bc

Hylos

book_age18+
256
FOLLOW
1.0K
READ
HE
friends to lovers
badboy
CEO
drama
sweet
bxg
campus
city
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

Icha pada akhirnya bisa menerima Daniel sebagai kakak setelah ayahnya menikah lagi dengan mamanya Daniel. Perasaan yang ia simpan sejak duduk di bangku SMA harus ia kubur dalam-dalam demi kebahagiaan ayahnya.

Kehadiran Vic yang begitu tiba-tiba dalam hidup Icha perlahan merubah segalanya. Layaknya matahari, Vic menjadi penghangat bagi hati Icha yang goyah. Dapatkah Vic membuat Icha melupakan perasaan terpendam dalam hatinya?

(Aruna Yeorisha)

“Kata orang, hanya takdir yang bisa memisahkan dua hati. Aku baru paham sekarang. Jangankan berpisah, bersatu pun belum sempat. Tapi aku yakin pertemuan untukku baru akan dimulai.

chap-preview
Free preview
#1
Angin berhembus diikuti dengan awan yang semakin mengumpul di atas langit ibu kota. Seorang gadis terlihat tengah duduk di salah satu bangku taman kampus, tepat di bawah pohon ketapang yang menyejukkan. Sebuah surat dalam amplop berwarna merah jambu tampak di antara jemari tangannya. Sesekali gadis itu merapikan rambutnya yang diterpa oleh angin sore itu, kemudian diselipkannya perlahan ke belakang telinga. Wajah manisnya terlihat lelah, duduknya pun semakin tidak betah. Entah sudah berapa kali ia menatap jam di layar ponselnya, diikuti dengan kedua bola mata coklatnya yang sesekali melempar pandangan jauh kekiri dan kekanan, serta mengelilingi area sekitarnya. Berharap ia menemukan sosok yang sudah ia tunggu sejak siang tadi. Gadis itu tengah menunggu seseorang yang sudah memiliki janji temu dengannya, seorang pemuda dengan kulit putih dan bermata sipit. Dalam benak gadis itu, orang yang ditunggunya datang dengan senyum gigi kelincinya yang selalu menjadi candu. Namun itu hanya khayalan si gadis. Nyatanya sampai detik ini orang yang ditunggu tak muncul juga. Matanya terus mencari sosok yang sudah di nanti olehnya sejak siang tadi. Mungkin ada benarnya kata orang, menunggu adalah hal yang paling membosankan dalam hidup. Namun jika tidak menunggu dengan sabar, sebuah kesempatan pun bisa saja hilang ditelan oleh waktu. Gadis itu menendang kecil rerumputan yang berada tepat di bawah pijakannya, tubuh yang tadinya duduk begitu tegap akan semangat kini pasrah bertumpu pada kedua lengannya yang menggenggam pinggiran bangku, sementara tungkai kakinya yang tergantung malas itu digerak-gerakannya sampai akhirnya ia bosan, ia semakin lelah akan penantian yang dirasanya seperti tiada akhir ini. Rambut sebahunya tergerai bebas, tampak sesekali diterpa oleh angin yang entah sejak kapan mulai berhembus dengan serius, seakan mengatakan pada si gadis untuk segera pergi dari sana sebelum hujan turun. Namun gadis itu tidak mengindahkan peringatan cuaca, baginya hal itu sama sekali tak menjadi penghalang. Ia tidak mau rencana yang sudah disusun olehnya sejak jauh-jauh hari jadi gagal hanya karena cuaca yang terasa sangat ingin mengusirnya. Gadis itu adalah Aruna Yeorisha Nugraha, atau sering disapa Icha oleh keluarga dan teman-temannya. Seorang mahasiswi semester akhir jurusan Seni di Kampus Elite Jakarta. Gadis dengan postur tubuh tak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu kurus, kebiasaannya ramah dan selalu tersenyum kepada siapa saja cukup membuatnya disenangi oleh orang-orang yang berada disekitarnya. Meskipun bukan gadis terpopuler di kampus, bukan gadis tercantik, dan bukan pula siswi terpandai di kampusnya, tetapi tetap ada saja yang datang menghampiri Icha untuk sekedar memberi surat, bunga, atau hadiah. Hari ini Icha sudah mengumpulkan semua keberaniannya dalam hatinya, ia mengajak seorang pemuda yang ditaksirnya sejak lama untuk bertemu di taman kampus ini. Meskipun Icha hanya mengajak bertemu lewat applikasi chatting, dan untungnya chat itu dibalas dengan sebuah kata persetujuan yang membuat Icha begitu kegirangan. Pemuda yang telah mencuri hati Icha itu bernama Aeros Daniel Kang, salah satu mahasiswa kampus Elite semester akhir yang mengambil jurusan Teknik Sipil. Cowok yang begitu manis ketika tersenyum dengan gigi kelinci yang amat sangat berbahaya, aku katakan berbahaya karena hanya dengan sekali melihat senyuman seorang Daniel sudah cukup menjerat banyak hati dalam pesonanya. Tidak sedikit gadis-gadis yang menyatakan cinta pada pemuda itu, namun selama ini ia tidak pernah terdengar suka mempermainkan perasaan gadis. Daniel bukan tipe pemuda play boy. Selama ini Icha tidak berani terang-terangan mendekati Daniel, karena belakangan ini pemuda itu terlihat telah memiliki kekasih. Sangat cantik, dan mereka terlihat sangat serasi jika bersama, membuat banyak pasang mata yang melihat jadi iri termasuk Icha. Meskipun pada akhirnya hubungan Daniel dan kekasihnya tidak bertahan lama, hingga pada saat ini Icha memberanikan diri untuk maju menyatakan perasaannya. Bodoh sekali Icha, selama bertahun-tahun Icha hanya menjadi penonton bagi setiap kisah cinta Daniel dengan kekasihnya yang tumbuh berganti, sementara Icha sendiri terus menjomblo untuk menunggu Daniel. Icha menjadi pengagum rahasia yang selalu saja tau tentang semua yang terjadi pada kehidupan percintaan seorang Daniel. Bahkan Rere dan Ririn yang merupakan sahabat dekat Icha pun sering mengolok gadis itu sebagai penguntitnya Daniel. Ada banyak foto Daniel di galeri ponsel Icha, entah itu foto sedang berjalan, sedang makan di kantin kampus, sedang main basket dan sebagainya. Ya ampun, gadis itu bukan hanya penguntit tapi juga berbakat jadi seorang Paparazzi. Daniel adalah pemuda yang disukai Icha sejak jaman SMA, dan sampai saat kuliah pun ia mengikuti Daniel. Masuk ke kampus yang sama, Daniel menjadi alasan kuat bagi Icha, sehingga ia bersusah payah masuk ke kampus Elite yang memiliki standar nilai yang bagitu tinggi. Icha yang tak terlalu pintar matematika itu pun harus berhadapan dengan ujian masuk universitas yang begitu mengerikan hanya untuk dapat diterima menjadi mahasiswi kampus Elite. Ia bahkan belajar mati-matian hingga mengikuti les yang begitu melelahkan dari sore hingga malam. Beruntungnya Icha memiliki sahabat yang begitu mendukung, sehingga Rere dan Ririn pun mengikuti apa yang dilakukan oleh Icha, hal itu akhirnya berbuah manis yang membuat Icha, Rere, dan Ririn lulus seleksi masuk universitas Elite. Terbayang di benak Icha, Daniel sedang menyanyikan lagu berjudul Only You yang diiringi oleh gitar akustik. Ia pernah melihat Daniel menyanyikan lagu itu ketika sedang nongkrong bersama dengan teman-temannya. Kaus hitam dengan kemeja lengan pendek kotak-kotak sebagai outer, dipadukan dengan celana jeans hitam dan boots berwarna coklat, tak lupa helmet engineer yang terpasang di kepalanya. Daniel terlihat sangat tampan layaknya seorang Engineer sejati. Setiap apapun yang dilakukan Daniel pasti terlihat keren di mata Icha. Membayangkannya Daniel saja sudah membuat hati Icha meleleh. Pikirannya selalu dipenuhi oleh Daniel, Daniel dan Daniel. Namun semua bayangan itu buyar ketika setetes butiran air hujan jatuh tepat di wajahnya. Buliran air hujan terlihat mulai berjatuhan dari langit ibu kota yang perlahan mulai terasa gelap. Titik demi titik air hujan membasahi punggung tangan Icha namun gadis itu tetap duduk di bangku taman dengan menahan perasaannya yang berubah tak karuan. Icha dengan cepat merogoh ponsel di dalam sakunya, kemudian mengecek layar ponsel dengan raut wajah yang begitu murung, tak ada pesan apa pun. Jam di layar ponsel Icha juga telah menunjukkan pukul lima sore. "Dia enggak datang," Gumam Icha masih dengan bibirnya yang melengkung cemberut. Icha menggigit bibir bawahnya, ia mulai merasakan kedinginan yang menusuk hingga ke tulang-tulang. Pakaian yang dikenakanya mulai dibasahi oleh butiran air hujan yang semakin deras. Rambut yang tadinya tertata rapi kini basah dan lepek oleh air hujan, begitu kacau tampilan Icha saat ini. Bukan hanya tampilan, namun hati Icha juga kacau karena Daniel. Kabut terasa mulai mengumpul di mata Icha yang kini terasa panas. "Dia benar-benar enggak datang," Gumam Icha lagi. Diliriknya amplop surat berwarna merah jambu yang kini sudah basah sebagian oleh air hujan, bahkan tinta dari pena murahan tampak telah luntur pada sampul amplopnya. Ada rasa sakit yang tiba-tiba mengiris hati Icha saat itu juga. Rasa sakit yang membuat Icha begitu over thinking dibuatnya. Ada banyak pertanyaan yang bermunculan di dalam hati Icha, termasuk rasa insecure yang tiba-tiba datang dari berbagai celah yang menganga lebar di dalam hati seorang Icha. "Apakah aku kurang pantas? Apakah aku begitu jelek? Apakah ini salah satu cara yang Daniel gunakan untuk menolak aku? Apakah aku memang begitu mudah dipermainkan oleh cowok?" Pikir Icha saat itu, diikuti oleh sebutir kilauan air mata yang jatuh dengan cepat di pipi Icha. Icha meremas amplop surat di tangannya dengan penuh emosi. Kini surat itu telah kusut dan tak pantas lagi untuk diserahkan, tak ada lagi amplop surat merah jambu yang berisi pernyataan cinta kepada Daniel. Dengan perasaan yang campur aduk akhirnya Icha berdiri dari tempat duduknya, mengusap dengan cepat wajahnya yang kini terlihat sembab. Icha meraih dengan cepat tas miliknya yang tergeletak tak jauh di atas bangku, kemudian berjalan gontai menerobos air hujan yang turun semakin deras. Baru kali ini ia merasa begitu bodoh, meninggikan harapanya pada pemuda yang mungkin saja tidak memperhitungkan dirinya sedikit pun. Icha menelepon Pak Narto untuk menjemputnya di depan gerbang kampus. "Pak, tolong jemput Icha ya. Sekarang hujannya deras banget, Icha kedinginan," Pinta Icha kepada supir pribadi keluarganya. "Iya, Non Icha. Tuan juga sudah nungguin non Icha dari tadi loh non, tunggu sebentar ya,"Jawab Pak Narto dari telepon seberang. Pak Narto adalah supir pribadi keluarganya Icha sejak Icha masih kecil. Ia ditugaskan untuk mengantar jemput Icha sejak masih di sekolah dasar. Pak Narto adalah suami dari Asisten Rumah Tangga keluarga Icha yaitu Bik Yati. Mereka sudah lama bekerja pada keluarga Icha, hingga sudah dianggap sebagai keluarga juga oleh Icha dan ayahnya. Butuh 15 menit bagi Icha untuk menunggu kemunculan Pak Narto. Selama itu Icha bertahan dengan jaket jeans yang dipakainya untuk menahan udara dingin, sembari mendengarkan music dari applikasi yang ada di ponselnya. Dan yang benar saja, semua lagu yang diputarkan kebanyakan mempunyai unsur galau. Mendengarkan lagu galau disaat ia gagal menyatakan perasaan, ditambah lagi dengan hujan deras membuat hati Icha terasa semakin sakit saja. "Awas saja, kalau nanti Daniel tiba-tiba suka sama aku, aku bakal jual mahal. Enak saja, dia bahkan udah buat aku susah, nungguin selama bertahun-tahun, sekarang nungguin sampai hujan-hujanan juga," Gumam Icha sambil meremas surat yang ternyata masih dalam genggamannya. "Eh, tapi kan mau aku sendiri yang menunggu dia." Icha menepuk dahi karena tersadar akan kebodohannya, sebelum akhirnya di kagetkan oleh suara klakson mobil. "PIIIPPP!!! Non, ayo cepat! Keburu masuk angin," Seru Pak Narto setelah mengagetkan Icha dengan bunyi klakson mobil. "Eh, iya! Iya, Pak!" Jawab Icha sembari berlari kecil menuju mobil. Di dalam mobil ternyata Icha masih tetap menggenggam surat beramplop merah jambu di tangannya. Ia pun tampak berpikir sejenak, kemudian menurunkan kaca jendela mobil dan membuang benda kusut itu ke jalanan. "Lah, non? Kenapa buang sampah sembarangan? Kan ada tempat sampah yang non beli khusus dalem mobil." Tanya Pak Narto yang kebetulan melihat. "Yah, aku lupa kalo ada tempat sampah Pak, cuma tadi lupa buang aja sih makanya ikut kebawa dalem mobil" Icha beralasan. Pak Narto sendiri tampak manggut-manggut lalu kembali fokus pada kemudinya. Gadis itu kembali memeriksa layar ponselnya yang tadi hampir saja basah oleh air hujan. Bukan memeriksa keadaan ponselnya, tapi ia mengecek chat w******p dari Daniel. Masih tak ada kabar juga. Chat terakhir hanya balasan "Ok" untuk ajakan Icha bertemu tadi siang. Iya, rencananya bertemu tapi malah diberi harapan palsu, begitu pikir Icha. Baru saja Icha akan memasukkan ponselnya ke dalam tas sebelum tiba-tiba ponsel itu berbunyi, tanda pesan masuk. Icha tidak jadi menyimpan dan mengecek bunyi notifikasi itu. Rere : Cha gimana? Udah ketemu dong tadi iya kan? Ternyata chat w******p dari Rere. Ke Rere : Enggak jadi Re Mungkin lain kali atau enggak lagi deh Ya, gitu deh Rere : Lah!!! gimana sih Cha? Gajelas Icha menghela napas, ia memilih untuk tidak menjawab dan menyandarkan kepalanya yang terasa berdenyut di sandaran seat penumpang. Ponsel Icha kembali berdenting. Rere : Cha, pokoknya harus cerita besok Mata Icha terasa berat, ia hanya mengintip chat itu kemudian menutup kedua matanya perlahan. Dua puluh menit kemudian Pak Narto membangunkan Icha yang ternyata ketiduran di mobil, "Non! Non Icha! Udah sampai ini." Icha membuka matanya sembari mengintip keadaan sekitar, ternyata memang benar mereka sudah berada di depan rumah. Hujan pun sudah lumayan reda sehingga Icha tidak lagi membutuhkan payung yang dibawakan oleh Bik Yati. "Bik, udah jam berapa sekarang?" Tanya Icha ketika ia turun dari mobil. "Jam setengah enam lewat lima menit, Non." Jawab Bik Yati. Icha bergegas masuk ke dalam rumah namun lengannya ditahan oleh Bik Yati. "Non! Non, ada tamu loh, Non." "Lah, iya kenapa memangnya? Tamu yang dateng itu Pak Presiden ya?" Tanya Icha sambil terbahak. "Ya engga gitu Non, ayok cepet masuk non diluar dingin." Bik Yati akhirnya pasrah dibuatnya, Icha memang suka bercanda. "Okelah, bye-bye Bibik Sayang!" Seru Icha sambil berjalan santai melewati Bik Yati. Langkah kakinya kini berada di depan pintu, ada firasat aneh yang menggelitik hatinya, seketika ia mengingat kembali kata-kata Bik Yati beberapa menit yang lalu. "Kata Bik Yati ada tamu? Siapa ya?" Icha jadi penasaran. Perlahan Icha mendorong gagang pintu sambil mengucap salam dengan nada manis, "Assalamualaikum, Pah!" Matanya masih menunduk sembari menutup kembali pintu dari dalam. "Nah, ini Icha anakku. Cha, sini cha, papa kenalin sama..." Ayah Icha menyambut putri semata wayangnya itu langsung ke perkenalan. Icha pun sudah bersiap memasang senyum terbaiknya, ia berencana untuk menyapa tamu ayahnya itu dengan sebaik-baiknya sebagai kesan pertama. Ketika gadis itu berbalik, "Hallo! Saya I..." Mata Icha terhenti pada sosok pemuda yang sangat familiar di matanya. - Bersambung –

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

TERNODA

read
198.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.2K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
56.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook