“Apa?” Seru Alle bersungut tanpa suara, seolah-olah tidak mengerti maksud dari sindiran yang baru saja Sena lemparkan. Sena hanya menarik napasnya panjang dan mengabaikan konfrontasi yang Alle buat, dirinya masih harus bicara pada sosok yang ada di seberang sana, kan? “Well, gue tahu yang lo maksud. Lo nggak mau pacar lo dengar gimana kita biasanya nyapa satu sama lain. Gitukan, Yang?” “Re!” “Hahaha canda, Sob. Ngomong-ngomong ada apa nih? Beneran gue nanya. Jangan dialihin ke topik yang lain.” “Nggak ada apa-apa, cuma mau telepon lo aja sebentar. Ya udah kalau begitu ya.” “Eh? Apaan deh, Sen? Kenapa sih lo?” “Nanti gue hubungin lagi, Re. Kalau syarat yang gue ajuin udah disetujui.” “Hah? Lo ngomong apa deh? Jangan bilang lo telepon cuma karena lagi dicuekin pacar lo? Buat ngisi wa

