FM - BAB 2

2654 Words
Diego benar-benar menganggap bahwa apa yang dikatakan Lexa sangat omong kosong. Ia tidak mau memikirkan perkataan Lexa. Baginya Chalondra istrinya itu tidak akan mungkin selingkuh di belakangnya. Semua keinginan sang istri di penuhi, sehingga tidak ada alasan bagi Chalondra untuk selingkuh di belakangnya. Apalagi istrinya itu sangat sibuk dan ia tahu jadwal sang istri, bagaimana bisa Chalondra selingkuh pikirnya. “Sayang, kamu dengerin aku nggak?” tanya Chalondra membuat Diego yang sedang melamun itu akhirnya sadar dan tersenyum pada istrinya itu. “Maaf, kenapa?” “Kamu melamun?” Tanya Chalondra sambil duduk di atas pangkuan Diego. “Tadi lagi ada yang dipikirkan, kamu tadi bilang apa?” Tanya Diego mengalihkan sambil mengusap lengan Chalondra. “Aku bilang kamu harus siap-siap, kita ada makan malam sama keluarga kamu malam ini. Kamu nggak lupakan?” Diego menghembuskan nafasnya kasar. “Oh iya, yaudah kalau gitu aku harus bersiap.” Diego hendak bangkit namun di tahan oleh Chalondra, Wanita itu segera menangkup wajah Diego hendak mencium suaminya itu namun Diego langsung saja mendorong Chalondra. “Nanti kita bisa telat, aku mandi dulu ya.” Diego mendirikan Chalondra dan ia segera masuk ke dalam kamar mandi. Chalondra menatap kepergian suaminya itu dengan diam. ***** Akhirnya pertemuan makan malam itu berjalan dengan lancar. Ternyata yang datang bukan hanya keluarga Satoshi saja tetapi sahabat dari mamanya juga hadir di makan malam tersebut. Keluarga Satoshi memang rutin makan malam seperti ini dan mengundang orang-orang terdekat. Diego saja yang tidak suka dengan acara seperti ini. Namun karena harus menghormati Mamanya mau tidak mau Diego harus ikut. “Kalian pasangan romantic banget ya, pasti semua orang yang ngelihat kalian iri deh pasti. Tante aja iri lihat kalian yang sekarang, Diego juga kayaknya sayang banget sama kalian.” Kata Teman Mama Diego yang ikut makan bersama dengan mereka. “Ih tante bisa aja deh.” Jawab Chalondra dengan malu-malu. “Kapan kalian rencana mau menambah anak lagi? Kasihan Aubrey masih sendirian, pasti dia kesepian. Dia juga pasti mau punya adik lagi.” Ucap teman Elma itu lagi. Ditanya seperti itu membuat Chalondra senyum malu-malu lagi. “Kalau saya siap kapan aja, saya hanya ikut Diego kapan Diego siap. Iyakan sayang?” Tanya Chalondra sambil menggenggam tangan suaminya yang ada di atas meja itu. “Iya.” Jawab Diego singkat. Gyan Felix yang merupakan asisten pribadi Diego ada di sana dan memberikan handphone pria itu pertanda bahwa ada sesuatu hal yang penting. “Saya permisi dulu ya, ada yang penting.” Diego menerima handphonenya dan menjauh dari sana. Diego mengangkat telephone tersebut dan memilih pergi dari rumah orangtuanya tanpa pamit. Karena ada hal yang harus di urus oleh Diego langsung. “Diego kemana?” Tanya Chalondra pada Gyan yang baru saja melepas kepergian Diego. “Lagi ada urusan Bu. Jadi Ibu sama Aubrey pulangnya sama saya ya.” Chalondra langsung saja melipat tangannya di d**a dan berdecak. Ia kesal dengan Diego yang selalu gila akan pekerjaannya. Karena ini tidak sekali atau dua kali Diego meninggalkan mereka hanya karena pekerjaan. “Selalu saja seperti itu.” Ucap Chalondra kesal sambil menghentakkan kakinya. Setelah itu wanita itu kembali masuk ke dalam untuk pamit kepada mertuanya. Selama ini Chalondra memang berusaha mengerti dan menahan diri ketika Diego selalu sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Ia tidak bisa melarang pria itu karena Diego pasti akan marah. Mungkin orang melihat kalau hubungan mereka baik-baik saja. Tapi padahal sebenernya tidak, karena mereka kerap kali bertengkar kalau itu sudah mengenai pekerjaan. ***** “Kamu tahukan kalau aku cemburu kalau kamu bermesraan dengan pria itu?” Kata Gyan sambil meremas b****g indah milik Chalondra membuat wanita itu tertawa dan menggantungkan tangannya di leher kekar asisten pribadi suaminya itu. Selain hubungan Chalondra dan Diego memang tidak baik, Chalondra juga selingkuh dengan Gyan selama ini. Semenjak Gyan menjadi asisten pribadi Diego mereka kembali menjalin hubungan. Karena memang mereka dulunya mantan kekasih, sebelum Chalondra menikah dengan Diego. Mereka lama menjalin hubungan, lalu Chalondra pergi meninggalkan Gyan begitu saja karena suatu hal. Namun pada akhirnya mereka bertemu lagi saat Chalondra sudah menjadi istri Diego. Lalu Gyan sebagai asisten pribadi Diego. Semenjak itu mereka kembali sepakat menjalin hubungan, karena keduanya masih sama-sama saling mencintai. Gyan tak perduli kalau Chalondra sudah menjadi seorang istri orang lain. Baginya kalau Chalondra masih mencintai dirinya dan mereka bersama saat ini sudah lebih cukup bagi Gyan. “Mau gimana lagi dong, kalau enggak kayak gitu pasti Diego curiga sama aku. Lagian kamu tahu sendiri gimana Diego, mau seusaha gimanapun aku tetap aja Diego nggak akan balas aku. Kamu juga tahu apa yang aku lakukan ke Diego semuanya palsu.” Ucap Chalondra manja. “Tapi tetap saja aku nggak cemburu dan aku nggak suka.” Kata Gyan sambil menciumi pelipis Chalondra hingga keleher wanita itu membuat Chalondra tertawa kegelian. “Ahh kamu harus sabar dong sayang, sampai rencana kita berhasil. Kamu harus bisa nahan diri okay? Supaya kita bisa hidup bersama.” Ucap Chalondra manja sambil menikmati sentuhan yang diberikan Gyan. Bahkan Chalondra sudah berani mendorong Gyan ke dinding dan mencium bibir pria itu. Saat ini mereka berada di belakang, di mana tidak ada CCTV di dekat kolam berenang. Sebenernya kalaupun mereka terekam CCTV tidak akan menjadi masalah. Karena Diego tidak akan pernah mengecheck tempat lain selain kamar Aubrey. Bahkan kamarnya sendiri Diego tidak pernah check, selebihnya berada di dalam kendali Gyan dan Chalondra. Diego hanya meminta akses kamar anaknya saja. Maka Chalondra dan Gyan tidak akan berani macam-macam kalau sudah berada di kamar Aubrey. Di tempat lain mereka berani kalau berada di rumah Diego. Selain itu tempat persembunyian mereka sudah pasti apartement Gyan. Mereka sering menghabiskan waktu di sana dan menggila bersama. Chalondra sebenernya menikah dengan Diego bukan karena cinta. Karena Diego bisa menyelamatkan hidupnya dari kesusahan. Masa lalu Chalondra yang kelam membuat Chalondra jadi tamak. Sehingga ia mau menjadi istri Diego juga karena uang. Hidup bersama dengan Diego akan membuat hidupnya sejahtera dan tidak akan kurang. Namun tetap saja manusia tak pernah puas, Chalondra membutuhkan perhatian dan yang tak bisa ia dapatkan dari Diego. Maka itu juga salah satu alasan Chalondra untuk bermain api dengan Gyan. Selama ini mereka bisa bermain dengan sangat baik. Hubungan mereka tak terbongkar sama sekali, karena keduanya berhasil menyusunnya dengan rapat. Sehingga Diego masih saja percaya meninggalkan istrinya dengan Gyan. Padahal Gyan selalu saja bermain gila dengan Chalondra tanpa sepengetahuan Diego. Chalondra sangat mahir memerankan perannya sebagai istri yang baik untuk Diego. Walaupun begitu Chalondra juga menyayangi anak semata wayangnya itu. “Kamu jangan cemburu dong, kamukan juga tahu kalau hati aku dari dulu hanya untuk kamu aja nggak pernah untuk orang lain. Aku cinta sama kamu, I love you.” Ucap Chalondra mesra membuat Gyan tak bisa menahan diri dan kembali mencium Chalondra dengan sangat intens. Bahkan ciuman Gyan sangat menuntut dan Chalondra sampai tidak bisa mengimbangi pria itu. Kalau sudah bersama dengan Chalondra, Gyan memang bisa kehilangan akal sampai tidak tahu bahwa mereka ada di mana dan hubungan mereka bisa saja terungkap kalau ada yang memergoki. Salah satunya supir atau asisten rumah tangga Chalondra. “Ahhhh Gyannn pelan-pelan.” Ciuman Gyan sudah mulai turun ke leher jenjang milik wanita itu. Gyan tidak hanya mengecup dan menjilat bahkan sampai menghisap dan meninggalkan jejak. Chalondra tak sadar kalau Gyan meninggalkan jejak di sana. Pria itu sengaja melakukannya karena mau membuat Diego sadar akan hal itu dan marah. Gyan sangat ingin kalau Chalondra dan Diego segera mengakhiri hubungan mereka secepat mungkin. Karena ingin menjadikan Chalondra miliknya seutuhnya. Selama ini dia bertahan melakukan apapun yang Chalondra katakan dan menyembunyikan hubungan mereka karena Gyan mencintai wanita itu dengan tulus. Maka Gyan tak sabar ingin menjadikan Chalondra menjadi miliknya selamanya. Tangan Gyan juga sudah bermain di bukit kembar milik wanita itu. Hal itu membuat Chalondra semakin menggila. Chalondra bahkan sampai memejamkan matanya guna menikmati sentuhan yang diberikan Gyan padanya. Lehernya juga di dongakkan ke atas semakin memudahkan Gyan untuk bermain di sana. Baju Chalondra sudah berantakan. Bahkan dress yang berkancing itu sudah terlepas di bagian atas semakin membuat Gyan kehilangan akal. Paha sebelah Chalondra sudah naik melingkar di pinggang Gyan dan tangan Gyan juga bermain di paha dalam wanita itu dan hendak menyentuh milik sensitive wanitga itu. Namun permainan mereka harus berakhir karena Chalondra di panggil anaknya sendiri. “Mommy!” Teriak Aubrey. Membuat Chalondra mendorong Gyan dan memperbaiki bajunya yang berantakan. “Aku harus ke depan.” Kata Chalondra sambil mengatur napasnya yang tak beraturan. Gyan hanya diam saja sampai akhirnya Chalondra pergi membuat pria itu berdecak kesal. Ia tak suka dengan statusnya yang hanyalah seorang cadangan. Karena Chalondra lebih mengutamakan anaknya dan sudah pasti Diego. “Kenapa sayang?” Tanya Chalondra menghampiri anaknya. “Mommy di cari sama Daddy.” “Daddy udah pulang?” Tanya Chalondra kaget, karena biasanya kalau sudah pulang malam seperti itu Diego jarang pulang. “Udah Mom, Bilang sama Daddy jangan lama ya? Aku mau ditemani tidur sama Dad, bisakan Mom?” Senyum Chalondra mengembang dan menangkup wajah anaknyha itu. “Okay sayang, Mommy akan bilang sama Daddy. Kamu ke kamar duluan ya? Mommy janji kalau Daddy nggak akan datang lama nanti.” Aubrey menganggukkan kepalanya dan berlari masuk ke dalam kamarnya. Chalondra langsung saja menghampiri Diego yang berada di ruangan kerja pria itu. “Kamu panggil aku?” Tanya Chalondra sambil mendekat. “Aku minta tolong siapkan pakaianku, besok sore aku akan pergi karena ada urusan selama tiga hari. Aku juga nggak akan pulang, bisakan?” Tanya Diego tanpa melihat Chalondra sedikit pun. Wanita itu semakin mendekat dan berdiri di samping Diego. “Kalau begitu aku juga minta sesuatu sama kamu. Tolong temani Aubrey tidur malam ini, tadi dia udah merengek minta di temani tidur sama kamu. Apa lagi kamu mau pergi beberapa hari pasti Aubrey bakalan kangen sama kamu. Mau ya temani Aubrey? Kamu selalu aja sibuk sama pekerjaan kamu, sesekali bagi waktu sama Aubrey bisa dong. Kalau kamu nggak bisa bagi waktu untuk aku gapapa, yang penting sama Aubrey ada.” Kata Chalondra pelan sambil merangkul pria itu. Diego menghembuskan napasnya panjang dan melepaskan tangan Chalondra dari pundaknya. “Okay aku akan menemani Aubrey, tapi aku nggak bisa menemanimu. Setelah itu aku akan kembali bekerja, gapapakan?” Chalondra menganggukkan kepalanya mengiyakan. Bagi Chalondra tak masalah kalau Diego tak punya waktu untuknya asalkan uang terus saja mengalir untuknya. Kalau untuk mendapatkan perhatian Chalondra bisa dapatkan itu dengan Gyan. Maka dengan Diego pergi juga akan membuat Chalondra bebas melakukan apa saja dengan Gyan. Ia jadi tak sabar menunggu Diego pergi agar bisa menyelesaikan apa yang belum selesai mereka lakukan tadi. “Kenapa dengan lehermu?” Tanya Diego bingung saat melihat leher Chalondra yang mera. Wanita itu panik seketika dan langsung saja menutup lehernya yang merah itu. Chalondra tahu bekas merah apa yang di maksud oleh Diego adalah hasil perbuatan Gyan padanya tadi. “Ohhh ini tadi aku diluar dengan Gyan, karena kita lagi ada bahas sesuatu. Ternyata ada nyamuk jadinya aku garuk deh jadi merah sampai luka gitu karena kukuku panjang.” Diego mengenyitkan keningnya. “Panggil orang untuk menyemprot rumah kita, aku nggak mau kalau Aubrey sampai di gigit nyamuk dan sakit. Bisakan?” Chalondra menganggukkan kepalanya. Kalau mengenai Aubrey Diego memang sedikit overprotektif. Dia akan melakukan penjagaan ketat untuk Aubrey. “Bisa, kamu temenin Aubrey gih sana supaya aku siapin pakaian kamu.” Setelah itu Diego langsung saja meninggalkan Chalondra di ruangan kerjanya. Setelah memastikan Diego keluar, Chalondra pergi menyusul Gyan yang kini sudah berada di dapur untuk minum. “Kamu udah tahu kalau Diego bakalan pergi tiga hari di mulai besok?” Tanya Chalondra dengan semangat pada Gyan. Pria itu menganggukkan kepalanya mengiyakan. “Kenapa kamu nggak bilang aku?” “Lupa.” Jawab Gyan santai. “Besok aku main ke apartement kamu okay? Selama tiga hari ini kita bebas melakukan apa aja karena Diego nggak di rumah, kamu senang?” Bibir Chalondra mendekat ke telinga Gyan. “Kita akan menyelesaikan apa yang belum selesai tadi.” Goda Chalondra karena ia sengaja mengucapkannya dengan sensual menggoda Gyan. “Aku menginginkannya bukan hanya tiga hari saja, tetapi selamanya.” Ucap Gyan dengan sarkas. “Kalau itu kamu harus sabar dong sayang, kita akan bersama selamanya. Tapi kamu harus sabar okay? Aku akan sama kamu selamanya, tapi tunggu sampai rencana kita berhasil okay?” Gyan hanya diam saja tak berniat menjawab. “Jangan ngambek gitu dong sayang, kamu harus percaya sama aku kalau cinta aku hanya untuk kamu. Kalau kamu sabar sedikit lagi aku akan bisa jadi milik kamu seutuhnya.” Ucap Chalondra mesra sambil duduk di pangkuan Gyan yang memang duduk dari tadi. Tangan kanannya Chalondra mengelayut manja di leher pria itu sehingga membuat kedua bukit kembarnya berada tepat di depan wajah Gyan semakin menggoda pria itu. Chalondra memang tahu harus bersikap bagaimana agar Gyan mampu takluk dan luluh kembali padanya. Senyum Chalondra juga mengembang agar Gyan mau memaafkannya. “Okay, aku akan sabar menunggu.” Tak ada lagi yang Gyan bisa lakukan memang selain sabar dan menunggu bukan? Chalondra tersenyum sennag dan mencuri ciuman kembali di bibir pria itu. “I love you.” Ucap Chalondra mesra. “I love you too.” Balas Gyan dan mencium Chalondra kembali. Lumayan lama mereka saling berciuman sampai akhirnya berakhir karena napas mereka yang tidak beraturan. “Yaudah kamu pulang gih, aku mau susun barang Diego. Sampai bertemu besok ya?” Chalondra bangkit berdiri dan mengedipkan matanya. “Aku yang bakalan bilang sama Diego kalau kamu udah pulang.” Gyan menganggukkan kepalanya paham. “Oh iya kamu nakal sekali berani meninggalkan jejak di leherku. Hampir saja ketahuan, Diego lihat dan bertanya. Untung saja dia percaya waktu aku bilang di gigit nyamuk.” Gyan tertawa. “Dasar suamimu saja yang bodoh bisa percaya kalau itu di gigit nyamuk, sudah jelas itu hasil bibirku. Terlihat sekali kalau dia tak pernah melakukan itu ke kamu makanya dia sampai tidak tahu.” Chalondra tertawa kecil menanggapi perkataan Gyan yang memang benar itu. Diego tak pernah melakukan hal itu padanya. “Yaudah kamu hati-hati ya, bye.” Chalondra masuk ke kamarnya dan Diego meninggalkan Gyan yang hendak pulang itu. Gyan menggelengkan kepalanya mengingat betapa polosnya Diego sehingga tidak tahu dengan tanda merah itu. Gyan merasa sia-sia sudah meninggalkan hal tersebut namun tetap saja tak paham. Kalau Diego pergi keluar kota ataupun keluar negeri, Gyan memang tidak akan pernah ikut. Karena pria itu pasti akan menangani kantor yang ditinggalkan oleh Diego. Maka setiap Diego pergi keluar negerti ataupun kota akan menjadi kesempatan untuk mereka bisa bersama. Gyan memang orang kepercayaan Diego, sehingga pria itu tidak lagi curiga pada Gyan. Makanya Diego benar-benar tidak tahu bahwa selama ini ia sedang dipermainkan oleh istri dan asisten pribadinya sendiri. Karena bagaimanapun Gyan bekerja tetap bertanggungjawab. Tidak punya curang sama sekali, sehingga Diego percaya pada Gyan. Makanya kalau soal pekerjaan Diego memang luar biasa, tetapi kalau sudah hal yang lain Diego memang tidak tahu apa-apa. Maka kesmpatan itu yang membuat Diego percaya pada Gyan. Termasuk tentang anak dan istrinya. Makanya tak pernah terpikirkan oleh Diego bahwa Gyan mempunyai hubungan dengan Chalondra. Di kamar Diego sedang sibuk menidurkan anak perempuannya itu dengan membacakan cerita dan mengelus kepala anak semata wayangnya itu dengan lembut. Diego sangat menyayangi anaknya itu, harta yang paling berharga bagi seorang Diego adalah anak perempuannya itu. Mungkin Diego akan gila kalau anaknya itu tak ada. Sampai akhirnya Aubrey bisa tertidur dan membuat Diego lega. Walaupun begitu Diego tidak langsung keluar dan ikut membaringkan tubuhnya di samping Aubrey sambil menatap langit-langkit kamar anaknya itu. Entah mengapa perkataan Lexa lagi dan lagi mengganggu bagi Diego. Sehingga saat ini ia sedang memikirkan hal itu. Ia memang tidak percaya dengan perkataan Lexa yang mengatakan istrinya selingkuh dengan pria lain. Tapi walaupun begitu, Diego juga tak bisa melupakan begitu saja perkataan wanita itu. Jelas hal itu mengganggu, namun ia tidak berani bertanya juga dengan Chalondra. Ia takut fakta tersebut benar adanya dan akan mengecewakan dirinya. Diego terus saja memikirkan hal itu sampai akhirnya ia ketiduran di tempat tidur anaknya dan tak jadi bekerja. Diego malah lebih nyaman dan tenang saat tidur dengan Aubrey di bandingkan dengan Chalondra.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD