BAB 65

1190 Words
           BRAKKK            Kreattt            “Ribut sekali,” batin Drake yang masih setia dalam tidurnya. walau merasa terganggu lelaki itu tetap melanjutkan tidurnya. namun, sepuluh menit telah berlalu dan suara-suara itu masih saja menganggunya.            Dengan malas Drake membuka kedua matanya. Dalam keadaan setengah sadar lelaki itu ingin mendudukkan tubuhnya.            Brakkk            “Auuu ...” lelaki itu kembali membaringkan tubuhnya sambil mengelus kepalanya yang nyeri akibat terbentur beberapa detik yang lalu.            Sakit yang ia rasakan membuatnya seketika sadar bahwa ia masih berada di bawah ranjang Kiana. Pantas kepalanya terbentur saat ia bangun.            “Ranjang berengsekkk ...” desahnya kesal.            Masih dengan mengelus-elus kepalanya lelaki itu pun merangkak keluar dari bawah ranjang ingin  melihat apa yang Kiana lakukan sehingga menimbulkan suara yang geduh sedari tadi.            “Apa yang ka_ yakkk KIANA APA YANG KAU LAKUKAN!” Baru saja lelaki itu akan berbicara dengan suara yang lembut tapi berakhir dengan suara bentakan akibat melihat Kiana yang kini berada di dapur yang super berantakan.            Tubuh wanita itu sangat kotor dan tercium bau gosong. Kiana berbalik dan tersenyum melihat Drake yang sudah bangun.            “Ohhh. Kau sudah bangun. Ayo makan, kau pasti kelaparan setelah tertidur tadi,” ujar Kiana sambil tersenyum.            “Cepatlah kemari. Aku sudah menyiapkan banyak masakan untukmu . he he he ...” drake mendekat dan sektika wajahnya pucat pasih melihat hasil masakan Kiana yang serba hitam.            “Apa kau ingin meracuniku? Semua makananmu gosong.”            “Ahhh. Aku tidak mungkin meracunimu. Masakanku memang gosong tapi aku yakin rasanya pasti enak dan kau pasti akan ketagihan.”            Dengan sedikit ragu lelaki itu mendekat dan duduk di kursi menatap satu persatu masakan Kiana. Memilih-milih mana yang akan ia makan yang menurutnya bisa dimakan.            “Kenapa hanya menatapnya. Ayo cepat dimakan,” desak Kiana. Dengan terpaksa lelaki itu pun mengambil asal salah satu masakan Kiana. Percuma memilih satu pun tak ada yang bagus di matanya. Saat akan memasukkan masakan itu Drake kembali memperhatikan Kiana dan menaruh kembali sendoknya di piring.            “Kau tidak makan?”            “Tidak. Aku sudah kenyang. Tapi jika menurutmu masakanku enak maka aku akan memakannya.”            Kiana terus memperhatikan Drake saat lelaki itu kembali bersiap-siap memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Drake menutup kedua matanya saat masakan itu mulai masuk ke dalam mulut. Mengunyahnya dengan perlahan.            “Uekkk ...” Drake segera membekap mulutnya saat merasa perutnya mual. Bersiap-siap untuk mengeluarkan isi perutnya. tapi, melihat wajah polos Kiana di hadapannya membuatnya merasa tidak enak dan kembali menelan makanan itu dengan paksa.            “Masakannya sangat menjijiiikan ... dan rasanya sangat aneh,” batin Drake.            “Bagaimana? apa masakanku enak? Apa kau suka?” tanya Kiana penuh harap.            “Emmm. Enak kok,” jawab Drake berbohong. Dia tidak ingin membuat Kiana kecewa dengan jawabannya.            “Benarkah? Padahal aku masih belajar menggunakan peralatan yang ada di kamar ini. Kemarin-kemarin aku hanya bisa masak dengan kayu bakar. Tak kusangka masakanku enak.  He he h eh... kalau begitu aku mau makan juga deh.”            “Apa?”            “Aku juga ingin makan.”            Drake pun gugup. Kalau Kiana makan maka wanita itu akan tahu rasa masakannya. “Emmm. bisakah kau membelikanku meniman di luar? aku sangat kehausan.” Kiana pun menghentikan tangannya yang menyendok makanan.            “Emm. Baiklah kalau begitu ...”            “Baiklah. Tunggu sebentar.” Kiana pun  keluar dari kamar dan saat itu juga Drake melancarkan aksinya dengan menghabiskan semua masakan Kiana.            “Ueeekkkk ... uekkk ...” alhasil lelaki itu pun muntah-muntah di kamar mandi. Sambil memegang perutanya lelaki itu keluar dan menatap masakan Kiana yang masih ada sedikit.            “Padahal sisa sedikit lagi,” batinnya.            “Aku pulang!” pekik Kiana saat wanita masuk ke kamarnya lalu berjalan menuju ruang makan sambil membawa kantong belajaan. Namun, wajahnya seketika berubah mendapati masakannya sisa sedikit.            “Yahh. Kau memakan semuanya?”            “Maafkan aku. Masakanmu sangat enak sih. Jadi aku ingin mengambil semuanya.”            “Apa? enak saja. Aku kan yang memasak. Masa aku tidak kebagian.”            “Tadi kan kau bilang sudah kenyang. Kalau aku masih sangat lapar.”            Kiana menghelan napas sejenak. “Emmm. Baiklah ... makanan itu untukmu.”            “Lagian semua masakannya tadi aku habiskan bersama dengan temanku,” batin Kiana.            “Ini munuman yang aku belikan untukmu.”Kiana segera menyerahkan minuman itu ke hadapan Drake lalu berjalan menuju ranjang.            Drake mengambil munuman tersebut lalu kembali memakan makanan Kiana sambil sesekali melirik apa yang Kiana lakukan saat ini.            “Ukkhhh ... ukhhh ...” lelaki itu tiba-tiba terbatuk-batuk.            “Arkhhh ... perutku sangat sakit,” batin Drake sambil mencengkram perutnya yang terasa sangat nyeri.  Segera lelaki itu berlari menuju kamar mandi dan memuntahkan seluru isi perutnya.            Melihat Drake yang berlari ke arah kamar mandi membuat Kiana sedikit penasaran dan memutuskan untuk menghampiri Drake. “Ada apa? apa kau baik-baik saja!” pekik Kiana dari luar.            “Iya. Aku tidak apa-apa ...” jawab Drake lemah. Kiana pun kembali ke ranjang untuk membaca buku pelajaran.             Tiga menit kemudian Drake pun keluar dengan wajah yang sangat pucat. Tubuhnya sangat lemah dan tak bertenanga untungnya ada dinding kamar mandi yang bisa ia jadikan sebagai penopang.            Tapi saat kakinya mulai melangkah pandanganya sedikit kabur dan pada akhinya ia pun tak bisa mempertahankan posisinya. Tubuh kekarnya itu pun jatuh di lantai yang dingin.            Mendengar suara geduh tersebut membuat Kiana segera mengalihkan pandangannya ke arah Drakr dan saat itu juga lah wajah wanita itu memancarkan kepanikan dan ketakutan yang luar biasa.            “Drake!” Kiana berlari menghampiri Drake.            Sebelum kegelapan menghampirnya lelaki itu sejenak melihat Kiana yang berlari ke arahnya. “Aku tidak apa-apa ...” lirih Drake dan akhirnya lelaki itu pun pingsan. ****            Kini Drake terbaring lemah di ranjang. Lelaki itu tak kunjung bangun sejak ia pingsang beberapa menit yang lalu. Kiana yang ada di sampingnya sedari tadi menangis. Ia takut Drake kenapa-napa dan meninggalkannya.            “Aku mohon bangunlah ...” lirihnya.            Tangan wanita itu dengan teletan mengompres lelaki itu dengan air hangat. Saat ini suhu tubuh Drake sangat panas.            “Daisy ...”            Tangan kurus itu pun membeku seketika saat Drake menyebutkan nama wanita. Hatinya sedikit sakit mendengarnya. Wanita itu pun menghapus air matanya kasar dan berusaha mengambil napas pelan untuk meredakan  kecemburuannya.            “Tenanglah ... aku tidak menyukainya ...” bisik Kiana pada dirinya sendiri. Kiana pun melangkan menuju meja makan untuk mengambil air putih. Saat ia selesai minum ia melihat bekas piring Drake yang masih terdapat sesendok makanan hasil masakannya.            Kiana pun menatap Drake yang terbaring tak berdaya lalu berlaih ke masakannya.            “Apa jangan-jangan karena masakanku ...” lirihnya. Dengan cepat Kiana memakan makanan yang tersisa tersebut.            “Huekkkk ...” saat itu juga ia memuntahkannya kembali.            Tangan wanita itu sedikit mengepal lalu menghampiri Drake yang masih tak sadarkan diri.            “Kenapa? Kenapa kau lakukan ini semua ...” lirihnya pada keheningan.            “Kenapa kau memakan semuanya padahal kau tahu masakanku sangat tidak enak dan menjijikkan? Kenapa kau tidak berterus terang saja.”            “Hinssksksk ... tindakanmu ini membuat hatiku semakin sakit. Kau membuatku merasa sengat bersalah ... kau membuatku _”            Suaranya tercekat saat sebuah tangan tiba-tiba saja menariknya hingga tubuhnya pun terjatuh ke atas tubuh Drake. Kedua mata lelaki itu terbuka secara perlahan menatap Kiana.            “Berisik.” TBC  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD