Alle memejamkan matanya, menarik napasnya panjang dan berusaha untuk menghembuskannya perlahan. Sabar. Ia harus sabar. Meski entah berapa kali, harusnya Alle sudah merasa terbiasa dan tidak terkejut lagi karenanya, kan? Harusnya… atau Alle pantas dan layak saja untuk marah? “Gue kan udah bilang kalau gue nggak—” “Sekali ini lagi aja, Al. Sekali ini aja. Hm? Abis project ini aku janji nggak akan minta bantuan kamu lagi.” “Iya, Mbak Alle. Saya juga minta tolong kali ini lagi aja, hm? Ini penting untuk karirnya Mas Sena, Mbak Al. Mas Sena butuh acara ini biar publik lebih kenal kalau Mas Sena itu bukan orang yang kaku…” Fatur, manager sekaligus asisten Sen aitu ikut nimbrung, menambahkan apa yang memang sedang mereka perjuangkan, yaitu kesediaan Alle untuk menerima apa yang mereka minta.

