bc

Terpaksa Menikahi si Gendut

book_age18+
579
FOLLOW
2.9K
READ
HE
heir/heiress
drama
assistant
like
intro-logo
Blurb

Fatya Sachikirani gadis bertubuh gemuk itu, tiba-tiba saja dilamar oleh Yuga Manendra, yang tak lain adalah kakak dari sahabatnya, Alvhi Manendra.

"Hmm masih sakit?" tanya Yuga, tentu saja pertanyaan itu membuat Arin dan Gilang membuka mulutnya lebar.

Tya terdiam, memikirkan apa yang dikatakan oleh Yuga kemudian memegang keningnya, terasa sedikit demam. "Iya sedikit," jawab Tya.

"Enggak apa-apa. Nanti kalau ada apa-apa saya tanggung jawab." Yuga berujar lagi.

Tya anggukan kepalanya. "Iya, makasih Pak." Tya berpikir kalau apa yang dikatakan Yuga adalah ungkapan perhatian dan tanggung jawab sebagai atasan.

Di sisi lain tak ada yang mengetahui kalau Vhi selama ini juga menyimpan hati pada sahabatnya itu.

Lalu bagaimana kisah ketiganya? Apakah Yuga bisa menerima takdirnya? Akankah Vhi menyatakan perasaannya pada Tya?

chap-preview
Free preview
(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠❤Pembukaan
"Jadi menurut apa yang Eyang lihat, kamu itu memang harus menikahi perempuan gemuk." Kinar berkata pada sang cucu sambil menatap pada kartu remi di hadapannya. Saat ini Yuga Manendra, CEO dari Karuna fashion sedang berkumpul bersama ibu dan sang nenek. Di usianya sudah menginjak 35 tahun pria itu belum juga menikah. Juga disibukkan dengan kegiatannya di kantor, dan juga bisnis lain perusahaan. Kesibukannya itu membuatnya tak memiliki banyak waktu untuk berkenalan dengan gadis. "Eyang nggak usah bercanda. Mana ada ramalan seperti itu? Nggak semua yang eyang bilang harus dilakukan kan?" Yuga bertanya karena ia merasa kalau apa yang dikatakan oleh sang nenek adalah omong kosong. Nindi merasa kesal dengan apa yang diucapkan oleh putranya itu. Ia lalu memukul bahu si sulung. "Kamu tahu kan kalau dari dulu, apa yang dikatakan nenek itu memang harus dilakukan. Ini udah jadi ciri khas keluarga kita." "Iya, tapi kenapa harus cewek gendut? Di dunia ini kan banyak perempuan yang cantik, seksi, di perusahaan juga banyak model-model yang cantik. Kenapa harus sama yang gendut?" Yuga kesal karena satu saja itu bukan tipenya. Eyang Kinar menggelengkan kepalanya. Sedikit kesal juga karena Yuga yang membangkang apa yang dia katakan. "Ini demi kelancaran rezekimu, kesehatanmu, dan hidupmu ke depan. Nenek sudah melihat ini ke depannya gimana. Kamu nggak usah melawan atau membangkang tinggal lakukan aja." Yuga merasa malas. Dia hanya menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu aku pamit dulu." Yuga kemudian memilih untuk berjalan kembali menuju kamarnya, dengan sebelumnya mencium tangan nenek dan juga ibunya. Sementara itu Kinar dan juga Nindy masih duduk di ruang tengah. Mereka masih akan membicarakan tentang siapa yang mungkin akan menikah dengan Yuga dan tentu saja itu harus sesuai dengan kriteria yang disebutkan oleh Kinar. Yaitu perempuan yang harus menikahi Yuga adalah gadis yang gemuk. "Apa benar Bu, kalau Yuga memang harus menikahi perempuan seperti itu?" Nindy bertanya pada sang ibu. Wanita itu juga sebenarnya sedikit tak terima karena takut Yuga mendapatkan pasangan yang tak sepadan dan cocok dengan Yuga. Apalagi jelas sekali kalau anak sulungnya itu tampan dan juga sebenarnya banyak yang mengejar cinta Yuga, tergila-gila untuk menjadikan pria itu sebagai suaminya. Kinar menganggukan kepalanya dengan yakin. "Ini semua udah diatur dan sudah jelas. Anakmu itu nanti bakal sukses, kalau istrinya itu sesuai dengan apa yang aku bilang dan terlihat dari kartu ini." Kinar kemudian menunjuk pada kartu remi yang tadi dilihatnya. Wanita berusia lanjut itu memang memiliki kemampuan spiritual dalam meramal dan membaca masa depan. Dan tadi membaca tentang sang jujur sesuai dengan permintaan Nindy. Karena Nindy sedikit cemas di usia juga yang saat ini sudah di atas 30 tahun, ia masih belum juga menikah. "Kamu bisa jodohkan aja dia. Coba cari perempuannya biar aku lihat fotonya nanti." Kinar berkata kepada Nindy. Mendengar perkataan sang Ibu, Nindy kemudian berpikir sejenak. Ia mencoba mengingat Apakah ada gadis bertubuh gemuk yang ia kenal. Nindy kemudian teringat sesuatu. "Sepertinya ada temannya Vhi tubuhnya gemuk. Dulu sering main waktu Vhi ada di Jakarta." Nindy memberitahu kepada Kinar ia teringat pada Tya. Gadis itu adalah sahabat putra bungsunya. Yang Nindy tahu mereka memang berteman sejak SD. "Kamu ada fotonya?" Kinar bertanya. "Tunggu sebentar bu, kayaknya ada di kamarnya Vhi." Nindy kemudian berjalan menuju kamar si bungsu untuk mengambil foto. Dirinya ingat kalau di kamar Vhi ada fotonya bersama Tya terakhir kali sebelum Vhi berangkat ke Australia untuk kuliah. Masuk ke kamar si bungsu ia segera mengambil sebuah frame foto. Di sana menunjukkan Vhi dan juga Tya. Setelahnya Nindy segera berjalan ke luar. Langkah kakinya bergegas menuju kembali ke ruang tengah untuk memperlihatkan foto itu kepada Kinar. Nindy lalu memberikan bingkai foto itu kepada sang ibu. "Ini Ibu bisa lihat anaknya. Sebenarnya juga sering main ke sini kalau ibu ingat?" "Ah anak ini. Cocok." Kinar berkata yakin.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
96.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.5K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook