Kehidupan seperti Tarsan harus Nila jalani. Tidak mungkin ia berdiam diri disaat berada di pulau asing. Entah apa salahnya sampai harus menerima hal ini.
Nila mulai berjalan ke hamparan pohon. Dalam ketidak-pastian ini ia bertekad untuk bertahan.
Dengan menahan rasa sakit setelah didorong dari pesawat, ia berjalan tertatih. Tak lupa ia mengambil pisau yang ditemparkan pria itu.
Mata gadis itu mengawasi sekitar. Ia juga mencari cari sesuatu yang bisa dimakan. Sejujurnya Nila merasa lapar. Sudah sejak kemarin siang ia belum makan. Lebih tepatnya setelah ia dan Anggara terlibat dalam kegiatan panas di hotel.
"Ah lapar sekali..."
Nila tidak menemukan apapun. Hanya mata air yang berada di akar pohon. Ia cukup bersyukur setidaknya ia bisa minum sampai kenyang.
Nila kembali berjalan. Ia kini sadar jika harus menemukan tempat tinggal untuk malam ini. Meski lapar, Nila bisa bertahan sampek esok hari. Namun jika malam hari tidak memiliki tempat tinggal, ia takut ada binatang buas di sini.
"Astaga, aku bisa gila," gerutu Nila.
Nila melihat ke arah pohon oak yang sangat besar. Ia ingat jika biji Oaks bisa dimakan. Gadis itu pun mencari biji oak agar bisa ia makan.
"Wah, wah siapa ini?" seseorang datang. Nila terkejut melihat ada orang lain di tempat ini. Dengan refleks gadis itu berniat lari. Sayangnya tengkuknya dipukul dan Nila sekali lagi pingsan.
"Apa dia gadis yang dimaksud Jennifer?" salah satu dari mereka bertanya.
"Kurasa iya," jawab Gege.
"Dia memberimu barang yang bagus. Kulitnya sangat cantik, kuning cerah, dan lihat ini..."
Pria bernama Renlad itu membalikkan badan Nila dengan kakinya, "Dad4nya besar, tinggi juga memiliki liukan yang bagus. Video p0rno mu akan laris."
"Kau benar, tapi aku sendiri yang akan jadi talent-nya."
"Apa? jangan - jangan kau menyukai gadis ini?"
Gege terkekeh, "Barang bagus seperti ini, kenapa aku tidak suka.
Samar- samar Nila mendengar percakapan mereka. Ia pun merasa tubuhnya melayang. Ingin sekali ia melawan tapi tubuhnya seolah diluar kendalinya.
Entah berapa lama, ia pingsan. Yang pasti Nila terbangun di atas ranjang, dan hanya berpakaian minim. Lebih tepatnya ia hanya memakai lingerie.
"Dimana aku?" guman Nila.
Rasa lapar yang beberapa waktu lalu seolah bisa membunu.hnya kini seolah tak terasa. Ia lebih takut dengan apa yang ia dengar sebelum benar-benar pingsan.
Film blue? apa aku tertangkap pria gila produsen film menjijikkan itu!?
Nila tidak bisa membayangkan betapa mengerikan semua itu. Ia akan digilir pria - pria berbeda untuk memproduksi film.
Aku tidak benar benar ingin menjadi J4lang meski kemarin menghubungi Alex. Semua itu aku lakukan dengan Sena agar Anggara cemburu. Tapi kenapa aku sekarang jadi berada di posisi yang lebih buruk dari jal4ng.
Nila merasa dia terkena karma karena sudah berpura-pura menjadi j4lang.
Aku tidak mau. Aku harus lari!
Nila mencoba melarikan diri. Dia membuka pintu yang ternyata terkunci. Gadis itu tidak putus asa.
"Kenapa malah terkunci!?"
Nila mendobrak pintu yang terbuat dari kayu maple. Sayangnya tubuhnya yang kecil bahkan tidak mampu menggetarkan pintu.
Ketika Nila sudah putus asa, ia jatuh terduduk di ranjang. Barulah ia menyadari jika kamar ini seperti kamar antik jaman renaissance. Sangat unik bahkan terkesan kuno.
"Apa- apaan ini?"
Tak hanya terdiri dari ukiran, ada tali dan juga gaun jaman pertengahan.
Sepertinya maniak itu ingin membuat tema ranjang jaman pertengahan.
Ih dasar gila!
Nila merasa sangat jijik, hanya saja Nila tidak sempat untuk mengutuk desain interior kamar ini. Pintu terbuka, lalu muncul pria dengan tubuh besar berambut cepak sebahu. Matanya yang abu-abu es, menusuk Nila dengan tajam. Nila merasa tubuhnya mendingin. Apalagi pria itu tidak memakai atasan sehingga otot bisep yang besar dan kekar mengisyaratkan jika ia pria yang kuat.
"Kau sudah bangun, astaga kau jauh lebih cantik ketika membuka mata. Warna matamu yang coklat terang sangat cantik," puji Renald. "Pantas saja Gege sangat menyukaimu. "
Nila merangkat menuju ranjang agar sampai ke sisi satunya. Dengan demikian ia bisa menjaga jarak dengan Renald.
"Siapa kau? kenapa kamu membawaku ke sini?"
"Apa lagi? aku suka tubuh mu. Lagi pula aku juga ingin merasakan seperti apa wanita Asia," goda Renald. Dia berjalan mendekat ke arah Nila.
Dasar laki laki, otaknya kenapa hanya selak. ngan!
"Apa yang kau lakukan di sini!?" suara marah seorang pria membuat Nila menoleh, tapi itu adalah keputusan yang salah. Tanpa terganggu, Renald menangkap Nila. Pria itu menggenggam tangan Nila, lalu memutar gadis itu hingga posisinya membelakangi Renald.
"Kyaa lepaskan!"
"Oh, lembut sekali. Ini rasanya apel asli tanpa silikon ya?"
Nila menangis ketika apelnya diremas- remas Renald. Laki - laki itu nampak sangat menikmati. Bahkan ketika Nila berusaha melepaskan diri, Renald seperti batu karang yang tak tergoyahkan.
"Lepaskan aku! kalian ini siapa!? aku tidak pernah mengenal kalian!" jerit Nila.
Hatinya hancur kala pria itu masih meraba kulitnya.
Sementara itu, pria yang baru muncul yaitu Gege hanya menghela nafas kesal.
"Tapi kamu bilang tidak tertarik padanya."
"Hei, bagaimana mungkin aku tidak suka dengan makhluk cantik seperti ini."
"Kalau begitu aku akan mengambil kamera. Lakukan yang bagus agar filmnya laku dan banyak yang melihat. " Gege mengambil kamera, sedangkan Renald memposisikan Nila di depan kamera Gege.
"Hentikan, hiks kumohon..."
"Nona, kurasa kamu salah memilih lawan. Seharusnya kamu tidak menyinggung Jennifer. Gadis itu sangat kejam saat cemburu."
Jennifer, jadi ini ulah Jennifer?
Nila tidak mengira jika Jennifer bisa melakukan ini.
"Lihat... sangat cantik, " puji Renald. Pria itu membuka tali yang menggantung di bahu Nila hingga terpampanglah apel besar Nila.
"Woah... sangat cantik. Coba remas Renald..."
"Akh!"
Renald dengan senang hati melakukannya. Tangannya kembali berputar-putar dan mencubit cerry Nila.
"Aku ingin kamu merekam aku menjilatnya, " kata Renald. Ia menyeret Nila dengan mudah, lalu mengikat tangan gadis itu ke kepala ranjang. Di sini ia mulai menjilat cerry Nila. Perlakuan itu direkam oleh Gege yang ikut bersemangat.
"Bagus sekali. Gigit pelan Renald."
Nila hanya bisa menangis. Ia benar-benar menyesal sudah mencari masalah dengan Jennifer. Ia tahu jika salah karena mencoba merebut Anggara.
"Tolong hentikan, katakan pada Jennifer hiks, Aku tidak akan menggoda Anggara lagi. Aku akan pergi darinya..."
Gege hanya menghela nafas panjang, "Itu tidak ada hubungannya lagi dengan gadis itu nona. Kau sekarang milik kami. "
Nila semakin putus asa, apalagi Renald benar benar menjalarkan lidahnya sampai membuat cerry Nila perih.
"Renald, berhenti disitu. Lebarkan kakinya. "
"Tidak!" jerit Nila.
Namun Renald justru semakin bersemangat. Sejak tadi ia sangat penasaran dengan benda dibalik benda segitiga itu. Rasanya ia tidak sabar untuk melihat dan menikmatinya.
"Hehehe, aku senang kamu mengingatkan ku Ge. Katanya rasanya sangat sempit. Aku akan membuatnya lebar dengan milikku."
Nila ingin sekali pingsan atau mati saat ini juga. Ia tidak bisa membayangkan seperti apa dimasuki pria sebesar ini. Nila juga tidak membayangkan seperti apa trauma yang ia derita jika usai menerima anaconda sebesar itu.
"Jangan, kumohon hiks... aku memiliki ayah yang koma. Biarkan aku pulang."
"Oh, jangan khawatir kamu akan keenakan kok."
Tbc.