3

1323 Words
Erika kembali ke Apartementnya dan berusaha melupakan apa yang terjadi kemarin malam. Dia bersiap siap untuk pergi kekantornya untuk berkerja.   Erika tak dapat berkonsentrasi mengingat saat dia berciuman dengan Alden. Berondong tengil yang sepertinya sangat berpengalaman berciuman tidak seperti umurnya yang masih muda.   "Heh ngelamun aja sih non," kata Devi mengangetkan Erika. "Apaan sih dev, aku lagi mikir kerjaan nih." "kerjaan apa kerjaan, kayaknya lagi mikirin nih siapa gandengan yang akan di ajak ke kawinannya si Bela."   Erika menepuk jidatnya dia lupa tentang pernikahan Bela.   "Pasti kamu ga datang yaaa, kan tinggal hari sabtu besok dan sekarang udah hari senin," ejek Devi. "Tenang aja aku pasti datang, mana mungkin aku ga datang," balas Erika. "Kamu datang sendirian lagi ka??? Memang kamu itu jomblo abadi haha"  "Besok sabtu kamu liat aja aku bawa pacar aku "   "Serius kamu Ka udah punya pacar, aku seneng banget tau ga sih Ka.. sumpah aku seneng banget," ujar Devi melebih lebihkan walau pun sebenarnya Devi sangat senang. "Akh cerewet banget sih kayak si Erik aja trus ngapain kamu ke ruangan aku. Emang kerjaan kamu udah beres semua?" tanya Erika. "Ooh iya aku lupa, tadi aku ketemu cowok cakep nan bening dilobby dan masih unyu unyu banget trus nanya ke Intan anak resepsionis di bawah. kebetulan aku lewat jadinya aku bawa tuh cowok. Tau ga sih si Intan yaa ampun gatel banget dia liat mahluk bening kayak gitu." Devi sambil menunjuk seorang pemuda yang berdiri diluar ruangan Erika.   Erika kaget dia melihatnya itu Alden.   "Ngapain tuh bocah kesini," ujar Erika pelan. "Ngomong apa sih Kak, pelan amat," "Dev kamu tolong bilangin kalo aku ga ada ditempat, lagi apa aja terserah yang penting bilang kalau aku ga ada ruanganku," "Yaa ga bisa cantik, aku dah bilang kamu ada," "Bilang aja aku tiba tiba ada meeting mendadak, gih sana cepet bilangin." Erika sambil mendorong tubuh Devi   Devi menjadi salah tingkah dan tidak enak sendiri. Devi pun berbicara dengan Alden. Erika tak tahu apa yang mereka bicarakan tak lama kemudian Alden pun pergi. Erika melihat itu sambil menghela napas lega.   "Untuk sementara aku aman,"  gumam Erika pelan pada dirinya sendiri.   Memang Erika banyak kerjaan dan dia memang akan meeting tapi siang jadi Erika tidak berbohong hanya tentang masalah jam nya saja yang berbeda.   Sudah waktu nya Erika pulang tapi berkas berkas nya masih menyisakan beberapa untuk dia bereskan, Erika memilih menunda waktu pulangnya sebentar toh pulang cepat juga ke apartementnya dia hanya sendirian.   ******** Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam. Erika berjalan ke arah lobby, dia melihat sosok pria yang seperti dia kenal. Memakai topi dan jaket menunggu di sudut pintu keluar gedung kantor Erika.   "Alden," Erika tak percaya Alden masih menunggunya. "Haii." Alden dengan senyum tipis dan melihat Erika tajam. Erika melihat senyum Alden seperti akan meleleh, Erika benar benar terpesona melihat Alden. "Ngapain kamu disini?"tanya Erika. "Nunggu kamu" jawab Alden. "Dari tadi siang??" Kata Erika tak percaya. "Menurut kamu bagaimana??" Alden malah balik bertanya.   Erika memutar matarnya jengah melihat kelakuan Alden.   "Ayoo pulang," Alden lalu menarik lengan Erika. "Eeh mobil aku di basement,"  "Naik motor aja, mobil kamu nanti aku yang urus." Alden lalu mengambil ponselnya menghubungi seseorang.   Tak lama datang sebuah mobil hitam sedan mewah dan 2 pria berpakaian rapi.   "Mana kunci mobil mu?" tanya Alden sambil mengulurkan tangan pada Erika. Erika  memberikan kunci mobilnya dan Alden menyerahkan kunci mobil Erika kesalah satu pria tersebut. Mobil sedan hitam itu pun langsumg menuju ke basement.   "Ayo cepetan naik" ujar Alden dari atas motornya. "Yaa ampun bocah, kamu ga liat penampilan aku."   Alden pun melihat Erika dari bawah sampai atas dengan menyerengitkan kedua alisnya.   "Emang kenapa?" Tanya Alden. "Bocah aku tuh pake rok, kamu yang bener aja suruh aku naik motor mu itu" Erika menunjuk motor Alden.   Alden turun dari motornya dan menggendong Erika dengan paksa. Alden menggendong Erika dengan cara dipanggul bagai karung beras, Erika memberontak tapi langsung terdiam saat Alden menepuk pantatnya dengan sedikit remasan tapi hanya sebentar lalu Erika berusaha melepaskan diri dari Alden.   "Bisa diam ga sih, mau p****t kamu aku remas lagi," kata Alden. Erika memilih diam dari pada pantatnya jadi sasaran.   Alden mendudukan Erika di sadel motornya dan memberikan helm juga jaketnya untuk menutupi paha mulus Erika. Erika sangat malu dengan perlakuan Alden untung kantor sepi jadi Erika tak harus malu jika dilihat karyawan yang lain.   Erika menikmati perjalanan malam mereka. Erika hampir tak pernah naik motor, naik motor pun dengan adiknya Erik. Motor Alden sampai di sebuah restoran yang terkenal. Erika dulu pernah ingin makan disitu tapi tak bisa karena melakukan resevarsi terlebih dahulu.   "Ayo turun." Alden melihat Erika. Erika melihat Alden heran, kenapa mereka kesana. "Kamu temenin aku makan ana," "Aku udah makan" jawab Erika.   "Krucuk..krucuk" Bunyi perut Erika yang keroncongan.   Alden tertawa mendengar suara keroncongan dari perut Erika. Wajah Erika jadi merah padam, dia merutuki perutnya yang tak bisa diajak kerja sama. Maksud Erika ingin menolak ajakan makan malam Alden tapi perutnya malah tak bisa diajak kompromi.   "Ayoo masuk, apa kamu mau aku gendong lagi kayak tadi ana?" Alden melirik Erika dengan nakal.   Erika membulatkan matanya dengan kesal. Baru kali ini dia ketemu seorang pria yang sangat menjengkelkan. Erika terpaksa masuk ke dalam restoran itu dari pada dia harus paksa masuk kedalam. Erika akhirnya mengekori Alden dari belakang dengan wajah masam. Erika berfikir tak mungkin bisa makan disana tanpa reservasi terlebih dahulu tapi dugaan Erika salah, Alden masuk dengan santai sambil merangkul pundak Erika. Ingin Erika menolaknya tapi ancaman Alden membuat Erika mengurungkan niatnya.   "Kalo kamu ga nurut gue gendong lagi kayak tadi lagi loh," bisik Alden ditelinga Erika.   Erika benar benar kesal setengah mati dengan perlakuan berondong tengil nan cakep ini. Seandainya Alden pacar Erika sudah pasti itu makan malam romantis mereka. Erika memilih menu makanan, dia tak peduli kalau nanti Alden mengira dia wanita yang banyak makan. Erika dan Alden makan dengan santai.   "Wow hebat juga kamu makanan sampe habis licin begitu." Alden melihat cara makam Erika yang tak seperti wanita yang lainnya. Banyak wanita takut gendut dan memilih milih dalam makanan tapi itu semua tak berlaku pada Erika. "Kata orang yang terlebih tua pamali ga menghabiskan makanan dan aku juga laper. Tadi kan kamu denger sendiri tadi perut aku keroncongan," jawab Erika cuek.   Alden tertawa sendiri saat mengingat bunyi keroncongan dari perut Erika.   "Ana kamu suka ga disini?" tanya Alden. "Yaa suka lah, tau ga aku dulu pernah mau makan disini tapi ga bisa karena belum reservasi," "Sama siapa kamu mau makan disini?" Tanya Alden curiga.  "Iih bocah kepo dech," "Aku ga suka pacar aku makan sama orang lain," kata Alden dingin.  "Hadeeh suka suka aku dong mau makan sama siapa aja. Aku juga makan sendiri kok, aku kan jojoba alias jomblo jomblo bahagia. Eeh iya tadi barusan kamu bilang apa? Aku pacar kamu? Sejak kapan aku setuju jadi pacar kamu. Jangan mimpi deh." Erika kesal tapi Erika jadi bingung sendiri kenapa dia harus menjelaskan pada Alden dia makan sendiri. "Sudah aku bilang kamu harus tanggung jawab karena udah grepe grepe body aku. Aku tuh pacar kamu ana," Alden berkata dengan tegas.  "Bocah..bocah.. capek aku ngomong sama bocah, susah ngertinya. Sorry yaa aku ga suka pacaran sama berondong," kata Erika jengah.   Makan malam pun berlangsung dengan saling melemparkan bercandaan antara Erika dan Alden. Erika tertawa mendengarkan lelucon Alden. Setelah makan malam Alden mengantarkan Erika pulang ke apartementnya. 2 pria yang berpenampilan rapi tersebut sudah ada di depan pintu masuk lobby apartement Erika dan menyerahkan kunci mobil Erika ke Alden. Setekah itu 2 pria itu pun pergi meninggalkan Erika dan Alden.   "Al tau dari mana alamat apartemen aku?" tanya Erika. "Dari Erik," "Dasar tuh anak mulutnya memang ember bocor." Erika sambil ngomel ngomel sendiri.   Erika kaget saat Alden tiba tiba memeluknya dengan erat. Tubuh Erika menengang kaku dan Alden melihat wajah Erika dengan sangat dekat, Erika memejamkan matanya.. mengira Alden akan mencium bibirnya lagi.   "Kamu kenapa tutup mata?" tanya Alden dengan tertawa nyegir melihat Erika. "Eeeh itu aku.. aku.. mata aku kelilipan," sahut Erika yang malu dengan kelakuannya, bisa bisa nya dia menutup mata dan mengharapkan dicium Alden.   Erika membalikan tubuhnya dengan cepat, segera masuk kedalam lobby apartementny. Alden dengan gerakan cepat menarik lengan Erika, memegang tengkuk Erika dan mencium bibirnya dengan sangat mesra.  Erika terlena dengan perlakuan Alden, dia menutup matanya  dan membalas ciuman Alden dengan mesra. Alden melepaskan ciuaman mereka setelah dia rasa cukup untuk malam itu. Erika langsung membalikan badannya tanpa melihat Alden, wajah Erika sangat merah dan merasakan tubuhnya bergetar dengan hawa panas.   Alden tersenyum melihat reaksi Erika...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD