BAB 41

1196 Words
           Di kamar luas, Kiana duduk termenung menatap keluar jendela setelah beberapa jam lalu mendobrak pintu. Namun, akhirnya tubuhnya hanya sakit. Ia menatap kosong pemandangan di luar kamar itu. Rasanya ia seperti burung yang terkurung dalam sangkar. Ia ingin keluar tapi ia tidak bisa.            Kedua matanya bengkak setelah beberapa jam yang lalu menangis. Dan kini matanya telah kering. Ia tak bisa menangis lagi. Lagian menangis pun percuma. Ia tetap akan terkurung di kamar ini. Entah sampai kapan. Yang bisa ia lakukan hanyalah bersabar dan berdoa. Dia yakin Drake pasti mencarinya dan suatu saat pasti akan menemukannya.            “Saatnya kau bekerja untukku.” Sebuah suara mengangetkannya.            Kiana berbalik menatap lelaki tua berengsek yang telah mengurungnya. “Sampai kapan kau akan mengurungku ...” lirih Kiana.            “Sampai aku kaya raya.”            “Bukankah kau sudah kaya? Lalu untuk apa kau menginginkan uang yang lebih banyak lagi?”            “Aku memang sudah kaya. Tapi, aku harus menjadi  orang terkaya nomor satu di dunia.”            “Sebenarnya siapa kamu?”            “Kau tidak tahu siapa aku? ahhh. Sepertinya kita belum pernah kenalan. Perkenalkan saya adalah pemimpin di kota ini. Namaku Reonal Rowleys.”            Wanita itu mengepalkan kedua tangannya. Jadi dia ... dialah yang telah membuat banyak orang kesusahan. “Jadi kau ada pemimpin berengsek itu? hahahah ... aku tak menyangka bisa ketemu langsung dengan seorang pemimping yang terkenal berengsekk itu,” maki Kiana.            Merasa tak terima dengan hinaan yang diucapkan wanita itu. Reonal mendekat lalu melayangkan sebuah tanparan keras di wajah Kiana. Hingga wanita itu tersungkar di ranjang. Kiana memegangi wajahnya yang memerah menatap benci lelaki tua itu.            Tapi lelaki tua itu segera menjambak rambut Kiana hinggah wanita itu memekik kesakitan. “Argkhhh ... lepaskan ...” lirihnya.            “Jaga baik-baik mulut kotormu itu. Jika kau masih menghinaku aku tak tahu bagaimana nasibmu setelah ini.”            Akhirnya wanita itu hanya bisa diam setelah menerima ancaman. “Dengar. Mulai hari ini kau akan bekerja. Cepat bersihkan tubuhmu ganti bajumu sekarang juga.” setelah itu Reonal pun meninggalkan Kiana.            Sesuai perintah lelaki tua itu. Kiana menurut, membersihkan tubuhnya dan mengganti baju yang telah disiapkan untuknya. Wanita itu kini menatap pantulan wajahnya di cermin. Wajahnya membengkak setelah tanparan keras itu dan juga sisa bekas tusukan pisaunya saat berusaha kabur beberapa hari yang lalu masih tercetak jelas di lehernya.            Dengan tatapan sendu, wanita itu menaburkan bedak di wajahnya untuk menutupi lukanya. Tak lama kemudian, dua lelaki berbadan besar masuk ke kamarnya. Merenyetnya paksa turun ke lantai sati di mana lelaki tua itu menunggunya.            Setibanya di lantai satu lelaki itu memaksa Kiana untuk berlutut. “Berikan rantai pada kedua kaki dan tangannya. Sehingga ia tak bisa kabur saat bekerja nanti.            “Baik, Tuan.”            Wanita itu hanya pasrah saat kedua kaki dan tangannya dibelenggu oleh rantai besi. Walau begitu ia masih bisa bejalan. Hanya saja ia tak bisa bejalan cepat. Karena rantai pada kakinya sangat pendek.            “Ayo berangkat!” pekik Reonal cepat.            Kiana pun dibawa oleh dua lelaki berbadan besar menuntunya masuk ke dalam kareta menuju tempat Kiana akan bekerja.            Tak lama kemudian, mereka pun tiba di sebuah kerumunan banyak orang yang tengah menunggu kedatangan mereka. Reonald, Kiana dan dua pengawal Reonald pun turun dari kareta.            Di hadapan Kiana kini terdapat sebuah panggung besar. Dan terdapat tulisan besar. “ANAK AJAIB DAPAT MENGOBATI SEGALA PENYAKIT.”            Kiana pun di tuntung naik ke panggung dan duduk di lantai. Sedangkan Reonald duduk di sebuah kursi yang telah disiapkan untuknya.            “OKEY. Kita kedatangan anak ajaib yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Siapa-siapa yang ingin berobat dengan anak ajaib ini kalian harus membayar dengan sepuluh keping emas!” teriak salah satu pengawal Reonal.            Beberapa dari mereka mejadi kecewa dan meninggalkan tesebut karena harga pengobatan Kiana sangat mahal. Namun, ada juga yang bersorak senang karena memiliki uang yang cukup untuk berobat.            Satu persatu warga di kota itu menaiki panggung membawa senak saudaranya yang sakit parah setelah membayar pengobatan. Dengan teletan Kiana mengobati mereka. Hingga berjam-jam lamanya Kiana mengobati pasien.            Wajah wanita itu mulai pucat pasih. Ia telah kehabisan tenaga ditambah ia tak pernah di beri makan membuatnya semakin lemah. Kiana terdiam sejenak, pandangannya mulai mengabur. Ia tak kuat lagi.            Hingga sebuah tendengan keras membuatnya tersungkar. “Apa yang kau lakukan! Cepat obati mereka.” Susah payah Kiana berusaha untuk bangkit dan kembali mengobati pasien.            Tak lama kemudian, hari mulai gelap. Masih ada sekitar lima puluh orang yang harus Kiana sembuhkan.            “Bisakah ... kita melanjutkannya besok ... aku sudah tidak kuat lagi ... kepalaku sangat sakit ...”            “Tidak bisa! Kau harus menyembuhkan mereka sekarang juga!” bentak Reonald. Jadi mau tidak mau wanita itu kembali melanjutkan penobatannya hingga batas kesanggupannya. Wanita itu tak sadarkan diri.            “Dia pingsang, Tuan.”            “Sial! Padahal masih ada beberapa orang lagi.” Reonald dan pengawalnya pun kembali ke mension setelah memberitahuna para penduduk sekitar akan kembali besok. Dua pengawal Reonald pun melempar tubuh Kiana asal di atas ranjang lalu keluar dan menguncinya. Kedua mata itu terbuka sejenak dengan butiran air mata yang kembali mengalir. Menggerakkan tubuhnya saja sangat sulit apa lagi jika memperbaiki posisinya. Wanita itu hanya bisa menangis dalam diam di kamar itu. “Drake ... kau di mana ...” lirihnya. ****            Drake kembali ke tempat di mana tempat fastival tempat mereka berpisah. Saat ini tempat itu sangat ramai bukan karena fastival tapi karena ada pasar. Sehingga banyak manusia yang berlalu –lalang di sekitarnya.            Seperti biasa lelaki itu menanyai orang-orang yang melewatinya. Tapi ia masih tetap belum menemukan petunjuk. Lelaki itu semakin gusar. Apa lagi banyak orang yang tengah mengincar Kiana. Jadi ia tak bisa membiarkan wanita itu sedirian. Drake bersandar pada dinding menatap sendu sekelilingnya yang ramai pengunjung. Ia tak tahu harus bagaimana lagi mencari wanita itu.            “Ukhhhh ... ukhhhh ...” lagi-lagi ia terbatuk-batuk dan mengeluarkan darah. Lukanya masih sangat parah setelah siksaat yang di berikan oleh Raeikart padanya. Untungnya ia menemukan baju untuk dapat menyembunyikan luka pada tubuhnya.            Tapi tidak dengan muntahan darahnya. Seketika pasar itu menjadi ricuh ketakutan melihat Drake yang terjatuh dengan banyaknya darah di sekitarnya.            “Kau di mana ...” lirihnya lemah sebelum kegelapat menghampirinya. ****            Di malam hari, seorang lelaki berbaju compang-camping kini mengawasi sekitarnya akan melancarkan aksinya untuk merampok. Saat ini pasar menjadi sepi karena sudah malam. Diam-diam lelaki itu mendekati beberapa tokoh yang tutup. Di dalam toko itu pasti ada makanan yang tersimpan dan pemiliknya pasti tidak ada karena kembali ke rumah masih-masing.            Dengan sebuah besi yang ia bawa, lelaki itu berusaha membuka paksa kunci toko tersebut. Hingga sebuah selebaran berita yang sangat mengejutkan membuatnya menghentikan niat jahatnya.            Lelaki yang bernama Jon itu kaget dengan apa yang tertulis pada selebaran yang tertempel pada dinding toko. “ANAK AJAB DAPAT MENGOBATI SEGALA PENYAKIT.”            “Apa jangan-jangan anak ajaib yang dimaksud adalah Kiana? Apa Kiana dalam masalah yah?” Jon pun merobek selebaran tersebut lalu memasukkannya ke dalam kantongnya. Lalu meninggalkan tempatnya kembali ke terowongan bawah tanah.            Tapi, lagi-lagi ia harus menghentikan langkahnya saat melihat seekor hewan atau dalam pandanagn Jon adalah seekor burung terbaring di sana. “Wahhh, lucunya. Sepertinya dia terluka ...” gumamnya sambil memegangi naga kecil itu lembut. Setelah itu Jon pun membawa naga kecil itu ke tempatnya di terowongan bawah tanah. TBC  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD