Suara burung-burung bersahutan. Sinar lampu mulai memperlihatkan sisinya dibalik tirai cantik kamar khusus untuk tamu yang Allice tiduri. Brenda memasuki kamar khusus untuk tamu dan melihat Allice yang tertidur dengan cantik. "Sayangku Allice bangunlah, Apa kau tidak ingin bersiap diri karena hari ini kau akan pergi ke tempat yang kakekmu inginkan."
Allice melenguh manja menahan rasa kantuk disana. Baru kali ini ia mendapati tidur yang sangat nyenyak dengan ranjang yang empuk. Allice dengan cepat menyadari bahwa dirinya dibangunkan oleh Bibi Brenda. Kedua matanya menyipit. Mendapatkan beberapa sinar yang merasuki pupil mata. "Bibi maafkan aku yang telat bangun pagi, aku akan bangun dan juga mandi."
Brenda tersenyum. "Bangunlah, habis mandi kau akan sarapan pagi."
Allice beranjak dari tempat tidur. Mengikuti apa yang Brenda sarankan. "Terimakasih bibi."
Brenda sengaja bangun pagi-pagi hanya untuk menyiapkan pakaian untuk Allice. Ia sengaja membeli seluruh pakaian di salah satu penjahit terkenal di Kota Fresia untuk Allice.
Dengan manis Brenda memilihkan pakaian cantik untuk Allice. tiga puluh menit berlalu, membuat Brenda mendandani Allice setelah mandi, "Ayo kita sarapan Allice, Setelah ini paman dan bibi akan berbicara padamu."
Allice hanya mengangguk dan menuruti apa yang Brenda ucapkan kepadanya.
Brenda dan Allice berjalan menuju ruang makan. Sudah ada beberapa anggota keluarga yang berkumpul termasuk Brexley dan Kenneth yang sudah menatap Allice dari jauh dengan tatapan dingin. "Anak-anak ayo kita sarapan pagi ini," ucap Brenda mengajak anak-anaknya untuk berdoa dan sarapan pagi ini dengan beberapa roti gandum dan roti isi.
Seperti biasa Allice tersenyum ketika melihat Brenda memberikan beberapa roti di piring. Berd tersenyum dengan melihat Allice. Seluruh keluarga menikmati makanan pagi ini dengan rasa bahagia. Brexley menikmati seluruh sarapan roti miliknya begitupun dengan Kenneth.
Setelah sejam mendapati sarapan dan perbincangan keluarga di meja makan. Berd memakaikan kalung yang Bruch Knett berikan. "Pakailah, kalung ini adalah kalung milikmu. Ini adalah tanda milikmu dan juga bukunya kau bacalah karena setelah k****a dongengnya sangatlah bagus. Aku sungguh menikmati isi bukunya, jangan bersedih lagi Allice."
Allice terdiam dengan menerima buku dari Paman Berd, ia tahu kabar pagi ini bahwa kakeknya sudah meninggal dan tubuhnya menghilang. Rasa sedih yang Allice rasakan pun di rasakan oleh Keluarga Berd termasuk Brexley dan juga Kenneth.
Tok ... tok ...
Suara ketukan pintu terdengar. Dengan segera Brenda beranjak dari ruangan makan untuk membuka pintu rumah.
"Permisi apakah anda mengetahui pemilik rumah yang ada di ujung sana? Kami ditugaskan untuk menjemput anak yang bernama Allice. Apakah kau mengetahui anak bernama Allice?" salah satu petugas memberikan penjelasan kepada Brenda. Brenda pun menjelaskan dengan perlahan kepada para petugas resmi Kerajaan Afresia.
Allice yang sudah mengetahui akan hal ini sudah bersiap dengan penjemputan oleh beberapa petugas pihak Kerajaan, "Aku yang bernama Allice," ucapnya dengan pelan kepada para petugas Kerajaan Afresia.
Berd mendadak sedih ketika Allice akan dibawa oleh pihak Kerajaan, "Allice dengarkan aku. Kau tidak boleh takut selama disana. Paman dan bibi dan juga Brexley, Kakak Kenneth akan menengokmu setiap seminggu sekali."
Allice pun mengangguk. Brenda memberikan koper dan semua pakaian baru yang sudah ia beli untuk Allice. "Sayangku Allice, kau baru saja menginap disini dan aku sudah menyayangimu sayang. Tenanglah nanti paman dan bibi akan selalu menengokmu."
Allice tersenyum dan berpamitan kepada Keluarga Berd. Memandang pasrah ketika kedua petugas kerajaan membawanya dengan kereta kuda. Allice tersenyum dengan memeluk Bibi Brenda. "Terimakasih paman dan bibi."
"Allice, maafkan aku jika aku selalu dingin kepadamu. Percayalah aku hanya ingin kakakku selalu melihatku, aku tahu kau adalah teman kecil Kakak Kenneth. Allice kau jangan membenci Keluarga Berd. kami menyayangimu," ucap Brexley dengan berlari mendekati Allice saat ia menaiki kereta kuda.
Berd beserta istrinya melambaikan tangan setelah melihat kereta kuda yang di tumpangi Allice perlahan meninggalkan kediaman Keluarga Berd.
Kenneth dan Brexley saling berpandangan.
"Maafkan aku Kak Ken, lagipula kita akan selalu menjenguknya. Selama ini kita bersekolah dan hampir melupakan Allice. Bagaimanapun Allice sudah menganggap keluarga kita sebagai keluarganya," ucap Brexley kepada Kenneth dengan suara rendah. Melihat kakaknya yang melihat kereta kuda di tumpangi Allice pergi menuju Kerajaan Afresia, Kenneth pun kembali memasuki rumah setelah Brexley berbicara dengannya.
"Kau adikku Brexley, jangan seperti ini lagi terhadap Allice, bagaimanapun kau adalah adikku," jawab Kenneth terhadap Brexley.