BAB 57

1418 Words
           Kini keduanya sarapan bersama dan saling berhadapan. Kiana makan sama seperti biasanya. Sedangkan Drake sedari tadi terus menatap Kiana penuh selidik membuat wanita itu terlihat sangat tidak nyaman dan terusik dengan tatapan Drake.            Wanita itu segera meletakkan sendoknya lalu menatap Drake. “Dari tadi kau terus menatapku. Emangnya ada apa sih? Kau membuatku sangta risih dengan tatapanmu itu.”            “Ahhh, maaf,” jawab Drake singkat lalu memakan makanannya. Keduanya kembali makan bersama. Tapi, baru beberapa suapan Drake kembali menatap Kiana penuh selidik.            “Apa ada sesuatu yang ingin kau katakan?” tanya Kiana.            “Emmm. Apa akhir-akhir ini kau sedang jatuh cinta pada seorang lelaki?”tanya Drake tiba-tiba membuat Kiana tersedak dan terbatuk-batuk.            “Ahhh. Maafkan atas pertanyaanku yang membuatmu kaget. He he ...” ujar Drake menyesal dan memberikan Kiana air putih.            Kiana mengambil air pemberian Drake. “Apa dia menyadari sesuatu? apa dia tahu aku sempat menyukainya karena masalah haidku ini?” batin Kiana gugup.            “Kenapa kau mempertanyakan hal itu?” tanya Kiana hati-hati. Ia takut Drake tahu dengan perasaanya yang sempat jatuh cinta pada lelaki itu.            “Semoga saja masa haidku cepat selesai dengan begitu rasa ini pasti akan hilang juga,” batin Kiana.            “Jawab saja. Aku hanya ingin tahu apa kau sedang jatuh cinta apa tidak.”            “Itu tidak mungkin ... ha ha ha ... aku mana mungkin menyukai seseorang ... he he he ...”jawab Kiana cangung dan tertawa sedikit.            “Ohh. Baguslah kalau begitu. Ingat yah. Kau tidak boleh pacaran. Jangan pernah jatuh cinta pada lelaki karena semua lelaki itu adalah buaya darat. Kau mengerti,” ujar Drake memperingai Kiana.            “Iya ... iya ...” Kiana pun kembali memakan makanannya begitupun dengan Drake. Tapi Kiana lagi-lagi berhenti dan menatap Drake.            “Tunggu kau bilang semua lelaki adalah buaya darat. Bukankah itu artinya kau juga buaya darat ... ha ha ha ...”            “Yahh!! Yang kumaksud itu bukan aku! tapi lelaki yang ada di luar sana.” Ujar Drake yang tak terima dengan tuduhan Kiana.            “Yehhh. Dasar buaya darat.” Ejek Kiana. Dan pagi itu keduanya saling mengejek hingga membuat keduanya terlambat mengambil misi di gedung petualang.            Akhirnya keduanya pun memutuskan untuk libur sehari dan berencana untuk berjalan-jalan karena kebetulan hari ini ada fastival di kota.            Kiana menikmati luburannya dengan gembira seakan tak ada beban yang hinggap di benaknya. Sednagkan Drake sedari tadi lelaki itu mengawasi Kiana. Ia tak ingin wanita itu dengat dengan seorang lelaki.            “Ahh. Sayangnya saya tak ingat bagaimana rupa lelaki itu ...” desah Drake kesal. Mimpi yang ia alami semalam sangat membuatnya cemas.            “Untungnya. Wajahnya sangat jelek saat ini. Jika ia cantik seperti dulu maka semua lelaki pasti jatuh cinta padanya,” desah Drake lega memandang Kiana yang terlihat gembira di hadapannya.            “Ini berapa, Bu?” tanya Kiana pada seorang wanita penjual kue manis.            “Ini satu perak saja.”            “Saya ambil dua, Bu.” Wanita paruh baya itu segera memberikan Kiana dua kue yang di ingankannya.            “Terima kasih,” ujar Kiana sambil membayar kuenya.            “Apa kau mau?” tanya Kiana pada Drake yang berjalan di sampingnya.            “Kau makan saja.”            “Asikkkk ...” wanita itu tersenyum dan memakan kue itu dengan lahap.            “Kau tunggu di sini yah. aku kesana sebentar,” ujar Drake sambil menujukkan tempat yang ingin ia kunjungi.            Wanita itu mengangguk dan menatap Drake yang mulai menghilang dari lautan manusia yang ada di sekitarnya. Sambil menunggu Kiana memakan makanannya dengan lahap.            Tak jauh dari Kiana terlihat tiga lelaki yang sedang berjalan ke arahnya. Saat itu Kiana terlalu asyik memakan makanannya hingga ia tak melihat ketiga lelaki itu. Dan akhirnya Kiana pun menabrak salah satu dari mereka.            “Arkhhh ...” ringis Kiana.            “Makananku ...” lirihnya saat melihat satu kuenya yang belum ia makan terjatuh di tanah. padahal kue itu sangat berharga baginya. Ia tak memiliki cukup uang untuk membeli makanan lagi.            “Wahhh ... ternyata kau lagi ...” ujar lelaki yang Kiana tabrak. Kiana penatap lelaki itu kesal.            “Kau ...” kiana mengeram marah melihat lelaki di hadapannya. Dia adalah lelaki menyebalkan yang ia temui saat di bawah tebing. Salah satu teman Daniel. “Sebaiknya kau ganti kueku sekarang juga,” tuntuk Kiana sambim menunjuk kuenya yang sudah kotor.            “Apa? mengantinya? Bukankah kau yang menabrak kami?”            “Yakk! Gara-gara kau aku terjatuh dan kueku jadi kotor. Jadi kau yang harus mengantinya.”            “Pokoknya aku tidak mau.” Dan akhirnya Kiana dan ketiga lelaki itu pun berantam adu mulut di tengah-tengah acara fastival membuat beberapa orang mulai mengerubuni mereka.            Di sisi lain Daniel yang sedari tadi mencari ketiga temannya kebingunang mencarinya. “Lihat di sana ada keributan apa? ayo kita melihatnya.” Daniel tak sengata mendengar perkataan dari dua wanita yang sedang penasaran dengan kerubunan yang tak jauh dari tempat mereka.            Karena penasaran Daniel pun ikut mendekat dan kedua matanya pun membulat saat melihat tiga temannya lagi adu mulut dengan wanita yang sangat ia kenal.            Segera lelaki itu berjalan masuk dan melerai mereka. “Sudah ... sudah jangan berantam lagi. kalian tidak malu di lihat orang.” Ujar Daniel sambil memberikan isyarat pada teman-temannya untuk berhenti.            “Tapi itu semua karena kesalahannya.”            “Apa? ini salah ku? Kau yang telah menabrakku dan menjatuhkan kueku!” pekik Kiana yang tak terima dengan perkataan lelaki itu.            “Sudah ... sudah ...” Daniel pun menatap Kiana. “Maafkan kesalahan teman-temanku. Soal kuemu saya akan mengantinya.”            “Benarkah? Kau akan mengantinya!” pekik Kiana senang.            “Iya. Kau tenang saja. Kalian pergilah dulu nanti aku akan menyusul,” kata Daniel pada teman-temannya.            Ketiga lelaki itu pun pergi dan para penontong pun mulai membubarkan diri mereka. Meninggalkan Kiana dan Daniel berdua.            “Tadi kau membeli kuenya di mana? Saya antar kamu membelinya lagi.” Kiana pun tersenyum dengan perkataan Daniel. Segera wanita itu mengadenga tangan Daniel dan membawanya ke tempat ia membeli kue tersebut.            Baru saja beberapa detik Kiana dan Daniel pergi. Saat itu juga Drake kembali dan lelaki itu pun terlihat bingung karena tak menemukan Kiana.            “Aiiiis. Dia ke mana sih. Tadi aku menyuruhnya untuk tetap di sini ...” gumam lelaki itu kesal sambil memperhatikan sekelilingnya mencari Kiana. ****            “Terima kasih.”  Kiana pun mengambil kue pemberian Daniel dengan senyum merekah di wajahnya.            “Apa kau ingin mengelilingi fastival bersamaku?” tanya Daniel.            “Apa tidak apa-apa? bagaimana dengan teman-temanku. Aku pikir mereka pasti akan menunggumu.”            “Kau tenang saja. Mereka tak akan mencariku. He he he ... ayo kita jalan-jalan untuk menikmati fastival. Kan sayang kalau di lewatkan begitu saja.”            “Baiklah ... ayo kita ke sana.”            Keduanya pun bergandengan tangan mengelilingi fastival. Kiana seakan telah melupakan Drake yang saat ini sangat pusing mencarinya. Berbagai macam hidangan Kiana coba. Untungnya Daniel sangat baik dan bersedia membelikan apa pun yang Kiana inginkan.            Hal itu membuat Kiana semakin lupa waktu. Hari mulai sore dan fastival mulai terlihat sepi. “ Sepertinya kita berpisah di sini,” ujar Kiana pada Daniel sejujurnya tak ingin berpisah dengan Daniel secepat ini. Tapi, Daniel tak mungkin bersamanya terus.            “Iya ... kapan-kapan kita jalan bersama lagi yah.”            “Iya.”            “Kalau begitu aku pergi dulu yah.” Kiana pun beranjak dari tempatnya. Ia mulai melangkahkan kakinya. Namun Daniel segera menangkap tangannya.            “Tunggu sebentar. Ada sesuatu yang_” Daniel segera merongoh kantong bajunya mengambil benda yang ingin ia berikan pada Kiana.            “Kiana!” namun, sebuah pekikan keras membuat perkataannya terhenti.            “Drake!” pekik Kiana dan segera berlari menghampiri lelaki bernama Drake.            “Kau ke mana saja sih. Dari tadi aku mencarimu ...” maki Drake sambil memberikan pukulan-pukulan sayang pada Kiana.            Wanita itu hanya tersenyum mendapat pukulan dari Drake dan dua tangannya memegang erat salah satu tangan Drake. Hal itu membuat Daniel sedikit cemburu melihat kedekatan keduanya.            Kiana menarik Drake mendekat pada Daniel. “Tadi kau ingin mengatakan apa?”            “Ahh. Tidak ada apa-apa kok. He he he .. aku hanya ingin bilang semoga kita bisa bertemu lagi.”            “Ahhh. Tentu saja. Kita pasti akan bertemu lagi.” Darke menatap keduanya tidak suka. Daniel dan Kiana telihat sangat dekat dan ia tak akan membiarkan Kiana dengan lelaki manapun. “Ayo kita pulang ...” ujar Drake dingin pada Kiana sambil menatap Daniel sinis. “Baiklah. kalau begitu kami pergi dulu yah,” ujar Kiana pada Daniel dan berjalan menjauh bersama dengan Drake.            Daniel menatap keduanya. “Sepertinya dia dan lelaki itu lagi pacaran,” batinnya. TBC                          
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD