BAB 19 Kelvin Kembali

1206 Words
“Daisy ...” Sebuah igauan terucap dari bibir seorang lelaki yang masih setia duduk di atas pohon dengan kedua mata tertutup sempurnah. Ia telah memimpikan seorang wanita yang sangat ia cintai namun telah tiada. Lama-kelamaan tubuh lelaki itu pun limbung kesamping dan saat itu jugalah ia terjun bebas ke tanah. “Auu!” pekiknya saat tubuh besarnya itu terbentur keras pada tanah. Kiana yang sedari tadi meratapi kesendiriannya pun tak sengaja mendengar suara ringisan Drake. “Siapa di sana!” pekik Kiana. Wanita itu pun berdiri dan berjalan ke asal suara untuk mencari tahu apa yang telah terjadi. Mendengar suara Kiana membuat kesadaran lelaki itu kembali seperti semula. “Gawat,” batinya. Lelaki itu mulai panik saat Kiana berjalan ke arahnya. Dan saat Kiana tiba di pohon tempat Drake terjtuh. Saat itu lah Kiana memekik senang. “Kelvin!” teriak Kiana senang. Segera wanita itu pun berlari cepat mendekati naga kecilnya yang sangat ia rindukan. Segera wanita itu memeluk Kelvinnya erat tak membiarkan naga kecilnya itu pergi lagi. “Kelvin, akhirnya kau kemabali. Kau ke mana saja? Apa kau selama ini telah mencariku?? Maafkan aku yang meninggalkanmu di kota penuh vampire itu.” Sambil berceletoh panjang, Kiana membawa Kelvin ke tempat semula ia menangis setelah di tinggal lelaki yang selalu melindunginya. “Kau diam di sini, yah? Kau tidak boleh kabur lagi. Kalau kau pergi aku akan sendiri lagi. Dan aku tidak tahu harus ke mana setelah ini. Aku juga tak punya rumah untuk tinggal dan aku juga tak punya uang untuk membayar penginapan ...” lirih Kiana sambil memasukkan naga kecilnya di dalam kandang yang telah ia buat sebelumnya. Wanita itu duduk di tempatnya semula. Lalu mengambil buku yang selama ini ia bawa. “Masih belum ada tulisan apa pun di dalamnya ...” lirih wanita itu sambil membolak-balik buku sihir pemberian neneknya sebelum meninggal. Ia tak tahu kapan ia akan bisa membaca isi dari buku yang ada di dalamnya. “Apa aku tak punya kekuatan sihir yah sehingga aku tak bisa melihat jelas isi dari buku sihir ini?” Kiana mulai bertanya-tanya. Apa kah suatu saat ia bisa membaca buku itu seperti neneknya atau tidak. Suara perut Kiana berbunyi. Wanita itu pun memegang perutnya yang mulai kelaparan. “Aku sangat lapar ...” gumam Kiana pelan. Kiana pun mengambil kandang yang berisi naga kecilnya. “Sebaiknya kita pergi cari makan ...” ujar wanita itu. Kiana pun memulai perjalanannya untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan. lama mereka berjalan. Akhirnya wanita itu pun memekik senang saat melihat sebuah batang pohon yang ditumbuhi buah-buahan segara dan lebat pula. “Wahhh. Lihat pohon itu banyak sekali buahnya!” pekiknya senang. Segera Kiana pun berlari kegirangan untuk mendekati pohon besar itu. “Wahhh. Sepertinya buah ini enak dimakan. Tapi kira-kira ini buah apa yah?” tanya Kiana pada dirinya. “Masa bodoh ah. Yang penting aku bisa mengisi perutku sekarang juga. Aku tak punya waktu untuk berpikir apa kah buah ini bisa aku makan atau tidak.” “Kelvin ... kau duduk manis di sini yah. Kau tak boleh pergi kemana-mana. Okey. Aku akan memanjat dulu untuk mengambil buah-buahan yang ada di atas sana,” kata Kiana sambil meletakkan Kevin agak menjauh dari pohon takut jika nanti ada buah yang menimpa kandang Kelvin. “Saatnya memanjat. Semangat Kiana ini demi kelangsungan hidupmu,” batin Kiana sambil menyemangati dirinya sendiri. Wanita itu pun mulai memanjat di pohon besar itu. Kadang Kiana tergelincir dan hampir jatuh tapi untungnya wanita itu bisa mengatasinya dengan mudah. “Gadis bodoh itu bikin cemas saja,” batin Drake/Kelvin yang sedari tadi memperhatikan Kiana yang memanjat. Kadang saat ia melihat Kiana akan jatuh lelaki itu semakin panik dan setelah beberapa menit Drake/ Kelvin pun bisa menjadi tenang saat wanita kini berada di atas pohon besar itu. “Sepertinya dia sudah aman,” batin Drake/ Kelvin. Naga kecil itu itu pun bisa duduk tenang sambil memperhatikan Kiana yang sedang memetik buah. “Ahhh ... dia benar-benar mirip dengan wanita itu ...” lirih Drake/ Kelvin. Ada banyak kesamaan dari Kiana dan wanita yang ia cintai. Mulai dari sifat dan tingkah lakunya sangat mirip sehingga membuat Drake semakin bimbang. Sambil memetik buah sesekali wanita itu makan di atas pohon dengan lahap. Hampir tiga puluh menit wanita itu berada di atas pohon memetik. Buah yang ia petik ia lempar kan saja di tanah. nanti setelah ia turun barulah ia memunguut dan mengumpulkannya. Kiana melihat kebawah sejenak. “Sepertinya ini sudah cukup. Sebaiknya aku turun sekarang juga,” batin Kiana seteleh melihat buah-buahan yang ia petik telah terkumpul banyak. Wanita itu pun mulai memanjat turun. Drake/ Kelvin yang sedari tadi memperhatikannya kembali cemas. Ia takut Kiana akan terjatuh dan akan melukai wanita itu. Saat wanita itu akan tiba di bawah. Sisa beberapa langkah lagi dan wanita itu akan tiba di daratan. Namun, wanita itu memekik keras saat tiba-tiba ia terpelesat dan jatuh. Tubuh wanita itu pun mendarat di tanah dengan tidak elit. Spontan wanita itu memekik meringis kesakitan. Sambil mengusap pantatnya yang sakit akibat benturan yang keras itu. “KIANA!” Teriak Drake/ Kelvin tiba-tiba. Sambil memegangi bokongnya yang sakit akibat terjatuh tadi. Wanita itu memperhatikan ke kiri dan ke kanan. “Sepertinya tadi aku mendengar seseorang meneriaki namaku,” batinnya. “Gawat, “Batin Drake/ Kelvin. Lelaki yang telah menyamar menjadi naga kecil itu pun berpura tidur di kandangnya saat melihat Kiana menengok ke sana kemari untuk mencari asal suaranya tadi. Sambil melangkah tertatih Kiana mendekati naga kecilnya yang ia beri nama Kelvin. “Perasaan suaranya dari arah sini ...” gumam Kiana pada dirinya sendiri masih mencari suara yang ia dengar tadi. “Apa jangan-jangan ini hanya perasaanku saja, yah.” wanita itu pun berhenti mencari asal suara itu dan menatap Drake/ Kelvin naga kecilnya. “Dia tak mungkin bersuara. Di kan hanya hewan biasa.” Tak ingin mengambil pusing. Kiana pun membawa kandang berisi naga kecilnya mendekati pohon yang ia panjat tadi. Setelah meletakkan kandang itu. Kiana pun mulai memunguti satu persatu buah-buahan yang ia petik tadi. Mengumpulnya menjadi satu. sesekali wanita itu meringis kesakitan saat merasakan sakit pada lututnya. Namun ia tak perduli dan kembali memungut buah-buahnya. Setelah buah-buahan itu terkumpul semua barulah Kiana duduk di samping Drake/ Kelvin naga kecilnya sambil kembali mengisi perutnya dengan lahap. Saat sedang asyik makan wanita itu pun melirik Drake/ Kelvin naga kecilnya. Ia lupa naga kecilnya juga perlu ia beri makan. “Kelvin sayang. Bangun yah. ayok makan ....” ajak Kiana dengan lembut. Mendengat perkataan Kiana membuat Drake hampir muntah mendengarnya. “Sayang apaan ... lebay amat sih pake pangil sayang-sayang segala ....” batin Drake masih dengan menutup matanya berpura-pura tak mendengar ucapan Kiana. Kiana pun membuka kadang Kelvin dan mengeluarkannya. “Bangun sayang. Ayo makan ...” sekali lagi Drake jijik mendengar kata sayang itu. Menurutnya itu terlalu lebay. Karena naga kecilnya masih betah menutp kedua matanya. Dengan kasar Kiana menggoyang-goyangkan tubuh naga kecil itu. “Sayang ayo bangun. Sayang ayo bangun!” pekik Kiana berusaha membangun Kelvinnya yang sangat susah untuk di bangunkan. “Saya ....” Saat Kiana akan kembali menyebut kata sayang naga kecil itu pun memeberontak dan mengigit kecil tangan Kiana sehingga membuat wanita itu meringis dan akhirnya melepaskannya. “Dasar wanita lebay. Enak saja paggil-panggil sayang ...”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD