Bab 5

1346 Words
Pernikahan Danis dan Amel akan digelar satu minggu lagi mengingat kondisi Papanya yang semakin menurun. Danis mempersiapkan segala sesuatunya bersama EO yang sudah dipilihnya. Dalam persiapannya Danis mengajak Amel untuk prewedding. “ Selamat pagi sayang, gimana tidurnya ? nyenyak enggak tadi malam ? ” Tanya Danis “ Ih .... sayang ... sayang apaan sih. ” Danis langsung menarik lengan Amel. sehingga tubuh Amel terpental pada d**a bidang Danis. Danis berbisik pelan ke telinga Amel. “ Kamu tidak lihat ada Bik Ina di sana ? ” kata Danis dengan mata melirik ke arah Bik Ina dengan ekspresi serius. Padahal Bik Ina tidak mendengarnya. Danis coba mengerjai Amel sedikit mencari kesempatan. “ Hem, pagi juga s... sa.... eh Mas ” jawab Amel canggung " Duduklah, kita sarapan bersama. " kata Danis sambil menarik kursi untuk Amel. Setelah sedikit bercanda kemudian mereka makan berdua, dengan suasana hening. Bik Ina yang sengaja mondar - mandir merasa heran dengan mereka berdua. makan tanpa sepatah katapun. " Den, mau nambah jusnya ? " tanya Bik Ina " Enggak Bik, terima kasih ini dah cukup. mungkin Amel mau. " kata Danis " Non Amel mau ? " tanya Bik Ina " Hem ...... e ...... e ya bik, Boleh. sedikit saja. " jawab Amel gugup. Bik Ina menuangkan jus pada gelas Amel Setelah dua puluh menit Aktivitas makan pagi berdua sudah selesai. Danis dan Amel langsung pergi menuju ke butik langganan keluarga. Tiga puluh menit kemudian sampai di depan butik. Amel heran melihat suasana butik dan design butik yang begitu asri karena banyak tanaman dan bersih sekali halamannya serta banyak bunga. “ Pagi tante, tante apa kabar ? " kata Danis memeluk Tantenya " Pagi Danis, lama enggak jumpa ya ? Kabar tante baik, seperti yang kamu lihat kan. Kamu sama siapa ini cantik sekali ” “ Ehm ini tante ......... ” Danis menggaruk kepalanya yang tidak gatal “ Ini Amel, calon istri Danis, Danis kesini mau cari baju pengantin yang kilat. Ada kan tante ? ” “ Wealah ....... .selamat ya, akhirnya nikah juga he ...... he ....., baiklah ayok masuk ke ruangan tante. nanti bisa pilih bajunya sendiri, tapi buat kapan ini ? ” Tanya Tante Danis “ Buat sabtu ini tante ” jawab Danis “ Lha...cepat banget Danis ! ini sudah hari minggu lho, masak menyiapkan baju pengantin satu minggu. Danis... Danis... kamu memang tidak berubah selalu bikin Tante panik ya. ha ..... ha..... “ Eh ngomomg - ngomong dari tadi Tante Tidak di kenalin nih sama calon istrinya ? ” kata Ratih menyenggol lengan Danis “ O iya Tante, maaf lupa. Habisnya Tante sih. ini kenalin tante, namanya Amel ” “ Hai tante, Saya Amel, senang berkenalan dengan Tante ” sapa Amel memgulurkan tangannya namun Ratih memeluknya. “ Hem cantik sekali, halus dan ramah lagi. Tante juga senang berkenalan dengan kamu Mel. duduklah " kata Ratih tante Danis “ Kira - kira mau konsep seperti apa nih nikahnya ” tanya Tante Ratih “ Sayang kita mau konsep apa, biar nanti Tante Ratih bisa kasih baju yang pas buat Kita ” Amel memandang Danis dengan wajah bingung, gugup campur aduk. “ Hem ......e ...... apa ya, bingung soale bagus - bagus semua lihat baju Tante. Kalau baju yang simpel tapi terlihat elegan gimana Tante ? ” “ Oh ok Tante mengerti, sini Aku tunjukkan koleksi Tante. Ini cocok buat Amel, dan untuk kamu Danis, Tante kasih tuxedo dan jas paling wow hehehhe ....... ” “ Baiklah Tante, Danis ambil ini ya, sekalian di ukur ya. Emm bajunya Aku ambil jumat malam bisa gak Tante ? Eh iya Tante siapkan juga baju buat pemberkatan nikahnya karena nikahnya nanti di laksanakan dirumah sakit, kan Papa masih di rumah sakit. Gaunnya nanti untuk acara resepsi di Hotel ” “ Oh gitu ya.... baiklah, kamu bisa ambil jumat malam. Tante siapkan dua baju ya. baju untuk acara pemberkatan nikah dan gaun untuk acara resepsi. o ya Papamu gimana kabarnya apakah ada perkembangan bagus ? " tanya Ratih tante Danis “ Kata mama sih kondisinya tidak stabil Tante, makanya pernikahanku di percepat biar Papa bisa menyaksikan dan jadi walinya, minta doanya ya Tante ” Amel hanya diam sambil melihat baju baju dan sedikit menguping percakapan Danis dengan Tante Ratih. " Ternyata Danis orangnya sopan dan ramah ya. Tapi kenapa pertama Aku bertemu dia di Hotel, kasar banget ? ah sudahlah. " Sudah Satu setengah jam mereka berada di butik Tante Ratih, akhirnya fitting baju dan pilih bajunya sudah clear begitu juga make upnya. Sekarang tinggal telpon fotografer untuk pemotretan prewed. Sampailah di 0 km jogja pertama mereka prewed disana, sang fotografer memberi arahan kepada mereka agar terlihat romantis dan menghasilkan foto yang indah. Saat melakukan arahan dari sang fotografer, Danis dan Amel terlihat canggung. wajah dan badan mereka dekat sekali hanya beberapa senti, bernafaspun akan terasa karena terlalu dekat wajah keduanya. Dari peristiwa prewed ini mereka berdua mulai ada benih cinta namun mereka malu mengungkapkannya, menjaga ego mereka masing - masing. Danis yang memiliki sifat cuek dan sedikit angkuh menjadi romantis dan perhatian. Tempat kedua untuk foto prewed mereka adalah pinus pengger, disana suasana adem dan alam banget semakin bikin suasana romantis, adegan foto berpelukan diatas awan pun semakin membuat mereka baper. “ Stop ! Jangan begitu peluknya bro ha ...... ha .... romantis dikit kenapa sih ! ” Canda fotografer “ Kamu berdiri di belakang Amel, tangannya peluk pinggang Amel kepalanya di sebelah kanan kepala Amel, kemudian kepala Amel sedikit ke atas memandang Danis ya, tanganmu pegang pipi Danis ya Mel tatapannya yang romantis donk ah biar hasilnya bagus ” kata fotografer “ Ini bapak ribet amat mau fotonya, kan tinggal di foto aja ” kata Danis kesal tapi dalam hatinya senang. Mereka hanya melakukan sesi prewed di dua tempat saja agar tidak lelah, karena pernikahan mereka akan digelar empat hari lagi. Kayak sinetron kejar tayang ya ha ..... ha... ha..... " Okey, yak. bagus. lagi, lagi. okey cukup. " kata Fotografer " Sudah selesai ? " tanya Danis " Sudah. atau mau nambah tempat lagi ? " tanya fotografer " Enggak, cukup ini saja. " jawab Danis " Baiklah, kalau begitu aku pulang dulu ,Bro. enakin aja ya. ha.... ha.... " canda fotografer “ Capek ya Mel ” tanya Danis dengan nada lembut " Enggak sih, emm... Danis Aku boleh bertanya tidak ? Tapi kalau tidak mau jawab tidak usah di jawab ” “ Boleh, tanya apa ? ” “ Maaf ya sebelumnya. Apa benar selama ini kamu tidak pernah punya pacar ? ” Tanya Amel “ Kenapa kamu tanya seperti itu ? Kamu khawatir kalau Aku membohongimu ? ” kata Danis “ Bukan begitu Danis, Aku hanya heran saja, orang sepertimu yang sukses masak iya tidak punya pacar atau tidak pernah pacaran kan mustahil ” “ Ha ..... ha ..... ha ...... kamu lucu ya Mel. pertanyaanmu. pasti orang akan memandangku seperti itu. semudah yang mereka bayangkan ya. ” kata Danis “ Begini Mel, sejujurnya dulu tiga tahun yang lalu Aku pernah punya pacar bahkan sudah tunangan namun harapan semua itu hilang saat Aku melihat tunanganku jalan dengan karyawanku sendiri mesra sekali. ” “ Keesokan harinya tunanganku itu datang dan bilang ke Aku kalau minta putus dan mereka berdua rencana akan menikah katanya, tapi Aku tidak tahu setelah itu. Karena Aku kecewa jadi Aku tidak ingin mendengar kata - kata darinya dan tidak mau tahu tentang dia lagi. ” “ Semenjak kejadian itu Aku tidak ingin mengenal yang namanya wanita dan cinta. Sampai orang tuaku menjodohkanku dengan anak teman - temannya karena khawatir dengan aku. Tapi Aku tetap tidak mau, dan puncaknya adalah ketika Aku di Bandung. Aku dapat kabar kondisi Papa. Dan akhirnya Aku mengambil pilihan sekarang. Dan maaf melibatkanmu dalam masalah pribadiku ” “ Ow ...... jadi begitu, maaf kalau Aku sudah membuka luka lama tapi Aku tidak bermaksud membuatmu sedih ” kata Amel iba “ Enggak apa - apa Mel, sapa juga yang sedih ha ..... haha ...... ha ..... kan sudah ada kamu sayang, ha ...... ha ..... ha ..... dan itu semua sudah menjadi jalan hidupku. ” canda Danis mecairkan suasana “ Dasar modus ” senyum Amel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD