bc

Undesirable Baby 2 : With You

book_age16+
17.7K
FOLLOW
161.3K
READ
family
love after marriage
pregnant
goodgirl
sensitive
drama
tragedy
sweet
bxg
friendship
like
intro-logo
Blurb

Sekuel Undesirable Baby.

Kalau belum baca, silakan baca dulu biar tidak bingung.

____

"Kenapa tadi aku nggak boleh ngajak Ara?" Kinan mengajukan pertanyaan lain saat pertanyaannya yang berulang tak mendapat jawaban.

"Mas!"

"Sayangku, kita ini mau pacaran. Masa ngajak anak, sih." sahut Arya kala mendapat sambaran maut dari wanita berhijab coklat di sampingnya itu.

Kinan mengalihkan pandangannya, tak menatap Arya lagi untuk menyembunyikan rona merah di kedua pipi. Lemah sekali hatinya, digoda begitu saja sudah meleleh.

____

Kinanthi Khairani, perempuan yang sudah dinodai oleh Arya Alfarizki Pramono, memilih untuk tetap bertahan dan melanjutkan bahtera rumah tangganya. Klasik, alasannya karena anak... Ayesha Kinara Pramono masih sangat membutuhkan ayah dan ibunya dibawah atap yang sama.

Arya tidak pernah bermain-main ketika mengucap janji yang kedua. Sumpahnya adalah membahagiakan Kinan. Menebus semua kesalahannya.

Kehidupan mereka dipenuhi suka cita. Kepolosan Kinan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seorang Arya. Namun, tak ada gading yang tak retak. Kehadiran Sarah Anata membuat Kinan mulai mempertanyakan dimana hati Arya sebenarnya berlabuh.

chap-preview
Free preview
1. Bangun Tidur
Kinanthi Khairani, perempuan yang sudah dinodai oleh Arya Alfarizki Pramono, memilih untuk tetap bertahan dan melanjutkan bahtera rumah tangganya. Klasik, alasannya karena anak. Ayesha Kinara Pramono masih sangat membutuhkan ayah dan ibunya dibawah atap yang sama. Arya tidak pernah bermain-main ketika mengucap janji yang kedua. Sumpahnya adalah membahagiakan Kinan. Menebus semua kesalahannya. Kehidupan mereka dipenuhi suka cita. Kepolosan Kinan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seorang Arya. Namun, tak ada gading yang tak retak. Kehadiran Sarah Anata membuat Kinan mulai mempertanyakan dimana hati Arya sebenarnya berlabuh _______________ Adzan subuh berkumandang dari kejauhan. Seperti biasa, Kinan selalu terjaga ketika panggilan wajib itu terdengar di telinganya. Sejenak meregangkan otot-ototnya yang kaku. Kepalanya menoleh ke samping kanannya di mana ada hembusan napas hangat dan teratur yang membentur pipinya. Arya, suaminya itu masih terlelap pulas dalam posisi tidur miring. Matanya terpejam dengan bibir yang mengatup. Kinan mengucap maaf dalam hati, memohon ampun karena belum bisa menunaikan kewajibannya dalam memenuhi hak Arya sebagai suami sahnya. Kinan selalu saja belum siap ketika Arya ingin menyentuhnya. Terhitung sejak empat hari pernikahan ulang mereka hingga kini yang sudah hampir tiga minggu. Bukan perihal a**************i karena ia sudah memakainya beberapa hari yang lalu. Entahlah apa penyebabnya, Kinan sendiri juga bingung. Setiap mereka sampai di tahap yang lebih intim, Kinan selalu teringat akan perlakuan Arya yang telah merenggut kegadisannya dengan paksa. Napasnya mendadak ngos-ngosan dan secara spontan mendorong tubuh Arya. Membuang muka tak mau melihat wajah suaminya lagi. Pada saat seperti itu Arya hanya tersenyum dan mengecup keningnya cukup lama. Menarik selimut dan menutupi tubuh mereka berdua. Arya memeluk tubuh Kinan yang bergetar seraya mengucap maaf berulang kali. "Mas." panggilnya lirih seraya mengubah posisinya menjadi miring. Tidur berhadapan dengan sang suami. "Bangun, udah subuh." lanjutnya lalu menoel hidung mancung Arya, "Engh." Arya hanya melenguh dan malah menarik Kinan lebih dalam ke dekapannya yang hangat. Melesakkan wajahnya ke dalam cerukan leher Kinan. Tidak ada Ara di antara mereka. Bayi itu seperti tahu kalau orang tuanya butuh waktu berdua dengan terus merengek ingin ikut tidur neneknya saat malam mulai larut. "Mandi terus sholat." ucap Kinan lagi, meski tak menolak posisi itu. Berada di pelukan Arya adalah hal paling nyaman. "He-em." jawab Arya singkat. Kinan memainkan jemarinya di dahi Arya. Merapikan helai-helai rambut yang potongannya cukup panjang. Memberanikan diri untuk lebih mengenal suaminya. Berharap rasa takutnya akan segera sirna. "Jerawat aku kayaknya makin banyak." ucap Arya lirih terdengar seperti gumaman. "Enggak, cuma ada dua." tutur Kinan setelah melihat jerawat kecil di dahi Arya yang tak terlalu lebar dan tidak terlalu sempit pula. "Kok bisa ngerasa ada banyak jerawatnya, sih?" "Soalnya aku lagi jatuh cinta sama kamu." Blush. Pipi Kinan merona merah. Sepagi ini suaminya itu sudah menggombal dan telah berhasil membuatnya bersemu. "Nggak nyambung." balas Kinan. "Tolong lepasin dulu, aku mau bangun." pintanya kemudian sambil berusaha menarik lengan Arya yang melingkari pinggangnya. Arya membuka mata, semenjak tidur berdua dengan Kinan, dia jadi ketularan bangun sangat pagi. Pria itu lalu menjauhkan wajahnya dari leher tanpa melepaskan dekapannya. "Sun dulu dong." Kepala Kinan agak mundur dan keningnya berkerut. "Tadi malem kan udah." ucapnya lalu kembali menarik lengan Arya yang mendadak berat dan kaku. Wajahnya tak melihat ke arah Arya yang menatapnya dengan tatapan yang menurutnya agak aneh. "Tadi malem sama sekarang itu beda, sayang." Arya memaju-majukan bibir dan dagunya. Memberi kode keras pada Kinan. Kinan melihat tingkah Arya dengan sedikit ngeri. Tadi malam bibirnya sudah dihabisi oleh Arya sebelum tubuhnya bergetar hebat merasa takut. Apa kini dia harus mengulanginya lagi? Bagaimana jika gurat kecewa itu terlihat kembali? "Mas, ayo bangun dulu. Nanti telat lho ke bandaranya." ucapnya mencoba menolak dengan memberi alasan lain. Hari ini mereka akan pulang ke Jakarta setelah kemarin mendadak harus pergi ke Tawangmangu untuk menjenguk Tiara yang sakit. "Masih nanti jam sebelas. Nggak perlu buru-buru." tolak Arya yang tak melepaskan Kinan dengan mudah. Tekatnya adalah menghilangkan trauma dalam diri Kinan. Memang salahnya sendiri yang dulu telah melakukan dosa besar itu. Namun, salahkah dia berharap jika mereka bisa menjalani rumah tangga selayaknya pasangan lain. Dia pria dewasa yang sudah beristri. Tidur berdua di satu ranjang yang sama dengan orang yang dicintainya. Tak ada hal lain yang ia inginkan selain memadu kasih dengan Kinan. Ibu satu anak itu menarik napasnya dalam-dalam. Tidak mudah memang membujuk seorang Arya Alfarizki Pramono. "Ya udah, nih." ucap Kinan lalu menyodorkan pipinya yang mulai tembem. Cup. Arya mengecup pipi Kinan sekilas lalu menjauhkan wajahnya, tapi belum melepaskan pelukannya. "Apa lagi?" tanya Kinan yang masih belum bisa melepaskan diri. Sejak tidur dengan Arya, ada saja hal berbelit-belit yang membuatnya lama keluar dari kamar. Arya mendongakkan dagunya. Memberi kode lagi pada Kinan. Sebelumnya, semua kendali ada ditangannya. Selalu dia yang terlebih dahulu berinisiatif memulai hubungan meskipun selalu berakhir dengan kegagalan. Jadi pagi ini, dia ingin tahu apakah istrinya itu bisa gantian memulai. Berharap hal itu bisa sedikit demi sedikit memudarkan rasa takut pada diri istrinya. Kinan berpikir keras, apa dia harus menuruti permintaan Arya dengan memulainya terlebih dulu. Sebenarnya tidak ada salahnya juga karena mereka sudah sah menjadi suami istri. Tapi tetap saja ada perasaan aneh dalam diri wanita yang masih polos itu. Dia terbiasa menutup diri dari lawan jenis semenjak beranjak remaja. Salah satu sebabnya adalah karena sudah tak memiliki seorang ayah dan dia tidak mau membuat ibunya bersedih apabila ia sampai terjerumus ke dalam pergaulan yang negatif. Hanya sang ibu, orang tua yang ia punya di dunia ini dan juga Adit, adiknya yang ia kasihi. "Nggak mau, ah." "Kenapa?" tanya Arya pura-pura bodoh. Dia sangat tahu jika Kinan pasti malu untuk memulainya terlebih dulu. Istrinya sangat manis dan terlampau lugu untuk ukuran wanita jaman sekarang. Penyesalan itu kembali menguasainya. Jujur, dia memang sudah memperhatikan Kinan sejak istrinya itu bekerja di rumahnya pada hari pertama ia di perkenalkan oleh Bi Tatik saat keluarganya tengah makan malam. Dia kagum melihat Kinan yang tak malu menjadi asisten rumah tangga demi menunjang hidupnya di ibu kota sembari mengenyam pendidikan. Hanya sebatas itu, dia tidak langsung jatuh cinta karena pada saat itu dia masih menjalin hubungan dengan perempuan lain yang pada akhirnya malah menerima pinangan dari pria lain. Dia bukan tipe orang yang mudah berpindah hati apalagi hubungannya dengan Sarah bisa dikatakan tidak sebentar. Terhitung sejak kelas dua SMA hingga ia berusia 28 tahun kala itu. Sepuluh tahun adalah bukti jika ia tidak main-main dengan perasaannya. Namun, pada kenyataannya dia memang tidak berjodoh dengan Sarah. Wanita itu memilih menuruti perintah ayahnya yang menjodohkannya dengan seorang politikus. Hati Arya hancur, sehancur hidupnya yang makin terjerumus ke dalam lembah dosa. Terhitung satu bulan sejak hubungannya kandas, dia selalu menghabiskan waktu di bar dengan ditemani para wanita penghibur. Tidak ada transaksi seperti saat ia diam-diam membeli wanita ketika masih berhubungan dengan Sarah. Dia hanya minum berbotol-botol tanpa mau menyentuh wanita yang saat itu terlihat sangat menjijikan di matanya. Hingga malam kelam itu tiba, entah mengapa dirinya menjadi sangat tertarik ketika Kinan datang ke kamarnya mengantar kopi. Perempuan sederhana yang selalu memakai baju cukup sopan itu telah membutakan hatinya. Dia dan para sahabatnya sudah ada perjanjian, bahwa sebejat apapun kehidupan malam yang mereka jalani, mereka tak boleh merusak perempuan baik-baik. Dan ternyata dia mengingkari perjanjian itu dengan merusak Kinan si gadis desa yang berjuang di Jakarta seorang diri. Awalnya dia memang menolak karena dia tidak mempunyai rasa pada Kinan. Bagaimana mungkin dia bisa menikah dengan orang yang tidak dicintainya dan mengarungi bahtera rumah tangga bersama? Namun, ketika perlahan-lahan benih-benih cinta itu tumbuh di hatinya seiring dengan intensitas pertemuan dan pertengkaran mereka, ia tak dapat mengelak lagi. Saat Kinan berjuang mempertaruhkan nyawa di ruang operasi. Ketika bayi merah hasil kebejatannya ada di dekapannya. Dan kala ia kelimpungan saat Kinan meninggalkan dan mengacuhkannya. Dia cemburu ketika ada pria lain yang mendekati istrinya. Ia menyesal karena telah berulang kali menyakiti hati perempuan itu. Arya menangis dalam diam saat membayangkan suatu saat nanti ketika Ara dewasa dan menemukan pendamping, dia tidak berhak menikahkan anak perempuannya itu. Arya menyesal, sangat menyesali ulahnya yang juga sangat merugikan dirinya sendiri. Chup. Kinan memberanikan diri mengecup bibir Arya, sangat sebentar dan dia lantas memejamkan mata. Kedua pipinya menghangat dan pasti rona merah itu sudah memenuhinya. Rasa malu itu langsung menghinggapinya. Ia jadi menyesal karena berhasil dipancing oleh suaminya. "Apaan? Nggak berasa." ucap Arya lalu menarik kepala Kinan agar wanitanya itu kembali menghadap padanya. "Aku ajarin, ya. Nanti kalau udah sampai di Jakarta harus lebih pinter." lanjutnya, kemudian mulai mendekatkan wajahnya kepada sang istri. Mengecup bibir manis Kinan berulang kali dan berlanjut dengan lumatan yang panjang. Bersambung.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Perfect Marriage Partner

read
809.4K
bc

Nur Cahaya Cinta

read
357.9K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

Mengikat Mutiara

read
141.9K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.8K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook