Chapter 1

1751 Words
Bolehkan Savanna mengakhiri hidupnya sekarang, ia benar-benar benci pada pria tampan yang kini menyeringai kepadanya. Vampir kuno yang tidak mengerti ponsel dan barang elektronik lainnya. Savanna merapalkan kembali kalimat-kalimat motivasi di kepalanya, agar ia lebih cepat terbangun dari mimpi aneh yang sekarang menimpanya. Hirup dan hembuskan, Savanna berkali-kali melakukan hal yang sama untuk mengontrol emosinya. Pria bersurai panjang sebahu itu terlihat seksi jika sedang tersenyum menggoda, Savanna baru menyadari jika pria itu sedang menggodanya. "Vampir sialan," maki Savanna sambil mengusap kepalanya kasar. "Apa kau sudah tenang?" tanya pria itu sambil mendekat. Savanna bergerak mundur untuk kembali memberikan jarak di antara mereka, tidak ada hal baik saat berdekatan dengan Vampir kuno di hadapannya itu. Seharusnya ia mati dan berada di alam lain, sekarang justru ia selamat dan Vampir menyebalkan di hadapnnya sudah mengklaim dirinya. "Apa kita akan terus tetap berada di tempat ini? Aku tidak masalah jika itu bersamamu," kata pria itu dengan penuh percaya diri. Savanna menatap tajam pria itu, tetapi akan lebih tidak sopan jika ia tetap berada di sana tanpa memperkenalkan diri. Wanita itu menghembuskan napasnya kasar, ia bisa memberikan pria itu pada keluarganya nanti. "Aku akan memperkenalkanmu dengan Vampir lainnya, mungkin mereka bisa membantumu dengan informasi yang kau butuhkan saat ini. Namaku Savanna Aranelis, manusia yang sudah terjangkit virus mematikan beberapa hari ini. Membenci Vampir dan berharap tidak bertemu mereka dalam waktu yang cukup lama," jelas Savanna dan pria itu tertawa melihat raut wajah Savanna yang begitu menggemaskan. "Lyzander Athanasius,  maaf, aku baru saja bangkit dari tidur panjangku. Aku tidak tahu sudah berapa lama aku tertidur dan melihat dunia ini." Savanna hanya mengangguk mendengar penjelasan pria itu. Savanna mengerutkan dahinya, ia pernah mendengar nama itu sebelumnya, tetapi ia lupa di mana dan kapan ia mendengarnya. Savanna kembali melihat wajah Lyzander, tidak terlihat asing dan terasa seperti bukan pertemuan yang pertama kalinya. "Aku akan mengantarmu menemui Vampir lainnya, aku akan mengajakmu ke rumahku, kau bisa bertanya-tanya di sana." Lyzander mengerutkan keningnya, Vampir-rumahnya -Savanna yang benci terhadap Vampire. Ia ingin bertanya, tetapi Savanna sudah meninggalkannya. Yang membuat Lyzander keheranan, saat ia menghisap darah wanita itu, iris Savanna terlihat berwarna merah. Setelah itu kembali menjadi cokelat kehitaman. "Nona Aranelis," panggil Lyzander. Savanna menoleh, jarang sekali ada yang memangil nama belakangnya. Kadang ia sempat berpikir itu bukanlah sebuah nama marga. "Ada apa?" "Kau membenci Vampir tetapi kau tinggal bersama Vampir, kau bahkan bisa berbicara dan paham bahasa Vampir. Apa kau keturunan setengah Vampir?" Savanna terdiam untuk memberikan kalimat yang pas untuk masalahnya kali ini. Ia memang tinggal bersama keluarga Vampir, mereka mengadopsinya setelah ia selamat dari serangan Vampir. Menjelaskannya dari awal bukanlah kesukannya, tetapi ia akan lebih bermasalah jika tahu ada Vampir yang baru saja terbangun sekian ratus tahun lamanya. Tidak jarang kasus para Vampir yang terbangun di zaman ini, tercatat lebih dari seribu Vampir yang terbangun tiap tahunnya. Savanna juga mengetahui dari cerita Ibu angkatnya, jika zaman dahulu banyak Vampir yang menyegel diri mereka sendiri untuk selamat dari kematian di zaman kegelapan. Mungkin Lyzander adalah satu dari mereka yang menyegel diri mereka sendiri, itulah yang dipikirkannya. "Benda persegi panjang ini apa bisa membawa kita pergi? Apa saat ini tidak ada lagi kereta kuda?" tanya Lyzander yang masih terus menempeli Savanna. "Bagaimana aku menjelaskannya?" tanya Savanna sambil menatap Lyzander yang melihat sekelilingnya. Semua orang kini tengah menatap Lyzander yang sedang memakai pakaian zaman pertengahan, tentu saja Lyzander menjadi pusat perhatian. Meski bukan masalah besar, tetap saja pria itu menjadi pusat perhatian karena ketampanannya. "Aku tidak menyangka benda persegi panjang ini bisa menampung banyak orang dan berjalan tanpa ada guncangan berlebihan," ujar Lyzander takjub. "Ya Tuhan, tenggelamkan saja aku," gumam Savanna sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. "Baiklah, sekarang bisa kau sedikit jelaskan apa yang telah aku lewatkan selama ribuan tahun?" tanya Lyzander. Savanna menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia juga tidak tahu harus dari mana ia bercerita. Tanpa para manusia di dalam sana sadari, para Vampir yang mengetahui Lyzander segera menunduk hormat dan mundur menjauhinya. "Terlalu banyak kau lewatkan, sampai aku tidak tahu harus memulai dari mana. Lagipula aku tidak terlahir di zamanmu, Tuan Vampir." Lyzander tertawa mendengarnya, ia harus menghentikan rasa penasarannya, karena wajah Savanna mulai tidak bersahabat. Disamping tu, banyak Vampir yang mengawasinya saat ini, ia pun tidak bisa menyerang langsung karena zaman telah lama berubah. Ia harus banyak mempelajari dunia saat ini. Bus mengantarkan mereka berdua di pemberhentian dekat dengan hutan terlarang. Hutan yang hanya boleh dimasuki oleh pemilik atau yang tinggal di dalam kastil Istana yang berada tepat di tengah hutan. Lyzander menatap sekitar, terlalu banyak Vampir sampai ia tidak mengerti akan di bawa kemana oleh wanita muda itu. "Apa yang kau lakukan membawaku ke kawasan ini?" tanya Lyzander yang merasa seperti akan dijebak. "Ada istana besar di tengah hutan, aku tinggal di sana dengan orangtua dan kakakku," jawab Savanna. "Aku tidak bisa menjelaskan apa pun, mungkin kedua orangtuaku bisa memberitahumu," lanjut Savanna dan Lyzander mencoba mempercayai wanita muda itu. Mereka berjalan memasuki hutan lebat, para Vampir itu terlihat langsung berlutut kemudian menghilang agar tidak terlihat oleh Savanna. Hutan yang memiliki jalan khusus mobil itu memang terlihat sepi di mata manusia biasa, dan Savanna tidak bisa merasakan kehadiran para Vampir yang menjaga hutan terlarang itu. "Tuan Vampir, apa maksudmu aku harus menjadi istrimu? Apakah tradisi zaman dahulu seperti itu?" tanya Savanna sambil melirik ke arah Lyzander. Savanna tidak memungkiri ketampanan Lyzander memang tidak ada duanya, pria itu memiliki aura yang hangat, kharisma yang besar yang mungkin setingkat dengan para Dewan Vampir, ditambah dengan senyuman manis yang menambah keseksian pria itu. Matanya yang telihat tajam dan fokus menjadi salah satu daya tarik pria itu, hidungnya yang mancung, kulitnya yang tidak sepucat Vampir pada umumnya, tubuhnya yang hangat, dan yang paling penting adlaah bibirnya yang begitu seksi ingin sekali Savanna mencobanya. 'Hentikan otak kotormu itu, Savanna. Belum lama kau memikirkan untuk mati, sekarang kau ingin mencoba bibir pria itu, dasar lajang!' batin Savanna mulai memaki. Pergerakan tubuh Lyzander pun terlihat berbeda sekali dengan para Vampir yang sering ia temui. Lyzander begitu gentle, dan semua gerakan tubuhnya tidak terlihat berlebihan. Sempurna seperti kedua orangtua dan kakak angkatnya, tetapi tidak ada sifat sombong yang terlihat dari Lyzander yang dimiliki oleh semua Vampir. "Jawabannya adalah pada darahmu, aku bisa melihat masa lalu seseorang dari meminum darahnya saja. Kau terkena virus yang dapat merenggut seluruh hidupmu, karena itu lebih baik kita menikah saja. Aku menolongmu dan kau menolongku dengan menjadi Vampir yang tidak kelaparan," jelas Lyzander. "Hubungan yang saling menguntungkan, huh?" tanya Savanna memastikan. "Jika kau menganggapnya seperti itu, aku tidak keberatan." "Tetapi aku tidak ingin hidup seperti itu, aku tidak ingin hidupku terkekang karena penyakit itu. Aku hanya ingin mati dengan tenang!" "Kita lihat saja nanti." Savanna menatap tajam Lyzander yang percaya diri, ia kembali meneruskan langkahnya yang sempat terhenti. Matahari sudah terbenam, beruntung jalan itu telah dipasang lampu penerangan jalan. Biasanya ia akan membawa mobil, hanya saja mobilnya terpakir manis di rumah sakit tempat ia di rawat beberapa hari. Perjalanan membutuhkan waktu sepuluh menit untuk sampai di tengah hutan yang terdapat kastil besar. Savanna dapat melihat kedua orangtuanya yang berada di gerbang bersama dengan kakak angkatnya yang sudah pasti menatapnya marah.  "Mo-mom, D-dad," panggil Savanna yang terlihat takut. Vampir wanita itu menatap tajam putri angkat kesayangannya, dagunya sedikit terangkat ke atas untuk memperlihatkan keangkuhan dirinya. Wajah dingin wanita itu bukanlah hal yang membuat Savanna takut, tetapi rasa kecewa yang diperlihatkan wanita itu lebih membuat Savanna takut. "Putriku, kita berbicara di dalam," ujar Vampire wanita itu. "Mom, sebelum itu ada seseorang yang meminta bantuanmu," ujar Savanna, wanita itu menyipitkan kedua matanya. "Ruse, aku pikir kau sudah mati." Savanna menoleh kebelakang, Lyzander terlihat berwajah dingin kali ini. Oksigen seakan menghilang di antara mereka sampai Vampir pria di samping wanita itu berlutut ke arah Lyzander. "My Lord, maafkan kami karena tidak mengenali hawa keberadaan Anda." Savanna mengerutkan keningnya, ia melihat Ayahnya yang berlutut ke arah Lyzander. Ibunya pun kini menatap dirinya khawatir, Vampir wanita itu segera mendekat dan menarik tangan Savanna agar menjauh dari Lyzander. "Mom?" "Savanna, Putriku tercinta. Aku ingin kau masuk ke kamarmu dan kunci rapat-rapat, jangan keluar sebelum aku memanggilmu." "Mom, apa yang terjadi?" "Dengarkan Mommy, kau harus bertahan di sana selama mungkin sampai aku memanggilmu, mengerti?" "Ba-baik," jawab Savanna sambil mengangguk kaku. "Magna, jaga adikmu baik-baik. Mommy akan membantu pria itu," ujar Ruse kepada putranya yang kini juga berwajah pucat. Magna, pria bersurai keemasan itu mengangguk mengerti, ia menggenggam tangan Savanna dan segera masuk ke dalam kastil. Lyzander yang melihat itu langsung saja menatap tidak suka. "Berhenti." Ruse langsung saja menghalangi pandangan Lyzander, ia tidak boleh gegabah. Savanna bsa mati dan Tuannya akan dieksekusi karena menyerang manusia. Savanna dan Magna berhenti di tempat dan menoleh ke arah Lyzander. "My Lord, hamba akan menjelaskan semuanya, tetapi biarkan anak-anak hamba masuk." "Kau berani menghalangiku?" Lyzander langsung saja mencekik Ruse dan mengangkat tubuh wanita itu tinggi-tinggi. Tidak peduli dengan tatapan permohonan dari pria yang masih bersujud di bawah kaki Lyzander. Jantung Savanna semakin berdegup kencang, ia merasa bersalah membawa Vampir yang mampu membuat kedua orangtuanya itu tunduk. Savanna segera maju untuk meminta Lyzander melepaskan Ibunya. "Alister, kau juga akan menghalangiku?" tanya Lyzander pada pria yang merupakan ayah angkat Savanna. "My Lord, hamba tidak berani, mohon ampuni Ruse, kami tidak bermaksud buruk pada Anda. Kami hanya ingin menjaga Anda dari hukuman yang ditentukan Dewan pada era ini," terang Alister. Lyzander terlihat bergeming, ia hanya menatap tajam pria itu dan ingin sekali mematahkan leher vampir wanita di tangannya. Ia dapat melihat Savanna datang menghampiri dengan raut wajah setengah menangis. "Lyzander, lepaskan ibuku!" Lyzander langsung saja melepaskan Ruse, wanita itu terjatuh dan terbatuk-batuk dengan luka memar di lehernya. Savanna menghampiri Ruse dan memeluk wanita itu, ia menyalahkan dirinya karena membawa Lyzander, seharusnya ia membawa pria itu langsung ke Dewan pengawas, bukan untuk di bawa pulang. "Mommy, kau baik-baik saja?" tanya Savanna penuh dengan rasa khawatir. "Savanna adalah milikku, jangan pernah membiarkannya disentuh pria lain." Savanna menoleh dan menatap Lyzander tajam. Ia tidak mengerti, mengapa pria itu dapat memerintah kedua orangtuanya. Dan ditambah dengan permintaannya agar dirinya tidak disentuh pria lain. 'Vampir sialan!' teriak Savanna dalam hati. "Baik, My Lord. Kami mengerti, kami tidak akan membiarkannya disentuh pria lain," jawab Alister dan Ruse bersamaan. "Mom, Dad, apa yang kalian pikirkan?" pekik Savanna saat Lyzander langsung saja menggendong tubuhnya seperti karung beras. "Bicara di dalam, di sini terlalu banyak mata." Savanna mencoba bergerak tetapi pinggulnya ditepuk kencang oleh Lyzander. "Akh!" "Diam atau aku akan memperkosamu di depan mereka." Savanna lantas menutup mulutnya dan berhenti bergerak, sedangkan kedua orangtua Savanna hanya menunduk membiarkan Lyzander sesuka hati. "Dasar vampir m***m!" ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD