Empat Puluh Satu

1363 Words
Hampir satu jam lamanya Pak Haji Nasikin dan Pak RT berusaha memulihkan kesadaran Laras, tetapi hingga saat itu belum juga terlihat perkembangan yang berarti. Laras masih dalam keadaan yang sama, bahkan kali ini dia sama sekali tak sadarkan diri. Matanya yang semula terbuka kini tertutup sangat rapat. Pras yang baru datang beberapa menit yang lalu sempat memiliki niatan untuk membawa Laras ke rumah sakit saja. Melihat Laras yang benar - benar tak sadarkan diri, membuat ia mengira adiknya bisa saja terkena masalah medis. Setidaknya selain memiliki penilaian dari segi gaib ia juga mendapatkan diagnosa dari pihak kedokteran tentang keadaan medis Laras. Pak Haji terlihat berbisik pada Pak RT, tidak lama kemudian aparat desa tersebut bangun dari duduknya. Ia menghampiri Pras yang berdiri tidak jauh dari mereka. Sedangkan di lain tempat ibu juga Rai tak henti - hentinya mengaji, melantunkan ayat - ayat alquran demi membantu kesadaran Laras. Meminta kepada Allah untuk kembali memulihkan keadaan anak serta adik kesayangan mereka. "Mas, sepertinya ini akan sulit." Pak RT bicara dengan sedikit berbisik pada Pras. " Jadi kita harus bagaimana, Pak, apa yang bisa kita lakukan? Apa mungkin saya bawa saja adik saya ke rumah sakit?" Pras mencoba menanyakan hal terbaik yang dapat dia lakukan untuk Laras. "Untuk sementara, tadi pak Haji meminta saya untuk memanggil beberapa teman beliau yang ada di pondok untuk membantu." Jawab Pak RT. "Tapi apa benar, tidak apa - apa seperti ini, pak? Sepertinya adik saya tidak menunjukan respon apapun. Dia terlihat hanya pingsan tak sadarkan diri." Tidak lama dari perbincangan itu, tiba - tiba saja terdengar suara teriakan dari arah ruang tengah. Laras yang sebelumnya tak sadarkan diri tiba - tiba meloncat ke sana kemari sambil berteriak - teriak tak karuan. Suara tawa yang menggema memenuhi seluruh sudut ruangan. Ibu dan Rai yang semula sedang mengaji di kamar, bergegas bangun menghampiri suara teriakan yang di keluarkan oleh Laras. Begitu pun dengan Pras dan Pak RT, mereka berdua terlihat cukup panik. "Sepertinya kita tidak bisa membawa Laras ke rumah sakit dalam keadaan seperti ini, mas." Ucap Pak RT. Setelah melihat apa yang terjadi pada Laras. Tentunya Pras menghapus keraguan akan penjelasan yang Haji Nasikin sebelum telah berikan padanya. Semua yang terlihat di depan mata memang terlihat tidak mungkin. Bagaimana Laras berteriak - teriak bahkan membentak - bentak semua yang ada di ruangan itu dengan bahasa yang kasar. Selain itu seperti tak pernah kehabisan tenaga Laras tak pernah diam. Dia pasti akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain. "BIARKAN ANAK INI IKUT BERSAMA SAYA! JANGAN GANGGU KAMI. BIARKAN DIA MENEMANI SAYA!" Laras berteriak ke semua orang yang ada di ruang tengah. Suara itu terdengar sangat berat, suaranya bukanlah suara Laras yang mereka kenal. "KALIAN SEMUA HANYA BISA MENGGANGGU SAJA. KALIAN TIDAK BISA MENOLONG SAYA. HANYA ANAK INI YANG BISA MENOLONG SAYA." Lagi, makhluk yang saat ini menguasai tubuh Laras terus berteriak - teriak mengeluarkan kata - k********r. "Pak, sepertinya kita harus meminta bantuan dari yang lain. Mudah - mudahan saja semakin banyak yang berdoa, semakin mempercepat kesembuhan untuk Laras." Pak Haji mengingatkan kembali permintaannya kepada Pak RT. " Bagaimana dengan Wa Haji? Tidak apa - apa saya tinggal?" Tanya Pak RT. "Tidak apa - apa." " Iya, tidak apa - apa, Pak. Ada saya." Sahut Pras. Akhirnya Pak RT pun meninggalkan rumah itu, mencoba mencari bantuan di tempat lain. Selain Pak RT dan Pak Haji Nasikin, akhirnya ada beberapa aparat desa lainnya yang datang ke rumah setelah mendengar keributan yang terjadi di kediaman Pras dan Rai. Pras berusaha untuk tetap tenang menghadapi Laras yang tak berhenti mengamuk. Setelah cukup lama Laras berteriak - teriak, akhirnya Laras kembali tak sadarkan diri. Laras kembali pingsan. Laras makin lama terlihat makin lemah, muka pucat Laras begitu nyata tersurat di garis wajah Laras. Pras tidak tega melihat keadaan Laras. Adik perempuan yang begitu ia sayang lekulai tak berdaya tanpa kesadaran. Ia merasa sangat bersalah, ia merasa tidak bisa menjaga adiknya dengan baik. Liburan Laras di rumahnya malah membuat adiknya menjadi seperti ini. "Mas, kita berdoa saja yah, mudah - mudahan bantuan dari luar bisa membantu kesadaran Laras." Ucap Pak Haji yang sedikit mengambil nafas saat Laras kembali pingsan. "Kalau boleh saya tahu, kira - kira apa yang membuat Laras begitu sulit sadar kembali, Pak Haji?" Tanya Pras. "Sepertinya, makhluk yang merasuki tubuh Laras ini senang kepada Laras. Dia ingin Laras bisa ikut dengannya ke alam lain." Pak Haji menjelaskan apa yang dia tahu. "Tetapi kita berdoa terus, meminta kepada Allah agar selalu melindungi kita semua dari gangguan - gangguan jin seperti ini." "Aaminn, " Sahut Pras. walaupun dalam hatinya Pras bertambah Khawatir setelah mendapat penjelasan dari Haji Nasikin. bagaimana jika makhluk itu benar - benar membawa Laras pergi? tidak dapat ia bayangkan. "Mudah - mudahan teman Pak Haji dari pondok dapat menambah kekuatan doa, sehingga kesadaran Laras dapat segera kembali." Setelah berhenti sejenak, Pak Haji Nasikin kembali melantunkan ayat - ayat ruqyah. Walaupun dalam keadaan pingsan, masih dapat dipastikan makhluk yang mengganggu itu masih bersemayam di dalam tubuh Laras. Tarikan nafas Laras masih terlihat tak beraturan. Terkadang masih keluar sedikit erangan dan gumaman pelan dari mulut gadis remaja yang sedang dalam kuasa makhluk halus itu. Akhirnya yang ditunggu - tunggu datang. Pak RT bersama beberapa orang dari pesantren ikut bersamanya. " Mas Pras, kenalkan! Ini ustad Nasri dan ustad Sofyan. Alhamdulillah beliau - beliau ini sudah biasa menangani orang - orang yang mengalami hal semacam Laras ini. Beliau - beliau juga sering dimintai tolong untuk meruqyah orang - orang dalam gangguan jin atau setan." Pak RT memperkenalkan kedua orang yang ikut bersamanya. sangat terlihat seperti orang-orang yang memang beragama. "Assalamu'alaikum ustad, saya Pras. Ini adik saya Laras." Ucap Pras memperkenalkan diri sambil menunjuk Laras yang sedang terbaring di ruang tengah. " Waalaikum salam." Keduanya menjawab salam yang Pras ucapkan. "Mohon bantuannya ustad. Semoga melalui ustad, Allah memberikan pertolongannya." "Aamiin.. Aamiin.. Insya allah. Kita berdoa sama - sama ya, mas. Demi kesembuhan nak Laras." Jawab ustad Sofyan. Kedua ustad tersebut berjalan menghampiri Haji Nasikin. Dari yang dilihat sepertinya mereka sudahlah sangat dekat satu sama lain. Kedua ustad itu terlihat sangat menghormati Haji Nasikin. Terlihat dari bagaimana cara mereka mencium tangan laki - laki yang sudah sepuh itu dengan sangat hikmat. Mereka bertiga pun memulai semuanya. Mereka melakukan segala hal yang bisa dilakukan untuk mengembalikan kesadaran Laras. Baru saja Ustad Nasri mengalunkan beberapa ayat - ayat ruqyah. Laras kembali bereaksi, kali ini makhluk yang ada sedang bersemayam dalam tubuh Laras itu tidak memaki - maki seperti sebelumnya. Kali ini ia lebih berteriak - teriak seperti orang kesakitan. "AMPUUUNN, PANAAASS, BERHENTI!!! " kata- kata itu berulang keluar dari mulut Laras tetapi tidak seperti suara Laras yang mereka kenal. "Keluar kamu mahkluk laknat, jangan kamu mengganggu makhluk sesama ciptaan allah. Jika kamu bersikeras tidak mau keluar dari tubuh itu. Akan aku buat kamu hancur sehancur, hancurnya." Ustad Nasri mengancam makhluk yang ada di dalam tubuh Laras. Ustad Nasri, ustad Sofyan juga Pak Haji Nasikin terus melantunkan ayah - ayah ruqyah tanpa henti. Hingga akhirnya Laras kembali terkulai lemas. Tidak seperti sebelumnya kali ini Laras sedikit tersadar. Dia menangis memanggil nama ibu. Tangisannya membuat kita yakin jika kesadaran Laras hampir kembali. Ibu pun bergegas menghampiri Laras. Dibawanya Laras masuk ke dalam pelukkan. "Capek, bu." Ucap Laras sambil menatap kedua mata ibu, dan akhirnya dia kembali tak sadarkan diri. *** Laras dibaringkan di atas ranjang oleh Pras. Kejadian yang dua kali terjadi pada Laras ini, membuat Pras benar - benar merasa khawatir. Rasanya tidak mungkin terus membiarkan Laras berulang kali mengalami hal yang serupa. "Mas, sebaiknya kita meruqyah rumah ini. Ada baiknya dilakukan agar semua penghuni rumah selalu ada dalam lindungan Allah SWT. Tentunya juga kita sebagai makhluk ciptaannya harus tetap menjalankan kewajiban kita. Jangan sampai tinggalkan solat dan sering - sering membaca alquran. Agar semua yang ada di dalam rumah ini selalu dalam keberkahan dan lindungannya." ucap Ustad Nasri saat mereka mengobrol tadi. "Insya Allah ustad. Semoga saya dan keluarga selalu diberi keteguhan iman untuk selalu menjalankan kewajiban kami sebagai seorang muslim." Sahut Pras. setalah Laras pulih, Pras mungkin akan meminta Laras dan ibu pulang lebih awal, keluar dari rencana awal mereka. Mungkin juga ke depannya Pras akan mencari rumah lain yang dirasa lebih nyaman untuk mereka tempati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD