Selama diperjalanan Allice membuka isi kotak yang kakeknya titipkan kepada Berd. Membuka buku tebal dan berisi dongeng. Setelah membacanya, Allice pun menutup buku dongeng tersebut.
Allice terdiam dengan kalung yang bersinar, "Jadi kakek adalah penulis? Kenapa aku baru mengetahuinya," ucapnya dengan suara pelan.
Tidak berlangsung lama suara kuda terdengar dari dalam kereta kuda, Kereta kuda yang di tumpangi Allice memasuki hutan, Allice pun menggerak-gerakan jari jemarinya setelah ia membuka matanya perlahan, "Kereta kuda nya kenapa memasuki hutan?" tanyanya dengan suara lirih.
Dari jauh ada seseorang yang berlari menuju kereta kuda. Miguela melihat keadaan Allice yang saat ini meminta pertolongan.
"Apa anda tidak apa-apa nona?" tanya Miguela dengan melihat keadaan sekitar.
Allice pun tak sadarkan diri setelah melihat sosok bayangan seorang pria di hadapannya.
"Aku harus memanggil beberapa penjaga, kenapa ada seorang wanita memasuki hutan ini. Yang Mulia Raja harus mengetahui hal ini," Miguela berlari mendekati beberapa penjaga Istana yang saat ini menjaga rumah yang di tempati Raja John Bennedict.
"Anda kenapa Tuan Miguela? kenapa anda berlari dari arah sungai," tanya beberapa penjaga kepada Viscount Miguela yang berlari meminta bantuan beberapa penjaga untuk membawa seorang wanita muda yang ia lihat.
Viscount Miguela pun menceritakannya, tak berselang lama beberapa petugas Kerajaan berlari menolong wanita untuk di bawa ke dalam rumah.
Miguela pun memasuki rumah dengan melihat Raja John Bennedict memandangi pemandangan Hutan G. "Apa ada kabar dari Kerajaan?" tanyanya dengan nada suara pelan.
"Yang Mulia, saya menemukan seorang wanita muda di hutan ini, mungkin wanita ini yang di ucapkan salah satu wanita yang Yang Mulia Raja ceritakan."
"Seorang wanita muda? kenapa dia berada di Hutan G? sedangkan Hutan G tidak dapat di masuki oleh siapapun kecuali anggota keluarga Kerajaan," jawab Raja John Bennedict kepada Miguela.
"Wanita itu tidak sadarkan diri, jika anda mengizinkan saya untuk membawa wanita itu berada di rumah ini. Apakah anda mengizinkannya Yang Mulia?"
"Bawa saja, istirahatkan ia di ruangan kamar khusus tamu."
"Saya yakin ia wanita yang akan bertemu dengan anda Yang Mulia," Miguela kembali meyakinkan kembali Raja John Bennedict.
lima jam kemudian.
Allice mendengar suara seorang pria dari ruangan. Ia terbangun dan beranjak dari ranjang, "Dimana aku? bukankah aku berada di kereta kuda?" tanyanya dengan wajah kebingungan.
Mendapati tubuhnya sudah memakai pakaian baru, Allice pun beranjak dari tempat tidurnya. Langkah kakinya berjalan dengan membuka pintu ruangan kamar, seorang pria dengan berbicara bersama seseorang.
"Siapa dia?" bisik Allice ketika membuka pintu ruangan kamar lalu menutupnya kembali dengan wajah ketakutan.
Suara pintu terdengar oleh Raja John Bennedict ketika ia berbicara bersama Miguela.
"Nona, perkenalkan sebelumnya saya Viscount Miguela dari Kerajaan Afresia. Maafkan saya yang membawa anda ke rumah ini. Karena saya menemukan kereta kuda anda sudah rusak dan anda tidak sadarkan diri. Kemarilah, saya akan menemui anda dengan seseorang," ucap Viscount Miguela yang melihat Allice ketakutan.
"Viscount? apakah anda dari Kerajaan? Maafkan saya Tuan Viscount. Saya Allice dari Keluarga Bruch Knett, tinggal dekat Keluarga Berd. Saya akan menuju Kerajaan Afresia tetapi tiba-tiba saya berada disini," jawab Allice dengan mendekati Viscount Miguela.
Allice pun berjalan mengikuti Viscount Miguela untuk bertemu dengan seseorang yang saat ini duduk di sebuah meja besar. Ada bendera Kerajaan Afresia dengan wajah tersenyum.
"Nona, duduklah disini. Saya akan memperkenalkan anda, beliau adalah Raja John Bennedict, Raja Kerajaan Afresia. Saat ini Pangeran Jorsh berada di Kerajaan Afresia dan Yang Mulia Raja John Bennedict memegang kekuasaan Kerajaan Agresia."
"Yang Mulia Raja?"
"Benar, saya menemukan undangan Kerajaan dan berisikan tanda tangan Yang Mulia Raja di kereta kuda anda."
Allice pun terlihat getir dengan tangan yang gemetaran. Bisa bertemu dengan Raja, ia pun beranjak dari kursi tempat duduknya, "Salam Agresia Yang Mulia Raja, perkenalkan namaku Allice. Aku mendapatkan kartu undangan itu dari Paman Berd dan Bibi Brenda dari Keluarga Berd."
Senyuman dari Raja pun terlihat ketika melihat Allice. "Duduklah. Aku akan berbicara denganmu," Raja John Bennedict melihat Allice yang terlihat ketakutan berhadapan dengan dirinya.
"Allice, ada seseorang wanita yang bertemu denganku, aku akan memberitahukannya kepadamu. Apa kau bisa mematahkan sihirnya? tetapi ada satu hal, aku tidak bisa menikahi dirimu. Karena aku akan menikahi sahabatku," Raja memberitahukan perihal ia bertemu dengan penyihir Raquel.
"Kutukan sihir? Kutukan sihir apa Yang Mulia?" tanya Allice dengan kebingungan.
Viscount Miguela pun menatap wajah Raja saat ini. Ia pun kembali melihat Allice berdiri di hadapan Raja ketika Raja berbicara dengannya.
"Ada seorang wanita yang berbicara kepadaku, seorang wanita tersebut berbicara kepadaku di Kota Aster. Ia berbicara kepadaku bahwa aku akan bertemu dengan seorang wanita dari Kerajaan Afresia."
"Yang Mulia Raja, apakah aku boleh beristirahat kembali. Aku pun mendapatkan surat dari Kerajaan dari Paman Berd dan Bibi Brenda."
Viscount Miguela pun mengantarkan Allice kembali ke ruangan kamarnya setelah berbicara dengan Raja.