4. Kejutan

2198 Words
*** Hari ini mansion milik keluarga Xander tengah dipenuhi oleh beberapa orang dan pelayan yang sibuk mendekor baik itu ruangan maupun halaman depan dan belakang mansion megah ini. Besok adalah hari ulang tahun Vierra yang ke-20 tahun dan tentu saja persiapan yang teramat mewah telah disiapkan oleh Mega, Alex dan Sean untuk gadis kesayangan mereka. Denting jam besar yang berada di ruang tamu menandakan pukul 3 sore. Semua orang semakin bergerak cepat untuk mendekor. Sementara itu, seorang gadis yang akan menjadi pusat perhatian pada malam nanti sedang asik tidur dengan damai di kamarnya. Gadis itu tidak terusik sedikitpun dengan suara-suara bising di luar kamarnya. Hingga sebuah ketukan membuatnya terpaksa harus bangkit untuk membuka pintu. “Ya?” tanya Vierra masih dengan mata yang setengah tertutup. Nyawa gadis itu belum terkumpul sepenuhnya, bahkan suara serak yang ia timbulkan memberikan bukti nyata jika dirinya baru bangun. “Ya Tuhan, cepatlah bangun, Nak.” Mega memekik heboh saat menyadari putrinya ini baru bangun tidur. Mega menerobos masuk begitu saja tanpa bersusah payah meminta izin terlebih dahulu. “Hm, kenapa Mom?” ucap Vierra sembari mengusap matanya dan menguap lebar. Vierra kembali menutup pintunya, mengabaikan ibunya yang terlihat sedang membongkar isi lemari dan juga isi walk in closet miliknya. Vierra menghempaskan tubuhnya ke ranjang hingga membuat ia tidur tengkurap, matanya tak sengaja menatap jam di nakas yang menunjukkan pukul 3 sore. Dan akhirnya Vierra kembali memejamkan matanya untuk tidur. “Astaga, Rara! Bangun!” pekik Mega dengan begitu hebohnya. Wanita paruh baya itu menarik bantal yang Vierra peluk bahkan selimut yang gadis itu gunakan. “Apalagi, Mom?” tanya Vierra yang kini terlihat kesal. “Bangun, Nak. Kau harus segera bersiap-siap. Pukul 7 malam, semua tamu akan datang,” ucap Mega. “Masih lama, Mom. Ini baru pukul 3 dan butuh 4 jam lagi menuju pukul 7,” ucap Vierra. Gadis itu kembali meraih selimut untuk menutupi tubuhnya. “Ini sudah pukul 5, Ra. Ayo bangun, jangan tidur lagi.” Vierra mengernyitkan alisnya saat mendengar penuturan sang ibu. Apa mata ibunya itu sudah mulai rabun? Jelas-jelas tadi Vierra melihat jam di malasnya menunjukkan pukul 3. “Ini masih pukul 3, Mom.” “Pukul 3 apanya? Cepat bangun, Ra!” kini suara Mega terdengar lebih tegas dari sebelumnya. Ia tak segan-segan menarik kedua tangan Vierra, memaksa gadis itu untuk bangkit dari tidurnya. Vierra tentu saja tak bisa membantu ibunya yang sedang dalam mode serius itu. Gadis itu terduduk di ranjang akibat tarikan ibunya tadi. Saat matanya samar-samar menatap ke arah nakas dan melihat jam kecil di sana yang menunjukkan pukul 5 sore, dirinya berdecak pelan. Bagaimana bisa jam itu berputar dengan cepat? Vierra yakin betul bahwa dirinya baru memejamkan mata sejenak. Mata gadis itu perlahan mulai terbuka sempurna dengan pandangan yang mulai menjelas. Tatapan menyelidik yang Vierra layangkan pada Mega membuat Mega mengernyitkan alisnya. “Bangun, Ra.” “Mom mengubah pukul jam itu?” tanya Vierra menunjuk jam yang berada di nakas. Mega menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Vierra yang aneh, apa gadis itu menyangka dirinya sekurang kerjaan itu hingga harus mengubah pukul jam? Mega menggeleng kepala perlahan, ia meraih ponsel Vierra yang ada di nakas dan menunjukkan lock screen yang menampakkan pukul berapa sekarang. “Ah, kenapa waktu bisa berlalu secepat ini?” rutuk Vierra sembari mengerucutkan bibirnya kesal. “Sekarang bangun dan bersiaplah, sebentar lagi perias wajah akan datang membantumu bersiap. Mom tinggal, ya, Sayang.” Mega mengecup puncak kepala Vierra, lalu keluar dari kamar putrinya itu. Vierra terpaksa harus berjalan gontai menuju kamar mandi. Butuh waktu setengah jam untuk gadis itu menyelesaikan mandinya. Tiba-tiba saja ketika dirinya baru saja keluar dari kamar mandi, seseorang mengagetkannya, Vierra bahkan hampir terjungkal ke belakang jika saja dirinya tak berpegang pada pintu kamar mandi. “Aduh Sayang, kau mandi terlalu lama. Cepatlah kemari dan berias, biarkan kami menyelesaikan tugas ini dengan cepat,” ucap seorang wanita yang dapat Vierra perkirakan berusia 30 tahun keatas. “Siapa kalian?” ucap Vierra dengan wajah polosnya yang dengan refleks menyilangkan tangannya di depan d**a. “Kami adalah suruhan Mrs. Xander,” ucap seorang pria yang terlihat lemah gemulai di samping wanita tadi. “Untuk meriasmu menjadi wanita paling cantik malam ini,” sambung wanita itu. “Ah mungkin kau kaget karena kami tidak memperkenalkan diri, ya? Baiklah kalau begitu, perkenalkan aku Fanny dan dia asistenku, Mikel.” Vierra sedikit lebih lega dari sebelumnya. Ia menurunkan tangannya yang menutupi d**a dan berjalan mendekat menuju kursi yang menghadap cermin. Dengan gesit, Fanny dan Mikel membantu Vierra mengeringkan rambutnya. Kedua orang itu sibuk bergelut merias dirinya. Mikel yang memakaikan riasan tipis di wajahnya dan Fanny yang sibuk mengatur rambutnya sebagaimana cantiknya. Vierra kembali mengantuk karena dirinya yang hanya berdiam diri menunggu riasan selesai. Matanya terpejam untuk sejenak menurutnya, tapi siapa sangka bahwa Vierra kini tertidur sepanjang proses hias menghias itu. Hingga satu sentuhan terakhir pada mata dan bulu mata Vierra yang belum diselesaikan, terpaksa membuat kedua orang itu membangunkan Vierra. “Nona Vierra, bangun.” “Nona,” panggil Mikel dengan sedikit mengguncang tubuh Vierra. “Hm?” deham Vierra dengan mata sayu yang perlahan terbuka. Vierra terbelalak saat matanya menatap pantulan cermin itu. Apa itu benar dirinya? Kenapa begitu cantik? Vierra bahkan sampai pangling dengan wajahnya sendiri. “Benarkah itu aku?” tanya Vierra dan dibalas anggukan cepat oleh Mikel. “Buka matamu, Nona.” Mikel memasangkan softlens berwarna ungu galaksi. Mata Vierra tampak bersinar indah. Dan sentuhan terakhir maskara di bulu mata lentik itu akhirnya menjadi akhir dari proses hias menghias ini. Vierra menghela napas senang. Vierra menatap ke arah jam nakas dan ternyata sudah pukul 6, yang berarti hanya butuh 1 jam untuk acara dimulai. Vierra segera diarahkan untuk memasang gaunnya. 15 menit berlalu, saat Vierra keluar dengan gaunnya. Mikel dan Fannya sontak kaget dan berdiri tegak. “Puji Tuhan.” *** Suasana ruangan perlahan mulai ramai didatangi oleh beberapa orang baik itu teman kolega bisnis Alex maupun teman-teman Vierra. Ralat, maksudnya hanya satu sahabat Vierra yaitu Ryder. Sementara itu, Nyonya dan Tuan rumah, Mega dan Alex terlihat berdiri dengan amat serasi menyambut tamu yang berkerumun mengumpuli mereka. Vierra merasa gugup sekali. Ia menyadari jantungnya berdetak tak seharusnya. Gadis itu menatap beberapa tamu yang datang dari lantai atas. Tak ada yang menyadari keberadaannya, kecuali seseorang yang sejak tadi memperhatikannya. Mata Vierra terus mencari sosok kakaknya. Sean tak terlihat dimanapun sepanjang matanya menjangkau. Hembusan napas kasar keluar dari sela bibirnya tanpa bisa ia cegah. “Ada apa?” suara seseorang mengagetkan Vierra. Bahkan Vierra sampai berjengkur kaget olehnya. Gadis itu menatap penyebab keterkejutannya dan memukul bahu orang itu. “Au! Kau ini kasar sekali. Kenapa setiap kali bertemu selalu saja menganiayaku,” rutuk Ryder sembari mengusap bahunya yang dipukul Vierra. “Salahkan dirimu yang mengagetkanku,” kesal Vierra tak ingin kalah. Keduanya kembali terdiam. Kini Vierra kembali mencoba mencari sosok kakaknya tapi tak kunjung dapat. “Kau mencari siapa? Sedari tadi aku amati di lantai bawah, kau terlihat tak tenang terus mencari sesuatu yang entah apa itu,” tanya Ryder sembari ikut mengedarkan pandangannya. “Kakakku, dimana dia?” balas Vierra. Ryder terdiam sembari melipat bibirnya dalam. Pria itu seolah terlihat berpikir sejenak sebelum membuka suara kembali. “Aku tadi tak sengaja melihatnya, dia berjalan entah kemana bersama seorang wanita.” Deg. Vierra kembali merasakan sesak itu lagi. s**l. Vierra menatap Ryder dengan pandangan menyelidik. Ryder menyadari tatapan itu. “Berhenti menatapku seperti itu, aku tidak berbohong sama sekali.” Vierra menghembuskan napas kasar. Ia merasa sia-sia saja menanti kakaknya untuk melihat reaksi pria itu atas penampilannya. “Kenapa wajahmu terlihat kecewa, Ra? Kau tidak mungkin menyukai kakakmu sendiri, kan?” Deg. Lagi-lagi jantung Vierra memacu cepat karena ucapan Ryder. Dengan cepat ia menggeleng tegas. Ia meneguk saliva kasar demi membuat suaranya agar tak gugup gemetar. “Tentu saja tidak, bodoh. Aku hanya ingin melihat reaksi kakakku atas penampilanku malam ini,” ketus Vierra. “Ada apa dengan penampilanmu? Kau cantik malam ini. Aku bahkan terpana beberapa saat saat melihat sosokmu yang berdiri anggun sendirian di sini,” ucap Ryder jujur. “Be-benarkah? Aku secantik itu, ya?” gumam Vierra yang mampu didengar oleh Ryder. “Hadeh, sahabatku ini ternyata tidak sadar bahwa dirinya cantik.” Mendengar itu, sontak saja membuat Vierra tertawa. “Lihat? Aku bahkan menyaksikan dengan kedua mataku sendiri dan di depan mataku sendiri bagaimana merdunya suara tawa bidadari surga,” ucap Ryder yang berhasil membuat Vierra semakin bersemu malu. Pipinya semakin memerah karena ucapan Ryder. Dasar Ryder s****n! “Berhenti menggodaku, Der.” “Baiklah, Dear,” goda Ryder. Vierra hanya menggelengkan kepalanya pelan. “Astaga, aku perlu turun ke bawah menuju taman. Tempat ini terlalu ramai dan menyesakkan,” ucap Vierra. Ryder mengerti arti ucapan sahabatnya itu dan memberikan uluran tangannya agar gadis itu menggandengnya. Vierra dengan gaun hitam berpernik gemilau dengan potongan rendah di area punggungnya membuat dirinya terlihat elegan sekaligus seksi secara bersamaan. Gaun yang melekat sempurna ditubuhnya itu berhasil menjadi penyempurna penampilan Vierra. Saat menuruni tangga, semua orang menatap ke arah mereka. Bahkan suasana yang tadinya ramai menjadi sedikit hening karena Vierra yang menuruni tangga. “Ah iya, dialah putriku, Vierra Nathania Xander.” Suara Alex yang menginterupsi semua orang yang terpana di sana. Pria itu tersenyum pada sosok putrinya yang cantik. “Padahal aku hanya ingin pergi ke taman sejenak demi keluar dari keramaian, tapi kenapa jadi begini?” gumam Vierra yang hanya bisa didengar oleh Ryder. “Karena kau terlalu cantik,” bisik Ryder. Vierra mencubit pinggang Ryder yang masih sempat menggodanya disaat seperti ini. Vierra sampai diundakan tangga terakhir. Ia menyambut uluran tangan Alex dan menerima kecupan di punggung tangannya. “Dad,” gumam Vierra pada sang ayah. Alex tau dari matanya bagaimana ketidaknyamanan Vierra menjadi pusat perhatian saat ini. “Kalian bisa kembali menikmati acara kembali, putriku merasa malu karena kalian tatap sedaritadi,” ucap Alex dan disambut tawa dari beberapa tamu yang hadir. Vierra sempat berbincang sejenak dengan kedua orang tuanya dan undur diri bersama Ryder untuk menuju taman belakang yang terlihat lebih sepi dari tempat lainnya. Rencananya Vierra ingin duduk tenang di kursi taman sembari menikmati bintang malam bersama Ryder, tapi siapa sangka suara aneh yang mengganggu telinganya membuat ia penasaran dan memilih mencari sumber suara dengan didampingi Ryder. “Emmhh...” Suara itu terdengar semakin jelas saat mereka mendekat pada suatu pintu yang sedikit terbuka. Ryder sadar betul suara apa itu karena dia bukan pria polos yang tak tahu tentang hal apa yang terjadi hingga menimbulkan suara menjijikan itu. Ryder berusaha mencegah Vierra, tapi kalah dari Vierra yang memiliki rasa penasaran tinggi dan keras kepala. Saat mereka sampai di pintu itu, mata Vierra sedikit mengintip dari sela-sela yang terbuka. “Emhh... Sean.” Deg! Jantung Vierra seolah mencelos saat menyadari suara apa itu dan siapa pelakunya. Kali ini sesak yang Vierra rasakan melebihi sesak yang dulu ia rasakan. Matanya menatap kosong pada pemandangan dua insan manusia yang terlihat sedang asik dengan kegiatan mereka. Suara decapan itu membuat telinga Vierra memanas. Dengan cepat Vierra melengoskan matanya saat sesuatu hal tak terduga terjadi di depannya. Sementara Ryder, pria itu menutup kedua telinga Vierra agar tak mendengar suara menjijikan itu. Namun sayangnya, suara pekikan kedua orang di dalam sana yang tengah asik menyatukan tubuhnya masih terdengar jelas dalam pendengaran Vierra. Air mata tanpa gadis itu sadari jatuh menyentuh pipinya. Saat Vierra berusaha menghapus air matanya, sangat s**l ternyata matanya tak berhenti mengeluarkan cairan itu. Vierra terisak tertahan. Ia tak kuat saat mendengar jelas aksi kedua orang di dalam sana. Ryder yang tak kuasa melihat Vierra menahan sedih langsung merengkuhnya dengan erat. Membiarkan gadis itu terisak di d**a bidangnya. “Ah Sean...” “Bella...” Rahang Ryder mengetat mendengar itu. Kedua orang yang tidak tahu malu melakukan hal menjijikan di tengah pesta ulang tahun seorang gadis. Ryder tak menyangka bahwa sosok Sean yang ia anggap adalah pria berkharisma dan wibawa itu ternyata sosok menjijikan. Kakak macam apa yang melakukan s**s dengan wanita ditengah pesta ulang tahun adiknya sendiri? Apa pria itu tidak memiliki akal? “Antar aku kembali, Ryder.” Ryder menatap Vierra, riasan gadis itu terlihat sedikit berantakan karena air matanya. “Baik, Ra. Jangan menangis, kumohon.” Ryder dan Vierra memilih jalan memutar untuk menuju lantai atas karena tidak ingin semua orang melihat penampilan Vierra yang kacau. “Apa kau baik-baik saja?” tanya Ryder saat Vierra hendak masuk kembali ke kamarnya. “Ya, aku baik-baik saja.” “Bohong.” Vierra menghela napas sejenak dan menatap Ryder dengan senyuman lembutnya. “Aku baik-baik saja, Ryder. Percayalah,” ucap Vierra meyakinkan. “Baiklah kalau begitu. Aku akan memanggilkan periasmu, masuklah.” Vierra menutup pintu kamarnya perlahan. Tubuhnya merosot hingga terduduk di balik pintu itu. Tubuh Vierra bergetar hebat. Ia kembali terisak. Bayang-bayang bagaimana sang kakak dan Bella yang tengah melakukan s**s mereka kembali melintas dalam benak Vierra. Bahkan detail hal itu terukir jelas diingatannya. “Tak masalah, Ra. Tak masalah. Mungkin mereka hanya melakukan having s*x tanpa cinta. Ya, bisa saja begitu kan? Kau hanya perlu percaya pada Sean. Dia tak mungkin melakukan hal itu tanpa berpikir. Ya, kau hanya perlu percaya pada Sean.” Vierra merapalkan kata-kata yang setidaknya bisa menenangkan dirinya saat ini. Vierra hanya perlu berpikiran positif dan semuanya akan selesai. Ya, Vierra yakin kakaknya tidak seperti itu. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD