BAB 43

1108 Words
           Renald pun kembali membawa Kiana ke mensionnya. Mengurungnya seperti biasa. Sedangkan Drake, Jon dan teman-temannya kembali ke terowongan bawah tanah.            Seadaninya lelaki itu sehat dan tidak terluka parah. Maka ia pasti akan pergi menyelamatkan wanita itu, melindunginya dan tak membiarkan wanita itu terluka dan tersakiti. Kiana terluka membuat ia ikut terluka.            “Maafkan aku karena tidak bisa membantumu, Kiana ...” lirihnya sedih. ****            Hari demi hari, Kiana melakukan pekerjaan paksa itu setiap hari. Tanpa henti membuat tubuh kurusnya semakin ringkin dan tirus. Di sisi lain Drake hanya bisa menatap wanita itu dari kejauhan. Berharap Kiana danpat bertahan hingga ia bisa kembali sembuh.            Dan setelah dua minggu kemudian. Tubuh lelaki itu mulai kembali sehat. Ini lah saatnya lelaki itu dan Jon untuk melancarkan aksi penyelamatan mereka.            Drake, Jon dan teman-temannya telah memperhatikan bagunan megah milik Reonald. Dan tak lama kemudian sebuah kereta bergerak menuju arah keluar gerbang dan dengan diam-diam mereka mengikuti kereta tersebut secara sembunyi.            Hingga saat berada di tempat yang sangat sepi. Jon memberikan teman-temannya sbeuah kode untuk memulai penyerangan.sedangkan Drake hanya memperhatikan peperangan tersebut menunggu kesempatan untuk ikut menyerang.            Hari ini Reonald membawa banyak pengawal ke tempat di mana mereka selalu mengadakan pengobatan. Dan saat p*********n terjadi. Para pengawalnya pun ikut bertarung.            Hingga beberapa jam kemudian, pertarungan hampir berakhir dan Jon dan teman-temannya banyak terluka parah karena pengawal Reonald sudah sangat berperngalaman sehingga mereka sangat kesulitan.            “Siall! Jon dan teman-temannya hampir kalah. Aku harus membantu mereka,” desis Drake. Dan saat itu jugalan lelaki itu melebarkan kedua sayapnya.            Terbang hingga mendarat di tempat peeprangan tersebut membatu Jon dan teman-temannya. lelaki itu pun mengucap sebuah mantara sihir dan saat itu juga lah sebuah api keluar dan seketika membakar hangus mereka semua tanpa belas kasihan.            Reonald keluar dari keretanya. Darahnya seakan mendesir saat melihat para pengawalnya telah kalah. Namun, ia kembali tersenyum menyeringai. Ia masih memiliki Kiana disisinya untuk di jadikan sebagai ancaman untuk melepaskannya.            “Lepaskan Kiana sekarang juga!” pekik Drake keras. Mendengar suara yang sangat ia kenal Kiana pun segera keluar. “Drake!” pekiknya senang. Tapi, wanita itu terjatuh akibat belenggu besi pada kedua kakinya. “Kiana!” pekik Drake. Ia tak tega melihat wanita itu seperti ini. Reonal semakin menyeringai senang. Pemandangan itu seperti drama yang sangat dramatis. “Aku tak akan melepaskan wanita ini. Dia sangat berharga dan akan mejadi penghasil uangku.”            “Kauu...” Drake berjalan mendekat. Tapi, baru beberpa langkah lelaki itu berhenti saat lelaki tua bernama Reonald itu menyeret paksa Kiana kearahnya dan mengarahkan sebuah pisau tajam di leher Kiana.            “Jika kau mendekat maka aku akan membunuhnya.”            Wanita itu hanya menatap sendu lelaki yang berstatus sebagai gurunya itu. “Drake ...” lirihnya.            Reonald dan Kiana pun berjalan pelan keluar dari keret sambil salah satu tangannya memegang pisau untuk mengancam. Jon yang sedari tadi memperhatina mereka pun diam-diam mendekat untuk memberikan serangan kecil untuk melepaskan pisau pada tangan Reonald.            Jon diam-diam mengambil batu kecil sambil tatapannya mengarah pada Kiana dan Ronald. “Saatnya,” batinnya. Segera Jon melembaparkan batu yang ia pegang. Batu itu pun melayang mengarah ke arah pisau yang di pegang oleh Reonald. Dan saat itu juga lah terdengan suara.            Tringgg ..            Saat batu itu mengenai pisau itu, pisau tajam itu pun terjatuh.            Drake pun mengambil kesempatan itu untuk mengucapkan sebuah mantra sihir dan mengarahkan pada Reonal untuk menjauhkan Kiana dari Reonald.            Kiana pun melangkah pelan ke arah Drake saat itu juga lelaki itu segera memeluk wanita itu erat. perasaan haru dan bahagia menghiasai wajah keduanya. Akhirnya keduanya bisa bertemu dan Kiana bisa Drake selamatkan.            “Drake ...”            “Kiana ...” saat keduanya berpelukan Kiana pun menumpahkan air matanya. Menangis sekencang-kencangnya layaknya anak bayi di pelukan Drake. kemarin ia sangat ketakutan. Tapi, untungnya sekarang sudah ada Drake. Lelaki penyelamatnya kini berada di hadapannya. Jadi, ia tak perlu lagi ketakutan.            “Hiskkk .... hiskk kau kemana saja ... hiskkk .... aku ... sangat takut ... hiskk ... aku kira kau tidak akan menyelamatkanku ... hiskkk ... hiiiskk ...” lirihnya.            “Maafkan aku ... maaf karena aku terlambat ...” Drake melepas pelukannya lalu menangkup wajah Kina. Menghapus air mata wanita itu. “Jangan menangis lagi ... aku sudah ada di sini. Aku kan sudah janji ... aku tidak akan meninggalkanmu ....”            “Terima kasih ....”            “Argkkkk ....” sebuah ringisan kesakitan mengagetkan Kiana dan Drake. segera keduanya membalik pandangannya dan kedua matanya pun membulat.            Tak jauh dari mereka berdua. Jon kini bersimpahan darah setalah ditusuk oleh Reonald. Drke lupa jika ia belum membunuh lelaki itu. Drake mengepalkan kedua tangannya. Melihat wajah lelaki yang menyiksa Kiana membuat darahnya mendesir. Ia harus membunuh lelaki itu dengan keji.            Kiana dan Drake pun berlari mendekat. Kiana segera menolong Jon yang terluka parah. “Jon ....” lirihnya.            Sedangkan Drake menatap Reonald marah. “Kau ...” desisnya.            Reonald pun ketakutan melihat Drake dan segera mencoba untuk melarikan diri. tapi, baru sekitar dua meter ia berlari kini Drake berada di hadapannya dengan wajah dingin dan menyeramkan. “Kau mau kemana? Kau tidak akan bisa pergi setelah apa yang telah kau lakukan.”            Sambil melangkah maju sedangkan Reonald melangkah mundur lalu lelaki itu terjatuh karena kedua kakinya sudah lemas karena ketakutan. “Ampun ... tolong jangan bunuh aku ...”            “Aku tak akan melepasmu semudah itu. kau sudah menyiksa Kiana maka aku pun harus melakukan hal sama.” sambil menyeringai.            “TOLONGGGG!” Reonald berteriak nyaring berharap ada seseorang yang dapat menyelamatkannya.            “Untuk apa kau berteriak. Di sini sangat sepi tak ada orang yang akan menolongmu. Para pengawalmu pun sudah aku bakar semua tanpa tersisa. Jadi sekarang giliranmu.”            Lelaki itu menajamkan kuku-kukunya lalu melayangkan sebuah serangan ke arah lelaki itu. “Arghhkkk ...” Reonald pun mengerang kesakitan setelah mendapatkan sayatan-sayatan dari kuku-kuku Drake. darah lelaki itu mulai keluar sedikit demi sedikit. Tapi ia masih hidup. Drake sengaja tak membunuh lelaki ia ingin menyiksanya lebih lama lagi.            Sambil terseot-seot Reonald mundur menjauh. “Aku mohon ... lepaskan aku ...”            “Sudah aku bilang aku tidak akan melepaskanmu. Kau harus mendapatkan apa yang seharusnya kau dapatkan.”            Lelaki itu kembali melayangkan serangannya. Kini sayatan-sayatan di tubuh Reonald pun semakin banyak dan melebar. Darahnya pun semakin banyak keluar. “Jika aku melayangkan serangan ke tiga maka kau pasti akan mati.”            “Ak ... ku mohon ... maafkan aku ... to ... tolong lepaskan aku ....” lelaki itu memohon dengan lirih. Drake sangat suka melihat lelaki itu memohon padanya.            Sambil menyeringai lelaki itu mengangkat tangannya bersiap melayangkan sebuah serangan. Tapi, serangan lelaki itu terhenti tiba-tiba saat lelaki itu merasakan sebuah pelukan dari belakan.            “Jangan bunuh dia ...” TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD