Namun Sabine tak peduli. Ia kembali meneguk minuman itu dalam sekali tegukan. Cairan panas itu mengalir di tenggorokannya, meninggalkan sensasi perih.
Beberapa detik setelahnya, dunia di sekitarnya mulai terasa aneh.
Cahaya lampu bar terlihat lebih redup, suara dentingan gelas dari ujung ruangan seperti menggema di kepalanya. Napasnya mulai berat, jantungnya berdebar tak beraturan.
“Ke-kenapa ruangan ini berputar?” gumamnya pelan, memegang sisi kepalanya yang mulai berdenyut.
Alvin berpura-pura sibuk membersihkan meja, tapi sorot matanya tajam, dan tak sedetikpun melepaskan tatapannya pada Sabine. “Nona, mungkin Anda sudah terlalu banyak minum. Sebaiknya-”
“Diam!” Sabine memotong cepat, suaranya mulai bergetar. Ia mencoba berdiri, tapi tubuhnya goyah, kursinya bergeser hingga nyaris
