke tempat tujuan awal, tempat karoke yang cukup terkenal di kota Bengkulu dengan bangunan besar berwarna merah lalu parkiran yang berada di warung sebelah dengan tempat cucian motor di sana.
“Bawa kartu pelajar Lan?”
“Ini.” Lana mengeluarkan sebuah benda tipis berbentuk persegi panjang dengan isi foto dan identitas pribadi, karena jika memakai kartu pelajar ada potongan harga, tentu saja mereka memilih yang lebih murah dari pada yang mahal.
Mereka masuk dan melihat ternyata hari ini pengunjung cukup padat terlihat dari seragam anak-anak sekolah yang belum berganti, kebetulan Lana dan Risa sudah lebih dulu berganti pakaian.
Ada sebuah panggilan dari Davin, Lana tidak ingin mengangkatnya tapi Davin terus saja menghubunginya, “Kenapa?’ tanya Lana yang berusaha terlihat cuek dan tidak ada masalah apapun.
“Kangen,”
Satu ucapan yang selalu saja menghancurkan move on sebelanga.
“Jangan permainin perasaan orang!”
“Saya minta maaf, saya sayang kamu.”
Lana hanya diam tidak ingin terlalu ribut karena ini berada di tempat umum, apalagi Risa sedang memesan ruangan karoke dan Lana sengaja bilang ingin ke kamar mandi.
“Lana lagi di mana? Nanti pulangnya jangan terlalu sore, jangan sampe malam, jangan sampe sakit, Saya fligh dulu, see u ibu Negara.”
Telepon itu mati, getaran HP-nya tidak terasa namun getaran di hati tidak bisa dipungkiri sampai ke d**a, benar-benar kaum adam tidak ada bosan-bosannya membuat kaum hawa patah hati dan menerbangkannya lagi ke awan.
Pergi semaunya datang sesukanya, buat saja dunia kaum buaya yang suka mematahkan hati, memang tidak ada duanya dalam urusan mematahkan hati anak orang. Lana juga heran sendiri kenapa kisah cinta orang lain diberi kepastian sementara kisah cinta dirinya mendengarkan ucapan para buaya aku tidak bisa hidup tanpamu, aku cuma nyaman sama kamu, aku sayang kamu, aku mau jadi suami kamu, aku mau kamu jadi istri aku, ayo nikah. Ucapannya saja pembuktiannya tidak ada jika memang hanya bisa menjanjikan patah seharusnya tidak perlu membuat bahagia seolah akan melakukan pembenaran tapi kenyataannya tidak sama sekali.
“Lan, ayo kita udah dapat ruangan!” ajak Risa dari luar ruangan.
Lana tidak boleh menangis di sini, nanti Risa bisa kepikiran jadi dia tersenyum dan tidak menceritakan apa yang baru saja dia alami, sekarang dia berjalan ke luar dan mengajak Lana untuk bernyanyi.
Kali ini playlist yang Lana ingin nyanyikan adalah lagu galau Indonesia. Semua nya dia kerahkan, hingga lagu mungkin—The Overtunes membuat tangisnya pecah, lagu yang dia suka dan berhasil membuat dia merasa sangat sakit.
Terbang jika kamu ingin terbang tapi jangan lupakan jika sayapmu masih berpijak pada bumi, kamu tahu jika patah hati yang ditorehkan masih menjadi garam yang mengisi jejak dalam langit biru?
Lagu pergilah kasih—Chrisye tambah membuat pertahanan Lana runtuh, dulu Davin pernah menyanyikan lagu ini, ketika Lana bilang jika dia ingin mengajar di NTT dan laki-laki itu menolak keras kecuali Lana pergi dengan dirinya, saat itu Davin kembali mengajak Lana menikah tapi saat itu Lana anggap itu hanya lelucon dan tanpa sadar semua yang pernah singgah ternyata memberikan kesan yang sangat dalam.
Davin memang bukan laki-laki pertama yang singgah tetapi berhasil membuat Lana susah sekali melupa, menurut Lana Davin bukan halu hanya saja terlalu sulit digapai dan dijumpai, harapan Lana dia segera bisa bertemu laki-laki itu.
Salam pada sajak hangat
Sang puan yang menari bak ornamen
Selamat tahun baru
Selamat menyelami dunia baru
Selamat pada rindu yang menanti
Ada yang paling menawan dari lembar per lembar
Dia melebur dalam sajak
Banyak personifikasi yang melambangkan sajak
Tuan tahu tidak bahagia dilukis sendiri
Coba lihat awan
Dia putih
Ada beberapa titipan pesan
Kepada tuan tentang bahagia yang digores
Perihal singkat yang ingin lama
Tapi haruskah pergi atau bertahan?
Sementara tuan tak tahu apa
Jika ada yang bisa diizinkan
Ingin melukis
Satu untuk selama-lamanya
Tidak pernah melihat selain dirimu yang indah
Mungkin akan mencoba lagi
Tuan masih menjadi terindah
Banyak kisah lain taipi tidak seindah tuan
Tidak akan ditemukan cinta yang sama seperti tuan
Saat tuan memberikan hal yang berbeda dari semesta
Hingga semua cemburu
Terima kasih kepada setiap kenangan
Terima kasih pada memori
Harap yang melambung pada sang pencipta
Hingga memilihmu untuk terakhir
Tapi tidak tahu akhir
Hingga tak ada paling yang bisa membuat berpaling
Selamat berproses
Dan menjadi bersinar…