Bab-15

1136 Words
Christian pulang ke rumah ketiban ibunya menelepon. Pria itu bersiul sambil melewati banyak maid yang menundukkan kepalanya. Hanya meliriknya sejenak, langkah kaki Christian berhenti di depan seseorang yang baru saja keluar dari ruangannya. “Mommy mama?” Tanya pria itu dengan santai. “Ada di ruang keluarga Tuan.” Christian mengangguk, dia langsung menuju ruang keluarga dimana ibunya berada. Christian sudah tahu kenapa dia diminta pulang, sedangkan selama ini tidak ada masalah jika Christian mau pulang atau tidak. “Mommy … .” Panggilan itu membuat sang ibu menoleh. Yoora tersenyum kecil sambil merentangkan kedua tangannya kepada Christian, seolah dia ingin dipeluk oleh putranya ini. Christian yang mendapat perlakuan itu pun langsung memeluk ibunya dengan hangat. Entah karena rindu atau mungkin dia ingin membahas berita yang lagi viral tentang dirinya sekarang. Perasaan Christian tiba-tiba saja terasa aneh dan tidak nyaman. “Tumben banget minta peluk, ada apa?” tanya Christian yang mulai penasaran. Yoora meminta Christian untuk duduk di sampingnya. Wanita itu menghela nafasnya panjang menatap Ipad-nya di hadapannya. “Kedua orang tua Hanna baru saja datang ke rumah.” Perkataan itu membuat Christian mengangguk. “Terus?” Pria itu merubah posisi duduknya mungkin sih yaaa, kedua orang tua Hanna ingin membatalkan pernikahan mereka. Hanna sadar jika wanita yang dia inginkan bukan Hanna tapi Jesslyn. Apa mungkin Hanna meminta Christian untuk kembali ke Jesslyn karena dia tidak sanggup hidup bersama Christian. “Batalin pernikahan?” ujarnya dengan nada bahagia. Yoora menggeleng, membunuh kebahagian Christian secara tiba-tiba. “Terus kenapa kalau bukan batalin pernikahan?” Katanya dengan kesal. Yoora tahu jika Christian tidak pernah menyukai Hanna. Tapi selama di luar negeri mereka tinggal bersama sebagai teman. Apapun yang Christian lakukan selalu melibatkan Hanna. Dan semua media tahu jika mereka tinggal bersama. Yoora melakukan hal ini juga memikirkan banyak hal. Jika tidak ada hubungan kenapa mereka tinggal bersama? Mereka bisa tinggal berpisah, atau mungkin saling berdampingan. Dan keperawatan Hanna tidak mungkin di ragukan oleh banyak orang. Itu sebabnya Yoora ingin mereka bertunangan agar kedua belah pihak tidak saling menyinggung satu sama lain. Setidaknya Yoora menyelamatkan hidup Hanna selama diluar negeri dengan berita yang baik untuk Hanna. Yoora mengambil Ipad-nya dan menunjukkan pada Christian. Sebuah foto dirinya dan juga seorang wanita di dalam foto tengah berciuman. Dari baju postur tubuh Yoora tahu jika itu adalah Christian. Tapi Yoora tidak tahu wanita mana yang Christian sewa untuk hal ini. Wanita jalang mana yang bisa dicium Christian sembarangan di mobil dengan banyak media. Pria itu mengepalkan tangannya mendengar kata jalang yang keluar dari bibir ibunya. Matanya menatap tajam, seolah dia tidak suka mendengar kata itu. “Dia bukan jalang!! Dia juga bukan wanita sewaan.” Desis Christian. Yoora menatap Christian dengan aneh. “Kalau bukan wanita jalang dan wanita sewaan lalu apa? Berciuman dengan calon suami orang di depan media seperti iu?” Tatapannya menajam membuat Yoora menelan salivanya dengan ketakutan. “Dia bukan wanita seperti itu!!” ucap Christian penuh dengan tekanan setiap katanya Yoora diam sejenak, lalu meminta Christian untuk tidak membuat ulang. Dia tidak suka jika keluarga Hanna datang kembali dan marah-marah hanya karena masalah sepele. Apalagi mereka selalu mengungkit masa lalu dimana hanya Hanna yang dirugikan selebihnya tidak. Yoora tidak mau hal itu terulang kembali. Bukannya menuruti apa yang Yoora katakan. Christian malah tersenyum miring menatap ibunya dengan tatapan sayu. “Aku akan melakukan apa yang harus aku lakukan Mommy selebihnya dia yang paling lama bertahan itulah pemenangnya.” *** “Nggak mau!!” Penolakan itu langsung mendapat pelototan dari Jesslyn. “Heh Tian gue nggak mau ya jadi beban masalah lo sama Hanna. Gue nggak mau terlibat.” Christian tersenyum sambil memasukkan beberapa cemilan ke dalam mulutnya. “Sayangnya Lo udah masuk dalam masalah gue sama Hanna, Jesslyn.” Setidaknya mereka bisa menghentikannya sekarang ketimbang nanti ujungnya Jesslyn yang menjadi Bullyan banyak orang. Dan menganggap jika pernikahan mereka gagal itu karena Jesslyn bukan kemauan pria b******k itu. Tau kan Jesslyn itu paling tidak suka terlibat masalah, dan dia tidak mau membebani hidupnya. Apalagi ini perkara Christian—orang yang begitu dia cintai. Meskipun begitu Jesslyn sudah mencoba untuk merelakan Christian untuk wanita lain. Tapi apa yang terjadi, kenapa juga pria itu harus putar balik dan mengganggu Jesslyn? Memijat pelipisnya pusing wanita itu mendecak sebal. “Bandel banget sih dikasih tau. nggak bisa ya nurut bentar aja? Kalau gue kena masalah yang rugi elu bukan gue!! Kebiasaan deh ngeyel Mulu!!” Pria itu hanya terdiam dan tertunduk. Lalu menatap ujung sepatu mahalnya seperti anak kecil. Padahal ucapan begitu udah sering Christian dengar dari Jesslyn sejak dulu. Terdengar biasa tapi mampu membuat Christian ketakutan. Pria itu mendengus sebal, kembali mengangkat kepalanya untuk menatap kegarangan Jesslyn seperti kak Ros di setiap Upin dan Ipin dan hal itu benar-benar mampu membuat Christian tertunduk ketakutan. “Apa liat-liat!!” Bentar Jesslyn dengan kedua tangan dipinggang. “Enggak papa.” jawab Christian lirih. “Nurut gak!!” Sekali lagi Christian hanya mengangguk kecil sebagai ucapan iya. Jika sudah begini tidak ada lagi yang bisa Christian lakukan selain menurut. Dia akan melakukan apapun jika Jesslyn marah, bahkan puasa akan bertemu wanita itu. “Balik kantor, kerja yang bener, cari duit yang banyak. Kalau udah banyak duit, nanti main lagi sama gue, oke?” Ujar Jesslyn kembali Dan dengan bodohnya Christian mengangguk membuat Jesslyn tersenyum puas sambil mengusap puncak kepala pria itu dengan gemas. Tidak hanya itu Jesslyn juga mencubit pipi bahkan hidung pria itu sebagai apresiasi pria itu karena mau menurut padanya. Hal itu pernah Jesslyn lakukan jika Christian berperilaku baik dulu waktu di sekolah. Tidak membuat onar, meskipun dulu terlihat cupu dan menggunakan kacamata kuda percayalah Christian tidak sebaik murid pada umumnya. Belum lagi kalau dia dapat nilai bagus Jesslyn selalu memberi hadiah. Satu kotak coklat kesukaan Christian atau mungkin mentraktir pria itu dengan apa yang dia inginkan. Kali ini tidak, hanya dengan usapan kepala saka Christian sudah bisa tersenyum kecil. Minimal dia tau lah dulu apa yang dia lakukan jika Christian menurut. Anggap saja Christian seperti anjing yang hanya diperintah dia langsung menurut. Sedangkan sebelumnya Christian sama sekali tidak menghiraukan Jesslyn kembali. Wanita itu meminta Christian kembali ke kantor, disana akan ada banyak pekerjaan. Apalagi Christian juga sudah cukup lama di kantor ini hanya untuk mengganggu Jesslyn. Apa tidak disayangkan itu karyawan yang tiba-tiba saja ngambek karena tidak ada di ruangannya? “Balik kerja gih, cari duit yang banyak. Katanya mau ngelamar di tengah salju? Jadi nggak?” Bujuk Jesslyn. Minimal ini orang pergi, itu yang ada di pikiran Jesslyn sekarang. “Jadi.” Christian bangkit dari duduknya, bukannya ini semua harapan kecil untuk pria itu? Dimana Jesslyn mungkin sudah mau menerima Christian kembali dalam hidupnya? “Kerja dulu yaa, nanti malam gue pengen makan makan sama lu. Boleh ya?” Lanjut Christian. Jesslyn menggigit bibir bawahnya, dia harus cari cara lagi untuk menghindari Christian. Apapun caranya akan Jesslyn lakukan. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD