BAB 23

1723 Words

Di dalam kamar rawat inap Rey menatap Jingga dengan perasaan bersalah. Penyesalan terlihat jelas dari wajah yang kini tampak pucat itu. “Maaf ,” lirih Rey. Tenggorokannya tercekat untuk sekedar berucap. Air bening yang mulai turun di pipinya membuat sang istri semakin tergugu. Jingga mengangguk tak kuasa menjawab sambil mengusap wajah basah suaminya. Sungguh, dadanya terasa nyeri melihat pria yang selalu menampilkan wajah iblis itu terlihat menyedihkan. Pintu ruangan terbuka menampilkan dua orang suster menghampiri dengan membawa kursi roda. “Mari, Pak kami pindahkan ke ruang perawatan,” ucap seorang suster membuat Jingga dan Rey saling pandang. “Pak Bara yang tadi meminta kamar perawatan untuk Pak Rey.” Salah satu suster yang mengerti kebingungan dua orang itu menjawab. “Saya di si

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD