bc

HASRAT SANG LUCIFER

book_age18+
1
FOLLOW
1K
READ
family
HE
drama
bxg
scary
campus
naive
civilian
like
intro-logo
Blurb

Pernikahan dimulai ketika Ayah kandung Yoan Shailendra terkena serangan jantung, Ia meminta anak satu-satunya untuk menikahi gadis belia bernama Arneta Sahara. Gadis miskin yang akan Yoan selamatkan nantinya, Yoan sempat menolak namun sang Ayah mengancam Yoan yang takut kehilangan harta warisan nya.

Perjalanan Arneta pun di Mulai, mampukah Arneta menaklukan hati Tuan Yoan Shailendra yang dijuluki Sang Lucifer yang kejam. Wanita mana yang akan menikahinya, mereka rasa menikahi Sosok Yoan adalah sebuah tiket merasakan suasana Neraka dunia. Namun tidak dengan Arneta, Arneta akan berusaha menaklukan hati Yoan seperti hal nya Arneta menaklukan dunia yang sebelumnya sudah terasa sangat kejam.

chap-preview
Free preview
PROLOG
Malam itu sebuah mobil mewah berwarna hitam terlihat berhenti secara tiba-tiba di pelataran rumah mewah nan megah Gusti Shailendra. Seorang pria tampan nan gagah itu keluar dari dalam kendaraan tersebut, ia berlari dengan begitu kencang menuju sebuah ruangan milik Gusti Shailendra. "Mana Papa Mam?" Tanyanya dengan mata yang terlihat tergesa-gesa. Ibunya pun terlihat menyambut kedatangan nya dengan rut wajah yang tak kalah risau, "Papa ada di dalam, Dokter Ryan sedang berusaha memeriksanya." Ucap wanita yang tak lain adalah Istri muda dari Gusti, Ia terlihat menunggu didepan pintu utama ruangan megah milik Pengusaha kaya itu. "Kenapa gak dibawa ke rumah sakit sih mam?" Tanya nya. Lalu Amalia menjawab, "Papa mu menolak, mama sudah memanggil seluruh Staff di rumah untuk membantu Papa menuju rumah sakit. Namun Papa mu sangat keras Yoan." Helaan nafas lelaki tampan itu terdengar begitu berat, ia begitu takut kehilangan Papa kandungnya. Walaupun selama mereka hidup bersama tak ada satupun jalan yang sama di dalam pemikiran Gusti dan anaknya, namun kepergiaan Ibu kandungnya 10 tahun yang lalu membuatnya merasa trauma. Yoan Shailendra, sosok lelaki yang begitu keras diam-diam memiliki rasa takut akan sebuah kehilangan. Dan hal itu ia rasakan kembali setelah beberapa jam yang lalu mendapatkan kabar bahwa Ayahnya mendapat serangan jantung Ringan secara mendadak, Yoan yang terlihat sibuk segera bergegas pergi untuk menemui Papa kandungnya. Tiga puluh menit pun berlalu, Dokter Ryan sebagai Dokter keluarga Shailendra pun keluar dari dalam ruangan utama ayahnya. Secepat kilat langkah dari Yoan mendahului langkah Amalia ibu sambungnya, "Om gimana keadaan Papa?" "Papa mu sepertinya harus segera mendapatkan perawatan terbaik, jantungnya sudah tidak dapat bertahan lebih lama dan Om khawatir sesuatu hal buruk terjadi pada Papa mu." Yoan menundukkan kepalanya, "Yoan, temui lah Papa mu dan bujuk dia agar mau mengikuti saran Om." Ucapnya kembali. "Dia masih saja bersikeras Mas Ryan?" Tanya Amalia. "Ya begitulah, Mas Gusti tetap saja keras kepala mbak." Sahut Dokter Ryan. Tanpa menunggu lama, Yoan pun melangkah menuju kamar utama Ayahnya. Di dalam sana sudah terlihat sosok Gusti yang terbaring lemah dengan alat oksigen yang sudah terpasang rapih menutupi hidungnya. Amalia terlihat berdiri di belakang tubuh Yoan, Dokter Ryan sendiri sudah berpamitan untuk pulang. Amalia mengusap pundak milik anak sambungnya, "Mama mohon tolong bujuk Papa mu Yoan." Yoan mengangguk dan segera mendekati tubuh Ayahnya. "Papa.." Panggil Yoan. Perlahan mata indah Gusti pun terbuka, "kamu toh Yoan." Ucapnya sedikit perlahan dan terbata. "Iya Papa." "Masihkah kamu sibuk dengan segala urusan mu?" Ucapnya kembali. Yoan mengeritkan rahangnya, terlihat begitu kesal namun rasa takut kehilangan Ayahnya tak kalah besar. "Pergilah ke Amerika Papa, Yoan rela meninggalkan seluruh urusan Yoan di Indonesia, asalkan Papa mau melakukan pengobatan di sana." Tutur Yoan sembari menatap wajah ayahnya. Senyuman tipis terlihat di wajah pucat milik Gusti, Yoan mencoba menerka maksud dari raut wajah yang diberikan Ayahnya. "Papa ingin kamu menikah dulu dengan wanita pilihan Papa dan tinggalkan kekasih-kekasih mu itu!" Ucap Gusti, Yoan mengernyitkan dahinya seraya menolak apa yang dikatakan oleh Ayahnya. "Jika tidak mau, kamu tidak hanya kehilangan Papa mu ini. Tetapi juga kehilangan seluruh harta yang akan Papa berikan," Seloroh Gusti membuat dahi Yoan sedikit berkeringat. Gusti menarik napasnya perlahan, tatapan nya tak terlepas dari menatap wajah anak kandungnya. "Dan harta warisan untuk mu akan Papa berikan kepada gadis itu! Dia sudah seperti anak gadis Papa, bahkan dia begitu sangat menyayangi Papa." Sambung Gusti. "Maksud Papa? Papa mengancam Yoan?" "Tidak hanya sebuah ancaman tetapi inilah kenyataan nya! Selama ini Papa sudah tau apa yang kamu lakukan pada gadis-gadis di luar sana. Dan siapa nantinya yang akan menerima lelaki kejam juga dingin seperti mu!" "Papa tidak akan membiarkan mu bermain sesuka hati mu!" Yoan terdiam, entah apa yang ada di dalam isi kepalanya. Yang jelas ia tidak mudah untuk membela dirinya sendiri, mungkin saja apa yang dikatakan oleh Ayahnya benar dan hal itu tidak dapat dipungkiri sosok Yoan. Amalia menghampiri suaminya, Ia mengusap tangan suaminya dengan penuh kelembutan, "Sudahlah Papa nanti kita bicarakan lagi mengenai semua ini, biarkan Yoan hidup sesuai dengan keinginan nya. Yang terpenting sekarang Papa mau untuk melakukan pengobatan di Luar negeri sesuai dengan apa yang dikatakan Ryan." "Apa yang dikatakan Mama benar Papa, tolong beri Yoan waktu untuk mendapatkan calon istri yang Yoan cintai." Ujar Yoan sekaligus menolak secara halus keinginan Ayahnya. "TIDAK !!!" Ucap Gusti dengan begitu tegas, "Tidak menikah dengan gadis pilihan Papa, juga tidak akan pernah lagi Paa anggap kamu ada! Papa serius dan tidak main-main." Ucap Gusti kembali sembari terlihat memegang d**a kirinya, Ia juga terlihat begitu merasa sesak dan hal itu cukup membuat Yoan juga Amalia merasa khawatir. Amalia menghampiri Yoan, ia memohon agar Yoan mau mengikuti keinginan Ayahnya. Namun lagi dan lagi Yoan terdiam, dan Amalia secara terus menerus meminta agar Yoan segera mengiyakan keinginan suaminya itu. "Yoan...Mama mohon nak." Yoan tetap menundukkan kepalanya. Di satu sisi Yoan tidak ingin menikah dan memiliki Pasangan, bahkan Yoan juga tidak ingin kehidupan nya terganggu oleh suara bising anak-anak. Tetapi di sisi lain Yoan tidak siap hidup susah bahkan hidup tanpa sosok Ayah juga Ibu sambungnya, Yoan terdiam dan hanya terdiam. Namun terlihat sang ayah yang semakin merasa kesakitan dan hal itu semakin membuat Amalia begitupun Yoan sendiri merasa khawatir. "Yoan.. Jika tidak ingin menjawab silahkan keluar dari kamar Papa!!" Ucap Gusti dengan tegas kembali. Yoan menarik napasnya dalam-dalam, "Baiklah!" Jawab Yoan sembari menghela napas beratnya. "Yoan setuju dengan Papa!" Sambung Yoan, kalimat itu membuat Amalia begitu merasa lega. Amalia mendekati suaminya kembali, ia terlihat tersenyum sembari menatap wajah Gusti. "Tetapi dengan syarat Papa juga akan melakukan pengobatan ke Amerika, Papa harus sembuh agar tidak meninggalkan Yoan!" Seru Yoan dan Gusti terlihat mengangguk seraya menyetujui apa yang dikatakan Yoan. "Kita sudah sepakat." Ucap Gusti terbata, "Dua hari lagi pernikahan mu dengan nya akan dilakukan dan Papa akan pergi ke Amerika bersama Mama mu setelah acara pernikahan mu selesai." Sambung Gusti. Tanpa mengatakan apapun Yoan pun memilih untuk pergi meninggalkan ruangan Pribadi ayahnya, Yoan tidak mampu menolak karena baginya kesehatan sang Ayah dan kehidupan baik untuknya lah yang sangat penting. Langkah Yoan terhenti tepat di hadapan kolam besar di belakang rumahnya, Ia tak henti berpikir mengenai gadis tersebut. Dalam hati Yoan pun berucap, "Siapakah dirimu Nona? Mengapa begitu spesial kamu di hati Papa ku! Dan baiklah, aku akan membuat kehidupan mu seperti di Neraka, hingga akhirnya kamu meminta pada Papa agar aku melepaskan kamu!" Senyuman sinis dengan mata mengkilat pun ia tunjukan saat mengatakan hal tersebut. Lalu, "Kau salah jika memilih Yoan Shailendra sebagai suami mu, bukan kenikmatan yang kau miliki melainkan kesusahan hingga kesakitan yang akan nantinya kau miliki. Wanita seperti mu tidak layak untuk ku! Kau sudah membuat Papa ku berpikir bahwa aku harus memiliki sebuah keluarga setelah kegagalan itu terjadi! Tidak! Tidak ada lagi wanita yang akan aku percaya! Semua wanita sama saja! Selain penggoda, mereka juga pengincar harta seorang lelaki kaya!" Ucap Yoan kembali sembari menyunggingkan bibir atasnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.3K
bc

CINTA ARJUNA

read
13.0K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.4K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.7K
bc

Istri Tuan Mafia

read
17.2K
bc

Ayah Sahabatku

read
23.6K
bc

Dipaksa Menikahi Gadis Kecil

read
22.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook