Penulis merupakan seorang pendidik. Menulis baginya merupakan terapi hati.
Ingin tahu penulis lebih jauh bisa follow Instagram @anna.noerhasanah
Facebook Anna Noerhasanah WA 085755209799
*Sekuel dari Pernikahan Kedua Suamiku
Embun seorang wanita yang dipoligami karena mandul, hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai dari suaminya. Dia pun dikejar-kejar dan dicintai oleh seorang pria yang usianya jauh di bawahnya. Akankah Embun bersedia menerima cinta pemuda tersebut? Atau justru kembali pada mantan suaminya?
Embun wanita 30 tahun seorang istri dari Adhitama yang berusia 35 tahun. Embun belum bisa menjadi seorang istri yang sempurna. Dia merasa tak sempurna menjadi istri. Embun tak bisa memberikan kebahagiaan untuk suaminya. Karena, sudah tujuh tahun lamanya menjalani pernikahan, tetapi tak kunjung memiliki keturunan. Oleh karena itulah, Embun selalu memaksa suaminya untuk menikah lagi. Apalagi mertuanya terus mendesak mereka untuk memiliki anak. Embun benar-benar stress.
Tak ada pilihan bagi Embun, selain memaksa sang suami menikah lagi. Walaupun dia harus berkorban perasaan dan kebahagiaannya.
Panji seorang lelaki biasa, hanya bekerja sebagai penjaga toko dan bekerja serabutan lainnya. Menikah dengan seorang wanita lulusan sarjana ekonomi. Menjabat menjadi manager keuangan di sebuah perusahaan properti. Karena pekerjaannya yang rendah, Panji tak pernah dihargai sebagai seorang suami oleh Cintya. Kegamangan selalu menyertai Panji, apalagi ditambah dengan sikap kedua mertua yang memandang remeh, membuat hidup Panji benar-benar tersiksa. Akankah Panji sanggup mempertahankan rumah tangga yang sudah berjalan selama tujuh tahun? Ataukah akan menyerah dengan cobaan yang tiada henti menimpa rumah tangganya?
Annora Aurellia seorang guru honorer SD, berusia 23 tahun. Dia terpaksa menjalani pernikahan dengan seorang pria dingin bak es. Namanya Elang Pramudya Patti, berusia 30 tahun.
Annora terpaksa menikah karena permintaan ayahnya, orang tua satu-satunya yang masih ada. Padahal hati Annora sudah terpaut pada seorang pria, teman seprofesinya mengajar. Namun, Annora menerima perjodohan sang ayah karena tidak ingin disebut anak durhaka.
Pernikahan yang dijalani Annora sangat menyiksa. Tiada hari tanpa tangisan dan masalah. Apalagi Elang selalu bersikap kasar pada Annora. Inilah yang dinamakan luka, tapi tak berdarah. Akan tetapi, Annora tetap tabah menjalani kehidupan rumah tangganya. Dia sama sekali tak mengadu pada sang ayah.
Kenapa Engkau begitu jahat padaku, Tuhan? Di saat aku belajar memercayai-Mu, mengapa justru membuat membenci-Mu? Dulu papa yang Engkau ambil ketika mulai belajar mengenal-Mu. Sekarang calon suami dan calon pendamping hidupku.
Mana janji-Mu yang akan mengangkat harkat dan martabat hamba yang taat dan bertakwa pada-Mu?! Mana?! Kau penipu! Di saat aku mulai percaya dan kembali ke jalan-Mu, justru Engkau membuatku muak dan benci pada-Mu!
Aku Acitya, takdir hidup dipenuhi dengan lika-liku cobaan. Membuatku menyesal mengenal Allah lebih dekat, hingga akhirnya menjauh dari-Nya. Bahkan, aku tak percaya lagi pada takdir-Nya. Akankah aku sanggup menjalani ujian yang terus datang menerpa? Ataukah justru akan kalah?