Rara menatap plang SMA N 17 BANDUNG begitulah kira kira tulisan besar yang ada di pintu gerbang SMA tersebut. Rara sempat melirik jam tangan biru muda miliknya. Pukul 06:30? Keajaiban dunia ke delapan ini, seorang Rara Cassandra berangkat sepagi ini.
"Woy malah bengong! Ayo masuk!" ajak Oliv, sejenak membuyarkan lamunan Rara.
"Eh iya Vi, gue kan harus ke ruang kepala sekolah dulu." ujar Rara membuat Oliv menghentikan langkahnya.
"Oh iya gue lupa!" seru Oliv dengan cengiran khasnya. "Ayo gue antar!" sambung Oliv menarik tangan Rara.
Oliv dan Rara menyusuri koridor untuk menuju ruang kepala sekolah. Sampai di depan ruang kepala sekolah.
"Gue tunggu di sini ya, lo masuk gih." saran Oliv, Rara hanya mengangguk lalu masuk kedalam Ruang tersebut.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam. Oh kamu anak barunya? silakan duduk." perintah kepala sekolah.
"Iya pak," Rara duduk di depan kepala sekolah tersebut.
"Nama kamu Rara Cassandra. Pindahan daru SMA Tunas Bangsa Jakarta utara?" tanya kepala sekolah memastikan.
"Iya pak," jawab Rara menganggukan kepalanya.
"Oke data kamu sudah lengkap sekarang, kamu ke kantor temui bu Susan dia wali kelas kamu." kata kepala sekolah.
"Dan ini ada peraturan, yang harus kamu baca. Dan kamu patuhi," sambung kepala sekolah memberikan dua kembar kertas kepada Rara. Rara mengambil kertas tersebut.
"Terimakasih pak saya permisi," ujar Rara tersenyum manis.
"Assalamualaikum"
"Walaikumsalam"
Rara keluar dari ruangan tersebut.
"Gimana?" tanya Oliv.
"Gue di suruh ke kantor nemuin Bu Susan. Beliau wali kelas gue." jawab Rara.
"Wah, Berarti lo sekelas dong sama gue!" seru Oliv merangkul pundak Rara.
"Oh ya?" tanya Rara tak percaya.
"Iya lah! Mampus gue lupa, hari ini gue ada piket!" ucap Oliv menepuk keningnya Karna panik.
"Lo temuin Bu Susan sendiri ya, gue mau piket. Kantor nya lo lurus belok kanan." sambung Oliv, belum sempat Rara berkata. Oliv sudah berlari menuju kelasnya meninggalkan Rara.
"Dasar sepupu laknut!" seru Rara berdecak kesal.
Rara berjalan sesuai instruksi Oliv tadi. Di tengah jalan ia menabrak bahu seseorang. Membuat Rara sedikit terpental.
"Aduh, Lo tuh jalan pakek mata dong! Jidat seksi gue kan jadi sakit!" seru Rara sambari mengelus keningnya yang terasa pening.
"Buset!" sahut seseorang, Rara menatap orang tersebut tajam.
Pandangan Rara beralih kepada lelaki yang menabraknya tadi. "Heh! Lo bisu lo punya mulut kan?" tanya Rara sengit, Menatap mata Hitam milik Lelaki tersebut.
Saat itu juga aktifitas di sekitar lingkungan tersebut, berhenti karna mendengar makian dari Rara.
"Harus nya Lo yang jalan pakai kedua mata lo!" balas lelaki itu tersulut emosi.
Rara tertawa remeh, " Jalan itu pakai kaki bukan pakai mata. Sejak kapan jalan pakai mata? Rara mengibas-gibaskan tangan nya di udara.
"Lo nggk liat apa jidat gue sampek merah kayak gini" Rara berucap kembali. Masih dengan gaya yang sama.
"Terus mau di apain mau di cium?" Lelaki itu menarik satu sudut bibir nya.
Rara mendelik geram, "Lo tuh ya enak aja mau nyium jidat gue! Dasar cowo m***m!" ucap Rara kesal lalu menendang tulang kering lelaki di depannya.
"Aww...." Ringis lelaki tersebut. Rara berjalan meninggalkan kelima lelaki didepannya dengan santai tanpa dosa.
"Gila! Tuh cewe berani bat sama lo." ujar Lelaki di belakangnya.
"Udah cabut," kata Lelaki tersebut. Dan ke empat Lelaki di belakangnya mengikuti perintahnya.
****
Rara berjalan di belakang wali kelasnya yang baru, Bu Susan. Beliau masih begitu muda dan juga cantik.
Rara dapat mendengar suara bising. Tak berapa lama, ketika ia dan juga Bu Susan masuk. Kelas tersebut menjadi hening seketika.
"Pagi anak anak," sapa Bu Susan kepada anak muridnya.
"PAGI BU..." teriak satu kelas.
"Baiklah kita kedatangan murid baru. Silakan perkenalkan nama kamu." ujar Susan to the poin.
"Hay, teman-teman perkenal kan nama saya Rara Cassandra. Saya pindahan dari SMA TUNAS BANGSA, Jakarta Utara. Saya harap kalian dapat menerima saya dengan baik."
"Eh. Itu bukan nya cewe yg tadi pagi ribut sama Rama kan"
"Iya pantes dia nggk tau siap Rama. Orang dia anak baru."
"Gila populasi cecan di kelas kita tambah."
"Ya allah semoga ia jodoh hamba"
"Enak aja jodoh gue dia itu"
Rara dapat mendegar bisik-bisik dari teman-teman barunya.
"Oke anak anak diam dulu. Baik ada yang ingin di tanyakan kepada Rara?" Susan melerai keributan di kelas.
Seorang lelaki mengangkat tangannya. "Bu saya mau bertanya." Lelaki itu memberi jeda." Rara udah punya pacar? Kalau belum Abang siap jadi Pacar Rara seorang." Kata Lelaki tersebut. Membuat Rara tersenyum geli.
Dan satu kelas tertawa, Bu Susan menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah muridnya yang satu ini. "Beni urusin dulu itu jambul kamu mau ibu potong!" acam Bu Susan.
"Eh enggk bu, Elah cuma becanda ibu mah bapera,n" balas Beni.
Semua murid 11 ipa 1 tertawa.
"Sudah, sudah, sudah Rara kamu duduk dengan Olivia Sanjaya ya." ujar Bu Susan kepada Rara.
"Iya bu," Rara berjalan menghampiri meja Oliv. Sembari tersenyum manis.
*****
Bel istirahat berbunyi, membuat siswa/siswi 11 ipa 1 berhamburan keluar menuju kantin. Namun tidak dengan ke empat perempuan yang sedang duduk di kursi saling berhadapan.
"Btw Ra, kenalin ini temen-temen gue. Yang ini namanya Jasmin Bunga Melati, gue sih biasa panggil dia Mimin. Yang Ini Indi Stefiata Biasa di panggil Indut." Jelas Oliv, Rara menganggukan paham.
Rara menatap perempuan berpawakan seprti Oliv yang bernama Jasmin atau Mimi. Dan wanita bertubuh agak subur bernama Indi atau Indut.
"Hay salam kenal Gue Rara," ucap Rara tersenyum ramah, seraya mengulurkan tangan untuk berjabat dengan mereka.
"Hay Rara, salam kenal." ujar mereka tersenyum manis kepada Rara.
"Btw, lo tadi keren banget. Bisa lawan si Rama," kata Mimin berlebihan.
"Rama?" Rara menautkan alisnya, bingung.
"Iya Rama, yang tadi pagi lo tendang di koridor." sahut Indi, membuat Mimin menganggukan kepalanya.
"Wait!! Jadi maksud lo, Rara berurusan sama Rama and the geng?" tanya Oliv menatap para sahabatnya.
"Iya Liv, Rara tadi pagi nabrak ' mantan pacar ' Lo!" seru Mimin.
"Tapi lo nggk di kenapa-kenapa kan Ra?" tanya Oliv memastikan.
"Gue nggk pa-pa kok Vi," Rara tersenyum.
"Aduh kalian ini ngobrol terus kapan ke kantinnya 10 menit lagi jam istirahat abis loh." ujar Indut mengusap perutnya.
"Ck. Lo ndut makanan mulu!" seru Mimin, sementara Rara dan juga Oliv hanya tertawa.
Mereka pun berjalan ke arah kantin.
Sampai di kantin mereka duduk di kursi yang sedikit pojok. Sembari membawa pesanan mereka.
Mimin yang sedang asyik dengan Batagornya
Seketika berhenti ketika melihat Rama dan teman-temannya.
"Itu Ra, Yang paling depan namanya Rama Akbar Prajatama Ketua geng Bancor, dia itu
Famous di sekolah kita menjabat ketua geng selama lebih dari 5 tahun. Geng mereka sudah terbentuk dari Rama kelas 2 SMP, dan sekarang Rama generasi ke tiga. Hobbynya main basket, futsal, boxsing, tawarun, balapan liar, dan juga mantan pacar Sepupu lo. "di akhir kaliamat Mimin melirik Oliv yang asyik dengan Cireng pesanannya.
"Sebelah Rama Itu namanya Septian Putra. Bisa di bilang dia itu wakil ketua geng Bancor, Pinter, ganteng lagi.
"Yang sebelah kanan Rama itu namanya Melvin Stevanus, Dia itu cowo famous ketiga fansnya juga nggk kalah banyak. Wajar sih dia kan bule.
"Sebelah Melvin Itu Namanya Danu Ginanjar. Cowo paling kocak di antara mereka. Dan yg terakhir sebelah Septian Namanya Leo Nugraha, Play boy akut sering nidurin anak orang. Dan lo tau diantara mereka dia yang paling Nakal." jelas Mimin.
Rara mengangguk paham atas penjelasan Mimin. Mata hazelnya menatap mata tajam Milik Rama. Rama membalas tatapan Rara,di iringi dengan senyuman Sinis.
Rara tak takut sedikit pun dengan Lelaki tersebut. Ia merasa tertantang untuk. Menggangu Lelaki itu?
"Eh Curut itu bakso gue ngapain Lo makan!" seru Danu, mengalihkan Tatapan mata Rama.
"Ya elah Nu, minta dikit napa!" sewot Melvin.
"Eh bule kere, lo kan punya Batagor ngapain lo embat bakso gue." kesal Danu.
"Batagor doang nggk kenyang gue," balas Melvin terkekeh kecil.
"Ck, Dasar perut karet." cibir Danu memajukan bibirnya.
"Eh kalian Liat deh," Membuat mereka beremapat merumbuk. " Itu cewek yang tadi nabrak Rama Manis juga ya." kata Leo
Semua menatap ke arah Rara dan teman-temannya."Wah, Jangan bilang itu korban lo selanjutnya," Danu berdecak.
Leo tersenyum misterius,"Liat aja Nanti."
"Dasar sok misterius lo!" ejek Danu.
"Gue mau kalian cari tau tentang dia," Suara Bass Rama terdengar, membuat mereka menatap kearah Rama.
"Kayaknya, Rama ngibarin bendera perang deh sama tuh cecan." bisik Danu kepada Melvin.
Dan Melvin hanya mengangguk, sembari memakan bakso milik Danu.
****