bc

Unforgettable

book_age16+
5.7K
FOLLOW
42.7K
READ
love after marriage
age gap
fated
second chance
pregnant
drama
sweet
lonely
Writing Academy
friends with benefits
like
intro-logo
Blurb

Helena Ardyanti terpaksa menerima pernikahan yang dirancang ibunya. Bukan karena hutang yang melilit keluarganya, bukan juga karena orang tuanya sudah merancang perjodohan dengan suaminya kini sejak lama. Karena sejatinya, Helena pernah dijodohkan dengan tambatan hatinya, Arvinza Rahardian.

Demikian halnya dengan Bayu Ataric Darmawan. Ia juga menerima keinginan ibunya untuk menikahi gadis yang tidak ia kenal sebelumnya. Melanggar prinsip yang ia pegang sejak mendapat gelar sarjana, untuk tidak menikah sebelum usianya mencapai 32 tahun. Jika bukan karena prinsip anehnya itu, ia tak akan kehilangan Celine Tantri Anita, kekasih yang begitu ia cintai selama dua tahun terakhir.

Lalu mengapa mereka berdua memutuskan untuk menerima pernikahan itu? Hanya sebagai pelarian kah? Dan bagaimana jadinya pernikahan yang mereka jalani sementara salah satu dari mereka masih terjerat pada masa lalu yang membelenggu.

chap-preview
Free preview
Chapter I
"Saya terima nikah dan kawinnya Helena Ardyanti binti Andra Bagaskara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." "Sah?" "Sah.." "Sah.." "Alhamdulillah ..." Seharusnya Helena bersyukur, seharusnya gadis itu menangis haru. Seharusnya ia bahagia. Tetapi hal itu tak berlaku bagi Helena. Dia tak bahagia, tapi tak bisa juga dikatakan bersedih. Perasaannya datar, biasa saja. Tidak ada yang terasa istimewa. Semuanya... biasa saja. Helena gadis biasa yang tentu pernah membayangkan ada seorang pria yang menjabat tangan papanya untuk melanjutkan tanggung jawab atas dirinya. Tetapi lelaki yang ia bayangkan saat itu bukanlah lelaki yang duduk di sampingnya ini. Bukan lelaki yang baru saja merubah statusnya di mata hukum dan agama. Tidak. Bukan Bayu Ataric Darmawan yang ia maksud, melainkan lelaki yang duduk di seberang sana. Yang tengah menggenggam tangan wanitanya dengan penuh cinta kasih. "Ditandatangani dulu berkasnya, Mbak." Mengambil pena serta berkas yang diserahkan petugas KUA, Helena melihat sebentar pada goresan tinta yang merupakan tanda tangan milik suaminya. Ia lalu melakukan hal sama, membubuhkan tanda tangan dan setelahnya menyerahkan kembali berkas tersebut pada petugas tadi. Lalu Helena mendengar Bu Wina -atau mulai sekarang Helena harus memanggilnya Ibu- memberi aba-aba pada mereka berdua untuk saling memasangkan cincin. Sebagai lambang jika mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri. Semua berjalan normal dan tanpa ada halangan. Resepsi akan digelar nanti malam di kediaman keluarga Helena. Hanya resepsi sederhana sesuai permintaan Helena. Untungnya kediaman orang tua Helena cukup besar dan luas untuk menampung sekitar tiga ratus tamu yang mereka undang. "Selamat ya, Helena.." Helena menyambut pelukan dari wanita itu. Wanita yang sudah sah menjadi istri bosnya di kantor. Istri dari lelaki yang ia cintai, Arvinza Rahardian. "Makasih ya, Mbak," ujarnya tulus. Wanita itu tak sendiri, karena akan selalu ada Arvinza yang mendampinginya. Sumber sakit hatinya. "Selamat menempuh hidup baru Helena." "Makasih Kak Arvin." "Kamu masih tetap kerja di kantor aku kan?" Ah.. itu. Helena sudah memikirkannya sejak Arvin menggelar resepsi pernikahannya tiga bulan yang lalu. Mana mungkin dia sanggup menahan sakit hati saat harus melihat lelaki yang ia cintai itu setiap harinya. Pekerjaan yang dilakoninya selama ini adalah sebagai sekretaris Arvin. Dan sejak mereka menikah, istrinya sering kali mengunjungi kantor mereka yang malah terlihat seperti tengah memamerkan kemesraan di mata Helena. "Belum tau, Kak. Helen belum diskusi mengenai masalah pekerjaan sama Mas Bayu." "Ok, nggak masalah. Tapi kalaupun akhirnya kamu memilih resign, aku minta kamu tetap jadi sekretaris aku setidaknya sampai aku mendapatkan sekretaris pengganti kamu." Menyebalkan memang lelaki bernama Arvinza Rahardian ini. Tidak tahukah dia jika selama ini Helena harus menahan sesak di dadanya saat melihat kebersamaannya dengan istrinya itu? Helena hanya bisa mengangguk lalu membiarkan pasangan suami istri itu meninggalkannya lalu menghampiri pria yang kini telah resmi menjadi suaminya. *** Sesuai kesepakatan, sehari setelah resepsi digelar, Bayu membawa istrinya untuk menempati apartemen miliknya. Lelaki itu hanya tinggal seorang diri di Jakarta. Seluruh keluarganya menetap di Surabaya, termasuk dua adik perempuannya yang sudah menikah mendahuluinya. Mungkin itu yang menjadi alasan orang tua Bayu ngotot meminta Bayu untuk segera menikah. Dua kali dilangkahi bukan hal yang baik menurut kepercayaan orang tuanya. Padahal Bayu seorang pria, menikah di usia empat puluhan pun tidak akan mengurangi kualitas s****a yang ia hasilkan. Tapi itu kan berdasarkan pemikiran Bayu. Sementara kedua orang tuanya, terutama sang ibu punya pandangan berbeda. Yang intinya Bayu tidak boleh menunda-nunda pernikahan saat dirinya dikatakan sudah mampu membina rumah tangga. Dan sialnya, Bayu lupa jika tiga tahun yang lalu sebelum ia menjalin hubungan dengan Celine, ibunya pernah menantangnya untuk memperkenalkan calon menantu. Jika dalam kurun waktu tiga tahun Bayu tidak mengenalkan seorang gadis pun, Bayu harus menerima gadis pilihan ibunya untuk dijadikan istri. Waktu itu Bayu mengiyakan saja apa yang dikatakan ibunya. Bayu mengira sang ibu hanya sekedar bergurau. Tetapi nyatanya lima bulan lalu, ibunya menagih janji itu. Bayu yang masih gagal move on karena perpisahannya dengan Celine bisa bilang apa jika nyatanya dia memang tidak punya seorang gadispun untuk ia kenalkan pada sang ibu. "Kamar Helen di mana, Mas?" Ah.., Bayu sampai lupa jika sekarang mereka sudah tiba di apartemen yang ia tempati sejak bekerja di perusahaan keluarga sahabatnya. Apartemen yang tidak terlalu besar, tapi cukuplah untuk mereka tinggali berdua. "Mas.. Mas Bayu.." Bayu tergagap saat gadis itu menatapnya heran. "Kamu tadi bilang apa?" tanya Bayu meyakinkan. "Helen tanya kamar Helen di mana. Em.., maksud Helen yang mana. Kan di sini ada dua kamar, jadi yang mana yang jadi kamar Helen?" Gadis itu cerewet. Itu penilaian yang Bayu berikan saat pertama kali bertemu dengan Helena. Jauh berbeda dengan Celine yang lebih kalem. "Nggak ada kamar kamu di sini. Yang ada hanya kamar kita." Helena kaget, terdiam lalu berusaha mencerna kalimat yang dikeluarkan Bayu. "Ma..maksudnya, Mas?" "Kamu itu istri aku kan? Seperti pasangan suami istri lainnya, aku mau kita tidur satu kamar. Satu ranjang," tekan Bayu pada dua kata terakhir. "Tapi kan, Mas.." "Kamu berfikir kalau kita tidurnya di kamar masing-masing? Pisah ranjang, begitu maksud kamu? Come on, Helena. Nggak usah dramalah. Apa gunanya aku menikahi kamu kalau aku masih tidur sendiri di kamar. Lagian gimana nanti kalau orang tua aku atau orang tua kamu tiba-tiba datang dan tau kalau kita berdua nggak tidur sekamar? Aku nggak mau ngecewain orang tua aku ya, Helena.." Helena mencebik dalam hati. Lagi lagi orang tua pria itu yang dijadikan alasan. Menikahi Helena pun karena ingin membahagiakan orang tuanya. Seharusnya Helena bersyukur dinikahi seorang pria yang begitu mencintai orang tuanya. Tetapi Helena tidak merasa demikian. Kalau alasan Bayu bersedia menikah dengannya karena tidak ingin mengecewakan ibunya dan ingin membahagiakan ibunya, kenapa lelaki itu tidak menikahi ibu yang begitu ia cintai itu saja? Pikiran yang bodoh, Helena.. Helena hanya bisa menurut saat suaminya itu membawa koper-kopernya menuju kamar yang ditempati pria itu. Dan Helena.., siapkan dirimu untuk menjalani peran baru sebagai istri dari lelaki itu. *** Helena memang tidak mahir memasak. Tetapi jika hanya memasak omelet, tentu bisa ia lakukan. Helena kehilangan nafsu makannya sejak kemarin. Sejak Bayu meresmikannya menjadi istri pria itu. Dari kemarin, hanya beberapa suap nasi yang berhasil ia telan. Itupun karena Helena memiliki penyakit maag yang mengharuskan Helena untuk tidak membiarkan lambungnya dalam keadaan kosong. Helena cukup menyesal karena lupa membawa makanan yang masih tersisa banyak di rumahnya. Salah mamanya juga yang tidak mengingatkan Helena. Jadilah Helena beranjak ke dapur pria itu untuk melihat isi lemari pendinginnya. Syukur-syukur ada buah untuk ia makan. Namun Helena lupa jika Bayu tinggal sendirian selama ini di apartemennya. Dan apartemen seorang pria lajang tentu berbeda dengan apartemen seorang gadis. Helena juga pernah tinggal sendirian di London. Dan kulkas di apartemennya tidak pernah kosong. Berbeda dengan kulkas di apartemen Arvinza dulu yang nyaris kosong jika Helena tidak mengajaknya berbelanja dulu. Ternyata lelaki di mana saja itu sama, batin Helena. Ting tong.. Belum selesai dengan masalah perutnya, Helena harus membukakan pintu untuk tamu di luar sana yang berulang kali menekan bel. Sementara Bayu? Lelaki itu memilih tidur karena merasa kelelahan akibat aktivitas yang mereka jalani kemarin. Minus malam pertama karena mereka berdua belum melakukannya. Setengah tak ikhlas, Helena berjalan mendekati pintu apartemen. Membukanya dan terkejut mendapati seorang wanita berdiri di sana. "Bayu nya ada?" tanya wanita itu langsung. Kenalan Mas Bayu rupanya. "Ada, Mbak. Tapi Mas Bayunya lagi tid-" "Celine.." Helena menoleh ke belakang dan mendapati suaminya sudah berdiri di belakangnya dengan pakaian yang ia kenakan tadi. Lalu tubuh Helena bergeser karena ada yang menyenggolnya. Dan wanita itu.. yang tadi Bayu panggil dengan nama Celine mendaratkan tubuhnya pada d**a bidang suaminya. "Aku cinta sama kamu, Bayu.. Aku nggak mau kehilangan kamu. Aku mau kita ulang semuanya dari awal. Aku nggak cinta sama Firman. Aku nggak mau kembali ke sana. Dia jahat sama aku, Yu. Dia jahat.." Helena tercengang mendengar rentetan kalimat yang diucapkan wanita itu. Mencintai suaminya? Ingin memulai dari awal? Tidak mau kehilangan suaminya? Apa-apaan wanita ini? Tidak bisakah dia menghargai Helena yang sudah menjadi istri dari lelaki yang ia peluk itu. Namun Bayu justru membalas pelukan wanita itu. Tanpa mencoba mengingat jika istrinya masih berada di sana. Menyaksikan dengan matanya sendiri jika sang suami tega memeluk wanita lain di depan matanya. Dan sore itu.. Helena sadar jika lelaki itu hanya menjadikannya sebagai pelarian karena kehilangan kekasih hatinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.5K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

Broken

read
6.4K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.5K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
115.4K
bc

The Ensnared by Love

read
104.1K
bc

Bastard My Ex Husband

read
383.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook