Bab 2 season 3

1658 Words
"Fre.. Aku antar ya?" ujar Arqa sembari menggandeng tangan Freya "Freya pulang denganku" ujar Ren "Hei apa-apaan kalian ini! Kalian tak lihat orang berbaju rapi setelan jas hitam disana? Sekali aku teriak, kalian akan habis dibuatnya" ujar Freya dengan menunjuk ke luar lobby Arqa yang tau kalau itu adalah pengawal Tuan Tama langsung mundur dan pergi dari sana. Berbeda dengan Ren, ia langsung menarik tangan Freya dan memasukkannya kedalam mobil sportnya. "Hei, tak sopan sekali! Apa maumu?" bentak Freya "Kau tau apa mauku, Chloe!" 'Astaga, ternyata dia orang yang tidak mudah menyerah ternyata!' batin Freya 'Kalau bukan karena permintaan Kak Jona, aku tak mau berhubungan dengan gadis ini! Kasar, cerewet, dan sedikit tomboy!' batin Ren Ren melajukan mobilnya menuju suatu tempat. Mereka berhenti di sebuah rumah kecil, nampak biasa dari luar. Namun saat masuk, Freya tercengang dengan apa yang ada di dalamnya. Sebuah ruangan full gamer dan perlengkapannya. Bahkan semua itu dengan versi terbaru. "Sudah cukup mengagumi apa yang ada disini!" ujar Ren datar "Hah... Siapa yang kagum?! Kau tau?, aku punya semua yang ada disini!" "Oh ya? Bagus... Aku tak perlu repot mengajarimu!" "Apa maksudmu? Hei, aku belum setuju untuk masuk kedalam team mu!!" bantah Freya "Aku tak perlu persetujuanmu untuk merekrutmu!, seharusnya kau bersyukur akan masuk kedalam team yang hebat di Jepang!" "Pede sekali kau! Sebenarnya kau yang beruntung memasukkanku ke dalam teammu!!, kau tau kalau aku..." "Kalau kau tak pernah kalah walau hanya sekali! Dan kau gamer kelas dunia!" Freya terdiam mendengar Ren melanjutkan kalimatnya. "Aku mau pulang, uncle bisa..." "Kau tenang saja... Aku sudah menghubungi Tuan Tama!" "Kau tau Uncle?" "Tentu... Kau tak pintar menyembunyikan identitasmu!!" "Kau!!" "Kau sangat ceroboh! Jika saja kau langsung bertemu denganku, pasti kau tak akan bernasib sial di tangan Arqa!" Lagi-lagi Freya terdiam disana. Ia sangat menyesali apa yang sudah Arqa perbuat. "Duduklah, akan ku jelaskan cara kerja team!" Freya hanya menurut, ia duduk di samping Ren. "Baiklah, disini ada lima orang. Aku, Yuka, Shiro, Black, Hiro. Dan kau yang keenam Chloe! Sebaiknya gunakan nama akun saat disini! Kami memainkan game dengan taruhan untuk menang. Lalu selain itu disini juga menerima job seperti Hacker pada umumnya. Aku tau cara kerjamu! Kau selalu sendiri, tapi disini cobalah membaur dengan yang lain, selain kau ada Yuka yang juga seorang gadis. Kau akan menjadi partnerku, Yuka dan Black, sedangkan Shiro dan Hiro. Semua memiliki bakat masing-masing, selain nama akun jangan pernah panggil nama sebenarnya! Nama akunku tetap Ren. Apa kau paham dengan yang kujelaskan? " jelas Ren " Hah...?? Iya aku paham.. " " Baiklah, berkenalanlah dengan mereka, mereka ada di ruang san(tiga) , sedang bermain untuk mempertaruhkan sebuah mobil sport terbaru di Jepang" "Wow... Okay" 'Tunggu-tunggu... Apa ini? Kenapa aku hanya menurut padanya? Aargghh bodoh!!' batin Freya Freya masuk kedalam ruang San, ia berkenalan dengan team disana. Semua menyambut Freya dengan senyuman ramah, namun tidak dengan Black yang hanya diam tanpa ekspresi. "Jangan hiraukan Black, dia memang begitu" ujar Yuka "Owh, okay..." "Sini kita lihat mereka bertiga main... Kita hampir menang... Hihi" "Benarkah?" Yuka hanya mengangguk menanggapi Freya *** Cukup untuk melihat bagaimana team baru Freya hari ini. Ia di antar pulang oleh Ren sampai Mansion. "Terima kasih sudah mengantarkanku pulang" pamit Freya "Ya" Ceklek... "Astaga! Kak Jona...! " "Hi Fre... How are you?" "Kangen kakak...." Freya memeluk Jona Jonathan sedang ada bisnis di Jepang, ia sengaja tidak memberitahu Freya jika berkunjung. "Siapa yang mengantarmu, Fre?" tanya Jona "Hmm, Ren... CEO di tempatku kerja..." "Owh...", Freya menikmati waktunya dengan Jona di ruang keluarga. Mereka berbincang seputar kondisi di Indonesia dan juga kabar Freya di Jepang. "Kapan kamu mau pegang perusahaan?" "Yaelah kak, baru juga beberapa bulan... Masak udah di suruh pulang aja!" "Joanna ingin kau membantunya!" "Iya tau... Freya masih cari ilmu nih disini!" "Ya sudah... Cepatlah kembali!! Lagipula apa orang kantormu tak curiga denganmu?" "Hehe... Kalo mau orang kantor tak curiga, lepasin Freya dong... Pengawal yang kakak suruh nongol terus, temen kantor emank udah pada nanya tapi Freya selalu bisa mengelak..." "Tapi itu untuk keamananmu!" "I know, kak... Please..." "Ya sudah..." "Yeay... Thanks kakak..." Dan seperti itulah percakapan antara kakak beradik. Ting... Tong.... Ceklek... "Kau siapa?" "Aku Ren" 'Sialan kak Jona!! Dia berpura-pura tidak mengenaliku didepan adiknya'batin Ren "Loh... Ngapain kamu kesini lagi." "Ada job... Cepat ikut!" Ren menarik tangan Freya dan pergi "Hah? Kak, Freya tinggal dulu ya... Bye... Muach... Miss you!!" "Hei apa kau tak bisa berbicara sedikit pelan?" "Hah? Apa? Kau menarikku dan membawaku pergi begitu saja! Apa kau tak lihat siapa tadi?" "kakak mu?" "Nah itu tau! Sopan dikit napa sih!" "Dia saja tak peduli" gumam Ren lirih "Hah?" "Nothing" Mereka sampai di basecamp, team yang lain sudah menunggu. Freya duduk ditempatnya, begitupun dengan yang lain. Mereka telah siap didepan layar empat belas inci dengan menggunakan headphone, tangan memegang joystick. Setelah di mulai mereka akan sangat serius di permainan itu. Kali ini taruhanya adalah sebuah rumah di Tokyo. "Hiro your left..." ujar Yuka "Watch out..." teriak Hiro 'Permainan mereka memang bagus, tapi kenapa mulutnya rame banget ya?!, beda banget ama aku...' batin Freya Sudah dua jam permainan berlangsung, Freya mulai bosan dengan permainannya. Namun kurang sepuluh menit lagi mereka bisa memenangkan game itu. Dan... "Wooooo.... We are the winner" teriak Hiro "Thanks team..." ujar Ren "Aku berangkat dulu, Shiro cepat..! " ujar Black sembari mengambil kunci mobil dan keluar entah kemana "Loh Black dan Shiro mau kemana?" tanya Freya "Mengambil hadiah kita tentunya.. !" ujar Black "Owh.. Oke..." Freya melihat Ren sedang bersantai di sebuah sofa dengan meneguk sekaleng bir. Freya menghampirinya dan mencoba bertanya padanya. "Hei..." "Hmm" "Sejak kapan kalian menjadi satu team?" "Hmm sudah tiga tahun ini" "Cukup lama juga" "Ya.." Freya terdiam, ia memainkan ponselnya melihat ada satu pesan masuk. Text Message : No number "Booommmm!!!" "Apaan sih!! Ga lucu deh!!" gumam Freya "Ada apa?" tanya Ren "Seseorang mengirim pesan, dengan kata Boommm saja" Freya terdiam "Ren... Antar aku pulang.... Cepat.." lanjut Freya yang akhirnya menarik tangan Ren Ren melajukan mobilnya dengan kencang, dan saat tiba di rumah. Seisi rumah sudah habis terbakar karena ledakan bom. Freya terduduk lemas didepan mobil Ren. "Hei... Bangunlah..." "Ren... Apa kakakku masih ada di dalam?" "Apa?" Tiga mobil pemadam kebakaran datang untuk memadamkan api. Freya masih lemas, ia duduk di mobil milik Ren. "Kata orang-orang, kakakmu tidak ada didalam rumah..." ujar Ren "Syukurlah... Lalu dimana kakakku?" "Aku disini Fre..." Jona muncul dari belakang Ren "Kakak... Astaga... Kakak!!" "Hei... Are you okay?" "Apa yang terjadi kak?" "Entahlah, uncle Tama sedang menyelidikinya" terang Jona Ren menatap Freya dengan perasaan gundah. Ia ingin menawarkan tempat tinggal sementara padanya namun ia juga berfikir untuk apa?, karena Freya adalah anak konglomerat. "Kak, lalu dimana Freya tinggal?" "Pulang Indonesia!" "What?" ucap Freya dan Ren bersamaan Jona yang melihat keduanya jadi tertawa terbahak-bahak. Bagaimana bisa mereka memiliki pikiran yang sama. "Kak!! Aku cari apartemen aja deh..." "Disini sudah tidak aman, Fre!" "Bagaimana jika satu gedung denganku, kebetulan apartemen sebelahku kosong, sepertinya sudah tidak ditempati" tawar Ren "Baiklah... Mari kita kesana, jika layak huni akan ku ijinkan!" ujar Jona Akhirnya mereka menuju apartemen Ren. Melihat kondisi kamarnya dan isinya. Jona memutar bola matanya seakan menjahili adiknya itu. "Aku suka! I'm stay here kakak!!" tegas Freya "Baiklah... Ingat peraturannya!!" "Oke...!" Jona dan Ren membantu Freya membersihkan apartemennya dan menata barangnya. "Kak... Temenin Freya..." "Hah...? Kemana?" "Barang Freya habis kena ledakan! You know lah apa yang Freya butuhin!!" "Astaga...!! Ini... Itu kartu kredit kakak!, kamu beli sama Ren saja. Kakak capek mau balik hotel!" "Muach.. You are the best Brother..." Akhirnya Freya pergi dengan Ren, sedangkan Jona memilih kembali ke hotel tempat ia menginap. "Kau mau membeli apa?" tanya Ren "Semua perlengkapanku seperti yang ada di basecame!" "Hei kau gila?!, harganya bisa membeli satu mansion besar!" "Yes, I am...." Ren hanya menggelengkan kepalanya, dan tetap mengantarkan Freya ketempat yang ia mau. "Hmm, may i ask you something?" ujar Freya "Silahkan!" "Sejak kapan kau mengenal kakakku?" "Sejak dia berbisnis denganku tentunya!" "Hmm, begitu rupanya.. Apa kau hanya ingin membalas budi padanya? Dengan mendekatiku?" "Hmmm seperti itulah... Aku hanya tak ingin kau salah memilih lagi... Seperti Arqa contohnya.." "Begitu ya... Mulai besok, jangan bersikap seperti ini lagi padaku! Bersikap saja layaknya Boss dan karyawannya. Disini aku hanya asisten manager! Jadi jangan perlakukan aku seperti ini lagi!" "Besok kau akan menjadi asistenku! Kantormu pindah di sampingku! Aku tak suka di bantah, jadi diam dan ikuti aturanku!" "Ya aku lupa kalau kau orangnya suka semaumu! Dasar Claude!" "Apa?" "Nothing!" 'Tampan, dingin diluar, tapi lembut didalam.... Ah.... Ice cream... " batin Freya Selesai dengan belanjaan Freya, mereka kembali ke apartemen. Ren membantu Freya menata perlengkapan game dan kerjanya. Mereka begitu serius jika sudah berurusan dengan hal-hal seperti itu. "Ren..." "Hmm" "Thanks..." "Anytime" Freya melihat ke dapur, ia lupa untuk membeli bahan-bahan makanan. "Astaga... Aku lupa membeli bahan makanan!!" "Kau lapar?" "Setelah berurusan dengan semua ini, tentu aku lapar... Tenagaku ter.... Eh..." Tanpa bertanya, Ren menarik tangan Freya. Membawanya ke apartemen sebelah, tepatnya milik Ren. "Apa yang kau lakukan?" tanya Freya heran "Membuatkanmu makanan" "Hah?... Seriously?" Ren hanya mengangguk Freya memandangi Ren yang sedang memasak. Ia begitu terpesona dengan wajah tampan Ren, namun lamunannya di buyarkan dengan satu toyoran di kepalanya. "Auh... Hei..." "Sudah puas melihat wajah tampanku?" "Hah... Hahahhahaha... Ternyata kau percaya diri sekali.... Hahahahha..." "Sudahlah, cepat makan!" Ren duduk dan memakan makanannya, wajahnya nampak memerah karena ucapan Freya barusan. Drrttt... Dddrrrtt... Uncle Tama is calling... 'Yes uncle...' 'Kau baik-baik saja sayang?' 'I' m totally fine, uncle. Don't worry" 'Syukurlah, aku sedang di Korea. Baik-baik disana!' 'Okay' Tanpa Freya sadari, Ren selalu mencuri pandangan ke arahnya. Sesekali Ren menepuk pipinya untuk menyadarkan diri. "Kau kenapa?" tanya Freya "Nothing!" Selesai dengan makanannya, Ren dan Freya memilih bersantai di ruang tamu milik Ren. Mereka duduk berdampingan sembari menonton acara di televisi. "Ren..." "Hmm" "Boleh pinjam pundakmu?" "Tidak.." Freya tak menggubris ucapan Ren, dan langsung menyandarkan kepalanya. "Sebentar saja... Aku lelah..." ujar Freya "Baiklah..." Freya memejamkan matanya, ia ingin melepas penatnya dengan tidur sebentar. "Kau cantik... Sepertinya aku menyukaimu... Kau milikku sekarang!" ucap Ren lirih
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD