Chapter 21

1161 Words
            “Oh ya? Mungkin papa emang ada urusan lain kali ya,”ujarku mencoba meyakinkan diri. Walaupun sebenarnya sudah berbagai macam spekulasi muncul di pikiranku. Papa selingkuh? Tidur sama perempuan lain? Atau apa? Dugaan selingkuh yang paling sering muncul. Apalagi papa sering kan pulang subuh. Apalagi dong kalau bukan selingkuh? Tapi teman kantor papa agaknya jarang yang perempuan. Aku pernah bertemu dengan beberapa teman kantor papa, dan semuanya itu laki- laki. Teman sekolah papa mungkin ya?             “Entar lagi pulang sih palingan Teh. Papamu kan termasuk petinggi ya, mungkin ada urusan lain lagi makanya telat balik,”ujar Sheila menenangkan. Aku mangut- mangut. Ya, benar. Pasti kayak gitu.             “Mungkin tengah malam nanti ya papa pulangnya,”gumamku.             “Nah! Bisa aja itu,”ujar Sheila setuju. Terdengar sebuah suara di ujung sana memanggil Sheila. “Ah, bunda manggil nih. Udah dulu ya Shei. Bye bye.”             “Oke. Bye Shei.” ***             Aku masih kepikiran kenapa papa belum pulang. Papa memang biasa lembur, lebih sering lembur daripada pulang cepat. Tapi kali ini agak berbeda, dimana harusnya semua kantor dan sekolah di liburkan, tapi papa malah masuk. Pulang malam pula. Sebegitu gentingnya kah? Biasanya kantor melarang untuk masuk di hari mendekati nyepian mahkota. Hari peringatan ini termasuk sacral dan di nanti, untuk mengingat perjuangan dunia melawan penyakit terdahulu.             Papa selingkuh? Jika iya, dengan siapa? Aku tidak terlalu tahu menahu dengan teman- teman papa, kecuali teman kantornya yang sesekali mampir ke rumah. Itu pun semua teman kantornya laki- laki. Mungkin memang ada karyawan perempuan di kantor papa, tapi ia tidak tahu? Bisa jadi. Apa perempuan itu masih muda? Seperti, anak baru di kantornya? Bisa saja anak baru itu perempuan muda yang cantik dan pintar. Siapa yang tak terpikat dengan perempuan seperti itu?             Ah, gak mungkin! Ada aja kamu Teh, gumamku dalam hati. Tidak mungkin kan papa yang selalu romantis dengan mama, yang sering mencium kening mama sebelum berangkat kerja dan memeluknya erat, sering bermesraan di depan anak itu bisa selingkuh? Ya jelas tidak mungkinlah! Mana lagi ada nenek di rumah, yang mana kalau papa kepergok selingkuh entah bakal seperti apa nenek perlakukan. Sama saja mempermalukan diri sendiri kan ya?             “Ah udahlah. Mungkin memang lagi ada kerjaan aja,”gumamku. Aku membuka laptop. Ah, daripada memikiran hal itu, lebih baik aku streaming film saja. Sebelum besok nyaris seharian tidak boleh menggunakan gadget. Aku membuka akun streaming film dan menyiapkan cemilan. Saatnya movie time! ***             Aku mengerjapkan mata. Tampak lampu tumblr remang- remang menyinari kamarku. Aku tertidur di tengah menonton film. Sepertinya badanku lelah karena membantu nenek dan mama menyiapkan nyepian mahkota. Aku duduk di atas kasur dan menggaruk kepalaku yang tak gatal. Laptop masih menyala, namun film sudah selesai. Aku melihat jam di laptop. Sudah jam 1 pagi. Aku baru tidur 3 jam ternyata.             “Haus,”gumamku. Tenggorokanku sangat kering. Aku turun dari kasur, menyalakan lampu kamar dan tertatih- tatih keluar dengan mata yang masih setengah sadar. Aku turun tangga dengan perlahan. Sebenarnya masih ngantuk, tapi rasa haus memaksaku untuk bangun. Aku tiba di bawah dan kaget saat melihat lampu di bawah masih menyala. Aku melewati ruang tamu. Mama dan nenek ada di sana, sedang tidur dalam posisi duduk. Sedang apa mereka di sana?             Aku menghampiri mama dan mencolek lengan mama pelan. Mama yang memang gampang terkaget langsung tersentak bangun.             “Hah, heh, siapa itu?!”Tanya mama bingung.             “Teh ini mah, Althea,”jawabku. Mama menghela napas dan mengelus pelan dadanya. Ia juga mengelus pelan puncak kepalaku.             “Ya ampun nak, kamu bikin mama kaget saja,”ujar mama. Mama kembali menghela napas.             “Kenapa gak masuk ke kamar ma?”Tanyaku.             “Mama nungguin papa pulang, biar sekalian nanti matiin listrik sama nenek,”jawab mama. “Sekarang udah jam berapa ya?”Tanya mama.             “Oh, udah jam 1 ma,”jawabku.             “Lah? Udah jam 1?”Tanya mama tak percaya. Aku mengangguk. Mama menepuk jidatnya pelan.             “Ya ampun, papamu ini kenapa belum pulang. Padahal Kayla sudah pulang daritadi. Ya ampun, pergi kemana dia,”gerutu mama. Kayla adalah nama bunda Sheila. Oh, ternyata mama tahu kalau bunda udah pulang, gumamku dalam hati. Mama melirikku. “Kamu kenapa jam segini belum tidur?”Tanya mama.             “Anu, haus ma. Mau ambil minum,”jawabku. Aku melesat ke dapur dan mengambil segelas minum. Aku berjalan melewati ruang tamu untuk kembali ke kamar. Mama masih di sana, menatap mr.communicator. Nenek tertidur lelap di atas sofa.             “Papa ada hubungi kamu gak?”Tanya mama.             “Enggak ma,”jawabku. Papa jarang sih menghubungiku kalau pulang lama. Biasanya papa langsung menghubungi mama.             “Ya sudah, kamu kembali ke kamar. Tidur lagi ya, jangan begadang,”pinta mama. Aku mengangguk.             “Mama sama nenek gak masuk kamar?”Tanyaku. Aku kasihan melihat nenek tidur di sofa seperti itu, tanpa selimut dan bantal. Apa tidak kedinginan?             “Nanti saja, mama mau tunggu papa,”jawab mama. Aku menghabiskan minumku dan masuk ke kamar mama papa di lantai satu. Aku mengambil selimut dan juga bantal. Kubawa keluar selimut itu dan menyelimuti nenek. Aku melapisi kepala nenek dengan bantal. Aku juga memberikan selimut kepada mama.             “Makasih ya nak,”ujar mama sambil menyinggungkan senyum kecil. Aku mengangguk dan kembali ke kamar. Aku hendak mematikan laptopku, tapi kulihat layar mr. communicator menyala. Ada sebuah pesan dari papa. Buru- buru aku membuka pesan itu. Jarang sekali papa menghubungiku lewat pesan, biasanya juga chat di Quirk.             Althea, bilang sama mama, malam ini papa gak pulang. Papa masih ada kerjaan di kantor. Besok pagi papa pulang. Bilang mama dan nenek jangan tunggu papa ya. Met tidur nak. Maaf ganggu kamu malem begini.             Aku mengernyitkan alis. Lembur? Sampai besok? Di hari nyepian mahkota? Aku bertanya dalam hati. Aneh sih, kenapa di hari nyepian mahkota lemburnya? Aku kembali turun ke bawah untuk menyampaikan pesan ini pada mama.             “Ma, papa tadi bilang kalau papa lembur, jadi mama gak usah tungguin papa. Papa pulangnya besok pagi,”ujarku memberitahu. Mama menghela napas.             “Ya ampun, kenapa lembur segala sih, kan besok nyepian!”Gerutu mama. Aku mengangkat bahu.             “Sibuk mungkin ma. Udah ma, balik aja ke kamar sama nenek. Jangan tidur di sini, dingin di sini,”pintaku. Mama mengangguk. Mama bangkit dari duduk dan melipat selimut. Mama membangunkan nenek yang masih pulas.             “Ma … mama bangun ma, jangan tidur di sini …”pinta mama sambil mengguncangkan badan nenek pelan. Nenek bangun dengan mata masih setengah terbuka.             “Hah heh … jam berapa ini..? Mana Dion ..?”Tanya nenek linglung.             “Mas pulangnya besok pagi katanya,”jawab mama. Masih setengah sadar, nenek mangut- mangut.             “Ma ayo pindah ke kamar, jangan tidur di sini,”pinta mama lagi. Nenek bangkit dan duduk sebentar di sofa. Mama melipat selimut yang nenek kenakan. Masih setengah mengantuk, nenek jalan tertatih di bantu oleh mama yang mengikuti di belakang nenek.             “Kamu masuk kamar sana. Tidur. Jangan begadang,”pinta mama padaku.             “Oke ma.” ****             
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD