Gara² Kecoa

2115 Words

“Si Eric udah pergi belum ya?” bisik Sabine dengan nada cemas. Kalief tak menjawab. Ia hanya menatap ke arah lain, rahangnya mengeras menahan sesuatu. “Kenapa kita harus sembunyi dari dia?” gumamnya akhirnya, ketus. Sabine menatapnya lekat. “Tentu saja kita harus sembunyi. Kalau dia tahu tentang hubungan kita, bagaimana?” Suaranya pelan, tapi jelas terasa kegelisahan di dalamnya. Ia tahu Kalief sedang kesal. Belum sempat Kalief membalas, sesuatu melintas cepat di atas kepala mereka. “Argh! Kecoa!!!” serunya refleks. Benda itu jatuh ke lantai, mengepakkan sayap sebentar sebelum berlari ke sudut ruangan. “Kecoa!!!” jerit Sabine sambil spontan melompat ke pelukan Kalief. Tangannya mencengkeram kuat bahunya. “Tenanglah, Bine…” ujar Kalief lembut, berusaha menenangkan gadis itu yang kin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD