bc

Kisah Embun

book_age18+
44
FOLLOW
1K
READ
family
HE
age gap
tragedy
bold
like
intro-logo
Blurb

*Sekuel dari Pernikahan Kedua Suamiku

Embun seorang wanita yang dipoligami karena mandul, hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai dari suaminya. Dia pun dikejar-kejar dan dicintai oleh seorang pria yang usianya jauh di bawahnya. Akankah Embun bersedia menerima cinta pemuda tersebut? Atau justru kembali pada mantan suaminya?

chap-preview
Free preview
Kehidupan Baru Embun
Semenjak bercerai dari Adhitama, Embun masih belum bisa sepenuhnya melupakan Adhitama. Entah, mungkin karena Adhitama cinta pertamanya. Namun, Embun tetap menjalani kehidupannya. Deni, terus saja berusaha mendekati Embun, meskipun sudah pernah ditolak oleh Embun. Deni tak pernah putus asa untuk mengambil hati Embun. Seperti siang ini, Embun baru pulang dari tempatnya bekerja di SMA Bina Bakti. Tanpa Embun sadari, Deni sudah ada di depan gerbang sekolah, saat Embun hendak keluar. “Halo, Bu Guru, sudah pulang, ya?” tanya Deni. Embun yang kaget langsung menoleh. Dia menatap Deni dengan pandangan tak percaya. “Kamu ngapain di sini?” tanya Embun dengan mata melotot. “Mau menjemput calon istriku dong.” Deni tersenyum menggoda. “Apaan, sih, kamu? Siapa calon istrimu?” Embun tak suka dengan ucapan Deni. “Duh, Bu Guru kalau marah tambah cantik. Jadi makin cinta deh,” goda Deni. Embun pun melengos dan langsung melangkah meninggalkan Deni. Deni pun langsung menyalakan motornya dan mengejar Embun. “Mbak, jangan marah dong. Aku nyempatin waktu buat njemput Mbak lo.” Deni menghadang langkah Embun. “Deni, aku bisa pulang sendiri. Nggak usah jemput aku segala!” sentak Embun. “Mbak berubah deh sekarang. Mentang-mentang udah jadi guru, jadinya gitu.” Deni menatap Embun dengan pandangan sedih. “Nggak gitu, Deni. Aku, kan, udah pernah bilang sama kamu, jangan pernah ganggu aku lagi. Kita punya kehidupan masing-masing, ok.” Embun menatap Deni dengan pandangan lekat. “Bukan karena sekarang aku jadi guru, atau apalah itu. Kamu juga harus tahu, kehidupan seorang guru itu nggak semewah dan sewah pengusaha macam kamu,” lanjut Embun. Embun memang sudah diangkat menjadi guru tetap di yayasan Bina Bakti, semua karena kinerja Embun yang baik dan luar biasa. Meskipun Embun hanya lulusan SMA, tetapi pihak yayasan percaya pada Embun. Bahkan, Embun diberi beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Embun pun kuliah sambil mengajar meskipun usianya tak lagi muda. “Sekalipun Mbak terus menyuruhku untuk menjauhi Mbak, aku tak akan pernah menjauh dari Mbak. Asal Mbak tahu, aku begitu mencintai Mbak Embun. Sampai kapan pun aku akan terus menunggu Mbak Embun membuka hati untukku.” Deni berkata dengan sungguh-sungguh. Embun menghela napas dalam. Deni memang keras kepala. “Deni, menjalin suatu hubungan itu bukan perkara mudah. Kita harus menyatukan dua keluarga. Dan belum tentu keluargamu yang dari kalangan atas bisa menerimaku yang hanya seorang kalangan bawah. Apalagi aku janda, mandul pula.” Embun berkata dengan mata berkaca-kaca. “Aku nggak mau nantinya kecewa dan sakit hati. Cukup sekali aku merasakannya Den,” lanjut Embun dengan terisak.  Tanpa berkata-kata lagi, Embun langsung melangkah pergi tanpa peduli pada Deni. Deni hanya bisa membeku menatap kepergian Embun. Entah, Deni tak punya nyali untuk mengejar Embun. Jika Embun sudah menangis, Deni tak bisa berkutik. Tampak Embun sudah naik angkot yang tadi dihentikannya. Deni hanya menatapnya dengan pandangan pilu. “Aku akan terus memperjuangkanmu Mbak. Aku begitu mencintaimu. Belum pernah aku merasakan jatuh cinta yang sebenarnya. Aku janji, aku akan berusaha membahagiakanmu. Tak peduli jika nanti papa ataupun kakakku melarangku.” Deni bertekad dalam hati. Sementara di dalam angkot, hati Embun terasa sedih. Dia tak mau memberi harapan pada Deni, dia memang sebaiknya menjauh dari Deni. Embun tak mau kecewa ataupun sakit hati lagi. Embun bukan wanita yang sempurna. Apa yang diharapkan Deni darinya? Sementara untuk menikah, pastinya semua ingin punya keturunan. Tak menutup kemungkinan, keluarga Deni juga seperti itu. Dia tak mau jika nanti akan dibuang lagi seperti halnya Adhitama yang membuangnya saat dia sudah mempunyai anak. Ya, meskipun awalnya Adhitama juga sudah berjanji tak akan pernah meninggalkan Embun apa pun yang terjadi. Nyatanya semua itu hanya janji palsu.  “Mbak sudah sampai.” Ucapan sang kernet mengagetkan Embun. “Eh, iya Mas, terima kasih.” Embun menyerahkan sejumlah uang pada sang kernet, setelah itu dia turun.  Embun memutuskan kembali tinggal di panti asuhan setelah hampir satu tahun tinggal di kosa dekat SMA Bina Bakti. Dia diminta oleh Bu Asih untuk membantu mengelola panti asuhan, membantu mengurus anak-anak yatim piatu di panti. Embun tentu saja tak menolak, karena dia begitu merindukan sosok anak. Baginya dengan merawat dan mengasuh anak-anak panti, sama seperti merawat dan mengasuh anak kandungnya. Embun mencintai mereka dengan sepenuh hati, karena dengan melihat mereka, Embun seperti melihat dirinya sendiri. Setelah sampai Embun, pun segera masuk dan disambut dengan senyum anak-anak panti.  “Hore Mbak Embun sudah pulang!” teriak mereka bersama-sama. Rasa lelah pun seketika langsung hilang melihat senyum mereka. Mungkin seperti itu yang dirasakan seorang ibu jika melihat buah hatinya. “Biarkan Mbak Embun istirahat dulu, kasihan pasti capek.” Bu Asih menasihati anak-anak panti dengan bijak. Embun tersenyum menatap Bu Asih. Bu Asih sudah terlihat tua sekarang, wajahnya sudah mulai keriput. Embun selalu berdoa semoga Bu Asih selalu diberikan kesehatan dan panjang umur, agar selalu bisa memberikan tempat bagi anak-anak yang tak punya keluarga.  Embun mencium tangan Bu Asih dengan penuh takzim, lalu memeluknya. “Kamu istirahat dulu, Embun,” ucap Bu Asih. “Iya, Bu.” Embun tersenyum. Lalu, Embun pun melangkah menuju kamarnya. Dia pun hendak berbaring. Dia merasa lelah, tetapi dia bahagia dengan profesi yang dijalaninya sekarang. Di sekolah berbaur dengan anak-anak remaja dengan berbagai karakter dan sikap yang berbeda. Di panti juga dia mengasih dan merawat anak-anak mulai dari usia bayi sampai usia sekolah. Bahkan, ada yang sudah remaja dan masih tetap di panti, tak ada yang mengadopsi. Embun baru merebahkan badannya, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Embun pun tak jadi memejamkan matanya. Dia langsung membuka pintu kamarnya. Saat sudah terbuka, tampak Mirna, teman sesama pengasuh di panti. “Ada apa Mir?” tanya Embun. “Ada yang nyari Mbak Embun. Dia nunggu di luar,” jawab Mirna. Embun mengernyitkan keningnya. Merasa heran karena ada yang mencarinya. Apa mungkin Deni? Embun hanya menggeleng-geleng jika mengingat soal Deni.  “Iya sebentar, ya. Aku mau ganti baju dulu. Suruh tunggu sebentar.” Embun menatap Mirna sambil tersenyum. “Iya Mbak,” sahut Mirna. Lalu, Mirna pun pergi meninggalkan Embun. Sementara Embun masuk kembali ke kamar. Dia berganti baju, setelah itu Embun pun melangkah menuju teras. Saat hendak sampai, Embun merasa kaget mendengar suaranya yang sedang berbincang dengan Bu Asih, suara yang begitu familiar dan tak asing lagi di telinganya. Entah kenapa hati Embun berdebar dengan begitu kencang. Embun pun menarik napas dalam, lalu melangkah dengan mantap.  “Bu,” sapa Embun ketika sudah tiba di teras. “Nah, ini Embun sudah datang. Sini, kalian ngobrol aja, Ibu tinggal ke dalam.” Bu Asih tersenyum dan hendak melangkah pergi. “Kenapa harus pergi Bu?” tanya Embun dengan kikuk. Dia merasa tak enak jika hanya berdua dengan sang tamu. “Sudah nggak apa-apa, biar kalian bisa ngobrol bebas,” ucap Bu Asih. Lalu, Bu Asih pun meninggalkan mereka berdua. Embun duduk di kursi di samping pria yang tak asing lagi bagi Embun. “Hai, Embun, apa kabar?” tanya pria tersebut. “Emmm, baik, Mas. Mas Tama gimana?” tanya Embun balik. “Ya beginilah, tidak begitu baik.” Adhitama tersenyum menatap Embun. Senyum yang tak bisa Embun lupakan sampai kapan pun. Bagaimana bisa Embun lupa dengan pria yang sudah hidup bersamanya selama hampir delapan tahun? Embun juga kaget karena sudah hampir satu tahun lamanya tak bertemu dengan mantan suaminya ini, kenapa tiba-tiba dia sekarang datang lagi?  *** Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.7K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.2K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

Oh, My Boss

read
386.9K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.6K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook