BAB 28 Apakah Kekuatan Kiana Bangkit?

1183 Words
Matahari memancarkan cahayanya ke bumi, siluet cahaya itu menusuk masuk ke celah-cepah hutan yang penuh dengan pepohonan yang lebat dan besar-besar. Silau cahaya itu itu menyinari dua wajah lelaki dan wanita yang masih setia menutup kedua mata. Keduanya merasa enggan untuk membuka mata seakan kedua mata mereka telah dilem. “Berat sekali ...” lirih Kiana merasakan ada benda besar yang menindihnya walau begitu ia masih betah dengan menutup kedua matanya. Ia merasa sangat hangat dan sayang jika di lewatkan. Merasakan ada pergerakan dari tubuh di bawahnnya membuat Drake yang semula malas untuk membuka mata akhirnya terbuka. “I ...” lelaki itu segera membekap mulutnya sendiri. Jika ia memekik maka wanita yang ada di bawahnya pasti akan bangun dan akan memarahinya sekali lagi. Secara perlahan lelaki itu bangkit. Tapi, lagi-lagi wanita yang ia tolong semalam malah mengeratkan pelukannya. Seakan tak ingin ia pergi. “Gadis bodoh ini ... jika ia bangun aku yang akan kena marah ...” lirihnya. “Sepertinya aku harus berubah menjadi naga kecil untuk melepaskan diri dari pelukan gadis bodoh ini,” batin Drake. Setelah itu lelaki itu pun mengucap mantra dan saat itu lah tubuhnya mengecil dan berubah menjadi naga kecil. Lelaki itu tersenyum senang, akhrinya ia terbebas dari pelukan Kiana yang sangat menyesakkan. Naga kecil itu pun merangkak turun dari tubuh Kiana secara perlahan. “Arkh_” lelaki itu pun kembali memekik kesakitan saat tiba-tiba wanita itu membalik tubuhnya dan tak sengaja menindih ekornya. Sambil menahan sakit lelaki itu membekap mulutnya, ia tak ingin membangunkan Kiana. *** Hampir dua jam Drake bertahan pada posisinya yang menahan sakit pada ekornya yang tertindis. Dan tak lama kemudian wanita yang menindih ekornya pun bangun. “Akhirnya ...” lirih lelaki itu. Saat wanita itu bangkit dari tidurnya. Kiana menguap lebar dan merentangkan kedua tangannya ke atas. Seakan ia tak punya beban sama sekali dan tidurnya sangat nyenyak. “Akhirnya kau bangun juga,” kata Drake atau naga kecilnya membuat wanita itu terlonjat kaget. “Kau!” pekiknya. Seketika ia kembali mengingat kejadian yang menimpanya semalam. “Ka ... kau siluman jad_ ...” pekikannya tergantikan oleh ringisan kesakitan saat tiba-tiba naga kecilnya berubah menjadi lelaki tanpan dan seketika menjitak kepalanya dengan cukup keras. “Enak saja sebut aku siluman jadi-jadian.” “Tapi, kenapa kau bisa berbicara dan kenapa kau bisa berubah menjadi Drake? Bukankah Drake sudah kembali ke kampung halamannya?” Wanita itu menjeda ucapannya sejenak. “Apa jangan-jangan selama ini kau membohongiku?” lanjut Kiana. Saat mengatakan kata Bohong suaranya terdengar lirih. Ia sangat terluka jika lelaki yang ia anggap sebagai penolongnya malah berbohong dan menipunya selama ini. Wanita itu menatap Drake penuh makna, meminta lelaki itu memberinya kejelasan. Drake menatapnya sejenak lalu menundukkan kepalanya. “Maafkan aku ...” lirihnya. Ia tak tahu harus menjelaskannya bangaimana. Tapi, jika ditanya selama ini dia berbohong maka ia tak bisa membantah hal itu karena memang dari awal ia telah berbohong. “Kenapa? Kanapa kau membohongiku ...” lirih Kiana. Kedua matanya mulai berkaca-kaca. Melihat kedua mata wanita itu membuat Drake tak tega. Jadi lelaki itu segera memeluknya untuk menenangkannya. “Maafkan aku. Aku tak bermaksud untuk membohongimu selama ini.” Wanita itu memberontak dalam pelukan lelaki itu dan membelakanginya. Drake menghela napas. Ia tahu hari ini pasti akan tiba. Tapi, ia belum siap. Ia tak tahu harus menjelaskannya dari mana. Drake menatap Kiana yang masih membelakanginya. Bunyi itu berasal dari perut Kiana. “Sepertinya dia sangat lapar,” batinnya. “Tunggu di sini. Aku pergi mencari makanan dulu,” kata lelaki itu sebelum melebarkan sayapnya terbang ke langit untuk mencari makanan untuk Kiana. Dalam pencariannya, lelaki itu terdiam sejenak di hadapan sebuah laut kecil yang temui. Lelaki itu pun memeriksa punggung dan kedua sayapnya. “Aneh ... kenapa tubuhku bisa sembuh secepat ini,” batinnya. “Apa janga-jangan kekuatan Kiana mulai bangkit, yah.” “Itu tidak mungkin. Umur gadis bodoh itu masih tujuh belas tahun. Belum genap delapan belas.” Setelah bergelut panjang dengan pikirannya sendiri. Lelaki itu kembali melanjutkan perjalannya untuk mencari makan untuk Kiana. Ia tak bisa membiarkan wanita itu kelaparan sangat lama. Setelah menemukan makanan yang cukup banyak lelaki itu pun kembali ke tempat di mana Kiana berada. Saat lelaki itu mendarat di tanah. Ia lihat wania itu masih betah dengan menatap korong hamparan tanah di hadapannya. “Sepertinya dia masih marah aku membohonginya,” batin Drake dan hanya bisa menghela napas. Ia harus tetap sabar menghadapi Kiana yang terlihat seperti anak-anak kecil yang sedang ngambek. Drake mendekat dan meletakkan buah-buahan yang ia temui tadi di hadapan Kiana. “Makan, lah. Kau pasti lapar.” “Aku tidak mau,” gumam Kiana cepat. “Ya sudah kalau tidak mau makan ...” ujar lelaki itu kesal dan berjalan mendekati sebuah pohon besar. Lelaki bersandar di pohon itu yang memiliki jarak sekitar dua meter dari Kiana. Lelaki itu memakan buah-buahan yang ia temui tadi dan sesekali memperhatikan Kiana yang masih saja ngambek. Lama lelaki membiarkan Kiana. Lelaki itu mulai kesal bukan main. Sepertinya ia harus mulai menjelaskan alasan ia berbohong. “Dengar ... awalnya aku juga tak ingin menjagamu. Tapi, jika bukan karena nenenk mu itu maka aku melakukannya.” Mendengar kata nenek wanita itu pun fokus mendengarkan penjelasan Drake walau wanita itu masih saja membelakanginya. “Dua tahun sebelum dia meninggal. Nenekmu menemuiku dan memintaku ingin merawatmu setelah dia tiada. Dan saat itu, tiga hari setelah kematian nenekmu aku tak sengaja terjatuh dari atas pohon dan kau menemukanku dalam bentuk naga kecil. Saat itu kau sangat bahagia dan sangat senang menemukanku.” “Awalnya aku hanya ingin mengawasimu secara diam-diam. Tapi, pertemuan kita saat itu membuatku mengubah rencana jadi aku ingin melindungimu secara terang-terangan. Tapi saat kau melihat wujudku sebagai lelaki kau seakan tak ingin aku ikut denganmu. Jadi mau tidak mau aku harus berbohong dan menjadi naga kecil untuk bisa menjagamu.” Drake menatap Kiana yang masih membelakanginya. “Maafkan aku yang selama ini membohongimu. Tapi, sungguh aku tak bermaksud ingin berbohon hanya saja aku tak tahu haru bagaimana aku bisa menjagamu.” Sekali lagi lelaki itu menghela napas saat Kiana masih saja membelakanginya dan seakan menganggap penjelasannya itu angin lalu. Tapi, biarlah. Jika Kiana memang ingin dia pergi maka ia bisa menjaganya secara diam-diam. “Setidaknya kau harus makan. Aku tak ingin kau sakit karena tak makan apa-apa,” kata lelaki itu. Tapi Kiana masih tak menanggapinya. Drake berusaha tersenyum. Sepertinya ia harus pergi, Kiana tak mungkin menginginkannya untuk tetap tinggal. “Aku mohon makan lah walau sedikit. Kalau kau memang tak ingin aku tinggal di sisimu lagi maka aku akan pergi sehingga kau tak akan melihatku lagi ...” lirihnya. “Sepertinya dia benar-benar ingin aku pergi,” batinnya sedih saat wanita itu masih saja diam tak menanggapinya. Lelaki itu berbalik dan melangkah menjauh lalu berhenti dan menatap Kiana. “Kalau begitu aku pergi ...” lirihnya. Masih tak ada tanggapan. Lelaki itu kembali melangkah menjauh. “Aku benar-benar pergi loh ...” “Kau tak akan menyesalkan ...” Lelaki itu pun mengepalkan kedua tangannya. Lalu melebarkan kedua sayapnya. Kali ini ia akan benar-benar pergi. “Selamat tinggal ...” lirihnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD