Hari ini adalah hari ke lima Rara bersekolah di SMA N 17 BANDUNG. Rara sedang berada di ruang ganti. Karna hari ini adalah jam olahraga. Ia mengikat rambut panjangnya. Indut selalu berkata bahwa ia menyukai rambut Rara yg mirip dengan Rambut SANDRA DEWI artis Sinetron.
Setelah memastikan tidak ada Make up di wajahnya Rara keluar dari ruang ganti. Sudah menjadi kebiasaan memang sejak dulu jika jam olahraga Rara akan menghapus make up nya dan muka polosnya begitu terlihat seperti baby face.
"Astaga, Ra lo ngapain sih di dalem lama amat." protes Indut, menatap kesal Rara.
"Ya ampun Ndut, gue hapus make up dulu tadi," kata Rara sembari jalan di samping Indut.
Mereka sampai di lapangan. "Beni pak Hardi mana?" tanya Mimin kepada Beni sang ketua kelas.
"Pak Hardi lagi di kantor kayaknya," jawab Beni sedikit berteriak.
"Guys kita pemanasan dulu ya," usul Beni selaku ketua kelas, mereka semua menurut.
11 IPA 1 melakukan pemanasan, tanpa mereka sadari Rama dan teman-temannya sedang memperhatikan kelas mereka.
"Btw Ram, ternyata si Rara alis anak baru itu sepupunya Oliv loh." cetus Danu, membuat Melvin, Leo Melebarkan mata nya. Tetapi tidak dengan Rama dan Septian, keduanya tampak biasa saja.
"Serius lo nyet, tau dari mana?" tanya Melvin antusias.
"Ck, Gebetan gue kan banyak di 11 IPA 1." balas Danu dengan bangga.
"Sok lo," Leo menoyor kepala Danu.
"Eh tapi Ram kalau misalnya fakta yang di bilang Danu bener berarti lo susah dong buat ngerjain si anak baru itu." ucap Melvin mencomot snack milik Danu.
"Iya lah secara Rama kan masih sayang sama bebeb Olip" celetuk Danu. Yang di hadiahi tamparan ringan di lengan kirinya oleh Leo.
"Gangguin macan tidur aja lo cung," bisik Leo. "Udah bosen hidup?" sambung Leo terkekeh geli.
Rama masih diam, Oliv adalah mantan pacar Rama waktu di kelas 11 dulu, ketika itu Oliv kelas 10. Dan hubungan mereka kandas karna Oliv tidak pernah mencintai Rama. Entahlah bagi Rama perasaan itu tidak pernah mati.
***
"Eh Guys pak Hardi nggk berangkat kita olahraga sendiri ya." Beni berkata
Yah tau gitu gue nggk ganti kaos.
Sama tau gini gue ke kantin aja.
Lebih baik gue ge game di kelas
Eh main volly yuk.
Banyak percakapan yang tidak penting yang di dengar oleh Rara. "Min. Basket yuk," Rara mengajak Mimin.
"Hayuk, lo bisa main basket?" tanya Mimin.
"Ngeremehin lo," Rara mulai mendribel bola orens tersebut.
Mimin dan Rara sedang Asyik bermain bola basket. Hingga bola yang di pegang Rara mengelinding ke arah Rama dan teman-teman nya.
"Ups! Ra, gue nggk ikutan ya," kata Mimin lalu berlari ke arah Indut dan Oliv.
"Ck, Giliran kayak gini aja gue yang di andelin!" gumam Rara, Perempuan itu berjalan ke arah Rama dan teman-temannya.
"Balikin bola gue!" seru Rara dengan nada judesnya.
"Lo bilang apa? bola lo?" Rama terkekeh geli, lalu berdiri dan menghampiri Rara.
"Gue nggk mau cari masalah sama lo cepet balikin!" seru Rara, dengan tegasnya.
"Tapi masalahnya, lo! udah cari masalah sama gue." Rama menarik ujung bibirnya.
"Ck, maap ya, untuk saat ini gue nggk mau berdebat sama lo jadi balikin Bola gue!" Rara berucap sedikit geram.
Rama tersenyum sinis. "Gue bakal balikin bola ini, asal." Rama tersenyum misterius. "Lo harus tanding basket sama gue." sambung Rama masih dengan senyuman culasnya.
Rara melebarkan mata nya. Kaget, jelas bagimana tidak? Rama dan dirinya jauh, Rama tinggi sementara Rara hanya sebahu Rama. Ini benar-benar gila bukan?
"Kalau gue menang lo harus jadi babu gue selama 3 bulan." ujar Rama menunduk untuk menatap Rara.
"Dan kalau gue yg menang. Lo harus nurutin 3 permintaan gue." sahut Rara, membalas tatapan tajam Rama.
"Deal," ujar keduanya. Mereka bersama sembari menjabat tangan satu sama lain.
***
Pertandingan sengit antara Rama dan Rara sudah di mulai sejak 15 menit yang lalu. Suara sorak-sorak memenuhi area lapangan indor Basket SMA N 17 Bandung. Ada yang meneriaki nama Rama, Namun juga banyak kaum Adam yang meneriaki nama Rara.
Rara terus mendribel bola berwarna orens itu ia tak memberi ke sempatan sedikit pun kepada Rama. Rama mengakui meskipun Rara di bilang pendek, namun ia sangat cekatan.
Ia pun beberapa kali susah untuk mengambil bola dari tangan Rara.
Rara memasukan kembali bola tersebut kedalam Ring hingga skor mereka sama dan ini adalah skor penentun. Bola itu sedang di kuasa oleh Rama. Rara terus berpikir hal ini adalah hal yang sulit untuknya bagaiman tidak. Rama sangat tinggi dan Rara sudah terlalu lelah.
Tapi Rara tak ingin kalah dari Rama. Rara tersenyum ketika menemukan ide. Ia menghadang jalannya Rama.
"Rama," Suara halus nan lembut di sertai dengan kedipan mata mengodo dan senyuman super manis Rara membuat Rama diam tertegun.
Rara yang melihat itu, langsung mengambil Bola dari tangan Rama. Rara mendribelnya lalu memasukan nyake ring dan masuk.
Ya!!bola itu masuk sempurna di dalam Ring. Suara riuh yang tercipta menyadarkan Rama. Rara berjalan menghampiri Rama.
"Siap-siap lo harus nurutin 3 permintaan gue," Rara tersenyum devil kearah Rama dan berjalan menuju teman-temannya.
***
"Gila Ra lo bisa ngalahin si Rama!" seru Indut berdecak kagum.
"Nggk nyangka gue sumpah," Mimin masih terpelongo.
Rara meneguk minuman yang di sodorkan oleh Oliv.
"Lo apain dia sampek melongo gitu tadi?" Oliv bertanya.
"Gue panggil namanya, kedipin dia sama gue kasih senyuman super duper manis ke dia." Jelas Rara.
"Serius lo, Si Rama tergoda?" tanya Mimin
"Iya dong, buktinya dia sampai melongo gitu." Rara mengibas ibaskan tangannya ke udara.
"Terus rencana lo selanjut nya apa?" tanya Oliv.
"Liat aja nanti" Rara tersenyum devil.
****