BAB 63

1205 Words
             “Krein!” pekik Kiana kaget. Segera Kiana menghampir sahabat barunya. Berusaha menutupi bagian dalam kamar untuk memudahkan Drake untuk bersembunyi.              “Ada apa, Krein?” tanya Kiana gugup. Ia takut ketahuan jika ia tinggal bersama seorang lelaki.              Melihat tingkah Kiana yang sangat mencurigakan membuat wanita itu ngotot untuk masuk. Tapi Kiana terus menghalangi Krein untuk melihat ke dalam kamar.              “Ada apa, sih? Apa kau menyembunyikan sesuatu dariku?”              “Ha ha ha ... mana mungking.”              “Kalau begitu ijinkan aku masuk.”              Akhinya dengan terpaksa wanita itu pun membiarkan Krein masuk. Untungnya Drake telah bersembunyi jadi saat Krein masuk wanita itu tak melihat Drake.              “Ternyata dugaanku benar. Kau menyembunikan sesuatu dariku,” kata Krein saat ia tiba di dalam kamar. Jelas membuat Kiana kaget dan panik.              “Apa dia melihat Drake?” tanya Kiana  pada dirinya sendiri.              “Maafkan aku ... aku tidak berma_”              “Makanan enak begini kau sembunyikan dariku kau sungguh pelit,” kata Krein memotong perkataan Kiana.              “Jadi karena makana. Aku kira dia melihat Drake,” batin Kiana lega.              “He he he ... maafkan aku. Aku tak bermaksud untuk menyembunyikannya. Baru saja aku ingin mengantarkan makanan ini ke kamarmu.”              “Oh. Benarkah? Kalau begitu aku makan di sini saja yah. Bolehkan?”              “Tentu saja.”              “Asikkk ... terima kasih Kiana. Kau memang sahabat yang baik ...” pekik Krein senang lalu bejalan mendekat dan mulai menyantap makan yang tersedia di atas meja dengan lahap.              Sesekali Kiana memperatikan sekelilingnya mencari di mana Drake bersembuyi dan tak lama kemudian bola matanya pun menangkap siluet naga hitam berada di bawah ranjang.              “Bertahalah ...” batin Kiana penuh harap.              “Ada apa Kiana? Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu?”              “Ahhh? Tidak ada kok. He he he ...”              “Kau tidak makan?”              “Baru saja aku makan. Aku sudah kenyang.”              “Apa aku boleh menghabiskan makan ini? ini sangat lezak dan kebetulan aku belum punya bahan makanan di kamarku.”              “Tentu saja. Tidak apa kau menghabiskannya.” Dalam hati Kiana memiliki firasat buruk tentang hal ini.              Drake belum makan dan makana yang lelaki itu masak tak lama lagi habis. “Maafkan aku, Drake.”              Di sisi lain, Drake yang bersembuyi di bawah ranjang menatap Krein dengan tatapan membunuh. Ia sangat kesal melihat wanita itu memakan semua masakannya.              Kreuttt ...              Suara perutnya terus berbunyi. Ia sangat lapar. Dan saat ini ia hanya bisa menatap makananya habis satu persatu.  Sungguh sial nasibnya. ***              Tak terasa tiga jam telah berlalu dan Krein masih saja berada di kamar Kiana. Kiana dan teman barunya terus bercerita di atas ranjang hingga lupa waktu. Bahkan Kiana pun sudah melupakan Drake yang berada di bawah ranjang.              Seluruh tubuh lelaki itu sangat sakit dan pegal. Ia terhimpit oleh ranjang dan lantai membuatnya tak bisa bergerak leluasa. Dan pada akhirnya lelaki itu pun tertidur di bawah ranjang dalam keadaan terhimpit.              “Ahhh. Aku sudah sangat ngantuk. Sebaiknya aku kembali ke kamarku.” Akhirnya kalimat yang ditunggu-tunggu pun keluar. Kalimat pamit yang sangat Kiana nantikan kini terucap di bibir sahabat barunya.              “Emm. Aku juga sudah sangat ngantuk,” jawabnya.              “Kalau begitu aku pergi dulu yah. terima kasih makanannya.” Krein pun mulai melangkah menuju pintu keluar.              Krooo ...              Saat Krein akan keluar dari kamar Kiana saat itu juga ia mendengar suara aneh dari bawah ranjang. Wanita itupun berbalik menatap Kiana. “Apa kau mendengar sesuatu?”              “Ah? Dengar apa sih. He he he. Aku tidak mendengar apa-apa,” ujar Kiana berbohong. Dalam hati ia sangat takut ketahuan.               Krrooo ..              Lagi-lagi suara ngorok terdengar nyaring. “Eisss. Drake sialannn ...” maki Kiana dalam hati. saat ini ia sangat kesal.              “Eh. Kau dengar? Suaranya semakin keras dan itu terdengar dari bawah ranjangmu.”              Saat itulah detak jantungnya berdatak sangat kenacang. Krein bejalan kearah ranjang Kiana dengan wajah serius.              “Itu tidak mungkin, Krein. Dari tadi pagi kan kau lihat sendiri tak ada siapa pun di sini.” Kiana berusaha mengahalangi Krein mendekati ranjangnya. Salah satu kaki Kiana mencoba untuk membangunkan Drake yang tertidur tanpa Krein sadari.              “Tapi aku mendengar sangat jelas suara itu.”              “Itu mungkin hanya perasaanmu saja.”              Krrooo ...              Lagi-lagi suara itu terdengar dan kali ini suaranya sangat besar. “Aku pasti tidak salah. Sepertinya ada seseorang di bawah ranjangmu.” Krein pun berjalan semakin dekat dengan ranjang Kiana dan saat wanita itu akan mengintip bawah ranjang saat itu jugalah seekor tikus keluar mendekati kaki Krein.              “AAAAAAAA. ADA TIKUSSSS ...”Saat itu jugalah wanita itu mejerit ketakutan dan keluar dari kamar Kiana dengan terburu-buru.              Kiana pun menutup pintu dengan cepat. Drake keluar dari persembunyiannya disertai gelak tawa. Ia sangat senang melihat wajah ketakutan Krein. “Syukurinnn ... siapa suruh menghabiskan semua makananku ... ha ha. Eh_” Drake segera menghentikan gelak tawanya saat merasakan hawa membunuh di depannya.              “Sepertinya dia sedang marah ...” batinnya.              Dan dalam hitungan detik kemudian, Kiana pun memberikan pukulan bertubi-tubi di tubuh Drake hingga babak belur.              “Kau ini ... kau hampir saja membutku ketahuan. Suara ngorokmu itu sangat menganggu tau ...” maki Kiana yang masih setia memukuli Drake.              “Ampunnn. Aku janji tidak akan ribut lagi saat tidur ...”              Dan malam itu pun merupakan malam yang sangat panjang bagi Drake. Semalaman ia mendapatkan pukulan dan makian dari Kiana. Untungnya dia adalah lelaki yang penyabar dan pasrah saat Kiana memukulinya. ****              Pagi pun tiba. Hari ini adalah hari pertama Kiana akan masuk ke sekolah. Kini wanita tengah bercermin sambil memperhatikan tampilannya dan sesekali wanita itu berputar-putar dengan wajah ceria.              Di atas ranjang. Seorang lelaki dengan sebuah benjolan di kepalanya terlihat murung melihat Kiana. Semalam ia tak bisa tidur akibat wanita yang ada di hadapnnya. “Semalam ia seperti iblis ...” batinnya.              Tok tok tokk              “Kiana! Apa kau sudah siap?” sebuah teriakan dari luar kamar membuat Drake panik. Secepat Kilat lelaki itu pun bersembuyi takut jika Krein melihatnya.              “Ahhh. Maaf aku terlalu lama.”              “Tidak apa-apa.”              “Yuk. Kita berangkat.”              “Emm.” Kiana dan Krein pun berjalan keluar dari kamar. Sebelum keluar Kiana pun menyempatkan diri menatap Drake. “Jaga kamar, yah.?” setalah itu ia keluar tanpa menunggu jawaban Drake. Saat pintu di tutup Drake pun menghela napas lalu kelaur dari persembuyiannya. ****              “Kira-kira kelas kita seperti apa yah. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan teman baru kita,” ujar Kiana. Keduanya kini tengah berjalan menuju ruang kelas sambil mengobrol.              “Iya. aku juga sudah tidak sabar lagi.”              Lama mereka berjalan. Akhirnya keduanya pun berhenti di sebuah ruangan yang kini tertutu rapat. Ruangan meraka sangat terpencil sehingga membuat mereka terlambat.              “Sepertinya kita terlambat. Apa kita masuk saja yah.”              “Iya. Nih. Kita terlambat. Aku takut sudah ada guru di dalam. Bagaimana jika kita kena marah,” ujar Krein yang sedikit takut.              “Kita beranikan diri saja. Kita tidak mungkin terus menunggu di depan pintu. Kita harus masuk.”              Lama mereka berunding di depan pintu akhirnya salah satu dari mereka pun meletakkan tangannya di knop pintu dan saat pintu terbuka saat itu juga seorang lelaki asing berjalan masuk dan menyenggol tubuh Kiana dan Krein dengan kasar.              “Kalian menghalangi jalan.” TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD