Refleks, Kalief bangkit dari ranjang. “Ini tidak benar, Bine! kita berdua sudah kehilangan akal!” serunya panik. Sabine mengerutkan dahi, napasnya tersendat. “Kenapa berhenti? Tubuhku masih terasa panas, Cepat lakukan sesuatu!” suaranya bergetar, antara putus asa dan bingung. Wanita itu masih merasa tubuhnya ingin mendapat lebih. Kalief menggeleng, menatapnya dengan tatapan kalut. “Tidak bisa! Aku harus pergi. Kau sebaiknya tidur saja,” ujarnya sambil memungut pakaiannya di lantai. Dalam hati ia bersyukur masih sempat sadar sebelum mereka melakukannya terlalu jauh. Melihat Kalief yang akan pergi, dengan langkah lemah dan gontai, Sabine turun dari ranjang. Tubuhnya hampir limbung tapi ia berusaha sekuat tenaga mengejar Kalief lalu memeluk pria itu dari belakang. "Kumohon lakukanlah!

