BAB 27 Penyelamatan Drake

1140 Words
Naga kecil yang ia beri nama Kelvin itu pun berubah menjadi sosok lelaki yang sangat tampan. Melebarkan kedua sayapnya dan membungkus tubuh kurus Kiana. Membiarkan serangan yang dilemparkan oleh Zion si pemimpin serigala itu mengenai tubuhnya. Ia jadikan tubuh dan kedua sayapnya sebagai tameng untuk melindungi wanita yang saat ini ia peluk sangat erat. Tak akan membiarkan Kiana terluka sedikit pun walau hanya seujung jari. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Kiana dan tak akan membiarkan masa lalu kelam itu terjadi lagi. Lelaki itu mengerang kesakitan. Darah merambas keluar dari tubuh dan kedua sayapnya saat itu juga ikut berdarah. Kedua kakinya sudah mulai lemas seakan tak ada tulang di tubuhnya. Sekuat tenanga ia berusaha untuk tetap bertahan demi wanita yang ada di pelukannya. Saat Zion berhenti menyerang. Saat itulah kaki lelaki itu lemas. Ia hampir saja jatuh, jika saja Kiana tak memegangnnya. Wanita itu menegadah dan berusaha menatap jelas wajah lelaki yang memeluknya tadi. “Kau ...” lirihnya. Lelaki yang selalu menolongnya dan yang ia kira sudah kembali ke kampung halamannya kini berada di hadapannya. Dan sekali lagi lelaki itu menolongnya. Kedua mata wanita itu bekaca-kaca, perasaannya telah bercampur aduk, antara sedih, cemas, bahagia, dan sekaligus marah karena selama ini lelaki itu telah membohonginya. Sang pemimpin serigala bernama Zion itu melangkah mendekat. “Serahkan wanita itu padaku. Maka aku akan melepasmu, Drake ...” Pandangan lelaki itu mulai kabur. Namun, walau begitu ia tetap berusaha mempertahankan kesadarannya. “Tidak akan ...” lirihnya. Dan sekali lagi pemipin serigala itu kembali melemparkan serangan. Tubuh dan kedua sayap lelaki itu mulai terluka parah. Darahnya menetes sangat banyak di lantai. Dalam pelukan lelaki itu. Kiana mulai menangis dan ketakutan, tubuhnya gemetar kala ia mendengar ringisan dan pekikan kesakitan dari lelaki penyelamatnya. Zion kembali mengehentikan serangannya. “Serahkan wanita itu sekarang juga!” pekinya marah. Drake mulai terbatuk-batuk dan memuntahkan darah segar dari mulutnya. Walau begitu ia tetap berusaha melindungi Kiana. Wanita itu melepas pelukannya menatap Drake yang terlihat sangat kesakitan. “Biarkan aku tetapa di sini ... pergilah dan jangan mencemaskanku. Aku tidak apa-apa. Aku akan tetap di sini,” lirih Kiana. Ia tak ingin membuat Kelvin terluka. Maka ia akan merelakan lelaki itu pergi agar bisa selamat dari sang pemimpin manusia serigala. Lelaki itu menggelengkan kepalanya. “Ti ... tidak. Aku tak bisa membiarkanmu dalam bahaya. Aku ... aku yang akan melindungimu ...” kata lelaki itu sambil menghapus air mata Kiana lembut. “Tidak ... kau bisa mati ... jangan pedulikan aku. Pergilah yang jauh dan jangan kembali ke sini,” Drake tersneyum miris. “Aku tak akan mati.” “Tapi, tubuhmu ...” lelaki itu masih setia mengahapus air mata Kiana lalu kembali memeluknya erat. “Aku tidak apa-apa. Kau tidak usah cemas.” “Sepertinya aku harus melarikan diri. Aku tak bisa melawannya ...” batin lelaki itu yang masih memeluk Kiana begitu erat. Sekilas lelaki itu memperhatikan atap mension mewah milik Zion sang pemimpin serigala. “Sepertinya aku bisa melarikan diri dengan menghancurkan atap mension ini,” batin lelaki bernama Drake itu. Melihat Drake yang memeluk erat wanita yang seharusnya menjadi miliknya membuat Zion semakin marah. Ia tak bisa membiarkan Drake menghalanginya untuk mendapatkan keturunan terakhir dari sang Dewi. “Aku akan menghitung satu sampai tiga. Jika kau masih tak ingin menyerah maka jangan salahkan aku jika kau harus mati saat ini juga!” pekik Zion sekali lagi. “Satu ...” “Dua ...” mendengar suara Zion yang mulai menghitung semakin membuat wanita itu takut. Jika ia tetap berada di pelukan Drake, lelaki itu benar-benar akan mati. Dan ia tak ingin itu terjadi. Kiana mulai memberontak dalam pelukan Drake. Tapi lelaki itu tetap bersikeras untuk memeluknya. Tak membiarkan wanita itu pergi. “Ti _” Zion pun menghentikan hitungannya. Karena saat hitungan ketiga, tiba-tiba Drake memeluk erat Kiana dan terbang ke atap mensionnya. Lalu menghancurkan atap mension tersebut membuat Zion mengepalkan tanganya. Ia sangat marah saat ini. “Bagaimana ini, Tuan? Harus kah kita mengejarnya?” tanya salah satu bawahannya. Zion memperhatikan sekelilingnya yang telah hancur akibat pertarungan mereka. Mension yang sangat indah dan megah miliknya telah hancur. “Tidak perlu. Kita harus memperbaiki mension ini dulu.” “Baik, Tuan.” Para bawahannya pun bergotong royong untuk memperbaiki mension mereka. Sang pemimpin serigala menatap atapnya yang telah hancur dan kini memperlihatkan langit malam yang begitu gelap. “Kali ini aku melepas dan membiarkanmu pergi. Tapi, suatu saat nanti aku akan merebut wanita itu kembali,” batin Zion. *** Drake dan Kiana terbang ke langit. Terbang setinggi mungkin dan berusaha kabur dari suatu tempat yang Kiana duga adalah surga. Ternyata ia salah, ia hampir saja terjebak oleh para serigala itu. Hampir lima menit mereka terbang ke langit. Drake membawa pergi Kiana berusaha menjauhkan wanita itu dari para serigala. Lama mereka terbang. Pandangan Drake semakin kabur dan tubuhnya kian melemah. Tak hanya itu darahnya masih saja mengalir dan menetes jatuh ke bawah. “Apa kau tidak apa-apa?” tanya Kiana cemas. Lelaki itu menatapnya. “Gadis bodoh,” gumam Drake pelan. “Apa kau bilang!” pekik Kiana tak terima. “Aku bilang kau gadis bodoh.” “Kau _” tadinya wanita itu ingin kembali memaki. Namun, ia urunkan niatnya karena menatap wajah lelaki penolongnya itu kini tersenyum padanya. “Syukurlah kau tidak apa_” dan saat itu lah pandangan lelaki itu pun menghitam. “YAK! JANGAN PINGSANG DULU!” Pekik Kiana panik. Karena mereka masi berada di atas langit. Saat itu lah keduanya terjun bebas di udara. Kiana memeluk erat tubuh Drake yang tak sadarkan diri. Ia harus melakukan sesuatu. Jika mereka jatuh ke bawah bisa di pastikan keduanya akan mati. Wanita itu menutup kedua matanya lalu membalik tubuhnya sehingga tubuh Kiana yang berada di bawah dan Drake berada di atasnya. Setidaknya hanya ini lah yang bisa ia lakukan. Saat keduanya terjatuh lelaki penyelamatnya tidak akan merasakan sakit yang sangat amat. Kiana berusaha tersenyum dan kembali mengingat masa-masa kebersamaanya dengan neneknya yang telah tiada. “Nenek ... tolong aku. Aku harus menyelamatkannya ...” lirih wanita itu masih memeluk Drake erat. Dan saat itulah sebuah cahaya putih menerangi tubuh keduanya. Secara perlahan, tubuh keduanya jatuh secara melambat. Dan saat menyentuh tanah mereka tak mereasakan sakit apa pun. Secara perlaha wanita itu membuka kedua matanya dan betapa kagetnya ia saat melihat tubuhnya dan tubuh lelaki yang selalu menyelamatkannya kini di selimuti cahaya putih yang sangat terang. “In ... ini ...” wanita itu tak bisa berkata-kata lagi saking kagetnya. Dan tak lama kemudian wanita itu juga ikut tak sadarkan diri masih dalam keadaan berpelukan. Tubuh Drake yang penuh luka, sayatan di mana-mana dan darah segar menghiasi tubuh dan sayapnya. Kini berangsur-angsur pulih. Seakan tubuh itu tak pernah terluka sebelumnya. Setelah itu cahaya putih yang menerangi keduanya pun menghilang secara tiba-tiba seakan tak ada yang terjadi. Dan Kiana ikut tak sadarkan diri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD