PART 8

906 Words
Aura langsung duduk di salah satu kursi kosong dan teringat dengan hand phone nya yang sedang ia charge kemudian ia berjalan ke dekat televisi untuk mengambilnya. Ia akan mengirimkan pesan ke Bundanya bahwa hari ini ia akan pulang karena pengamatannya sudah selesai dan akan sampai rumah terlambat.  "Pada belum makan toh?" tanya Pak Farhan yang sudah selesai dengan mikroskop nya dan menghampiri mereka yang sudah duduk melingkari meja.  "Belum Pak. Tadi bersih-bersih alat dapur dulu karena belum dicuci, Hehe" jawab Lifa dengan cengirannya.  "Masih banyak yang kotor? Petridish sampel pengamatannya dicuci besok aja. Biar kalian nggak kemalaman pulangnya. Udah jam sembilan soalnya," ucap Pak Farhan, "Uwes saiki nasi goreng e ndang dimakan. Tempat kita mbok turunin, Le?"  "Iya, Pak. Sekalian makan disini aja. Udah lapar," jawab Arka dengan setelah menyeruput es teh nya.  "Ealah, Iki Bapak mau jemput Ibu sama adik-adikmu di tempat Budhe mu. Tadi dichat w******p ibumu jarene uwes rampungan," ujar Pak Farhan dengan menunjukkan hand phone nya pada Arka.  Ketiga mahasiswi yang berada dalam ruangan tersebut yang mendengarkan percakapan antara anak dan bapak di hadapan mereka akhirnya menghentikan suapan nasi gorengnya dan saling pandang. Bingung dengan situasi yang ada.  "Lha mau gimana, Pak? Mau langsung jemput sekarang?" tanya Arka memandang ayahnya.  "Mbok lanjut aja makannya, Le" jawab Pak Farhan, "Aura bawa motor?"  "Lha Bapak nanti balik lagi? Bukane malah kemalaman nek jemput lagi ke sini, Pak? Kasian mereka nggak pulang-pulang nanti," ujar Arka dengan keningnya yang berkerut.  "Pripun, Pak?" jawab Aura yang terkaget, "Iya, Pak. Saya bawa motor." "Kamu bareng Aura aja. Nanti Bapak jemput di rumahnya gimana? Kan satu jalur biar dia juga nggak sendirian pulang malam-malam," ucap Pak Farhan dengan menatap Aura dan Arka bergantian.  "Lha cuma pindah tempat tok dong, Pak? Malah tambah nggak enak lagi nek nunggu di rumahnya dia mana cowok malam-malam bertamu. Aku ikut Bapak aja sekarang," ucap Arka dengan cepat dan menatap Aura.  Lifa dan Raya syok saat Pak Farhan mengatakan idenya agar anak lelakinya pulang bareng dengan sahabatnya itu. Mereka juga melihat ekspresi Aura yang gelisah saat ini. Pasti sahabatnya tersebut bingung sekarang mereka tahu Aura tidak akan mau pulang bareng dengan Arka tapi di sisi lain Aura juga tidak mungkin menolak permintaan dosennya.  "Iki ibumu wes telpon meneh. Wes Bapak tinggal ya. Kamu pulang bareng Aura nanti Bapak jemput di sana. Paling waktunya pas nanti. Makanya ini Bapak jemput sekarang biar nggak malem banget sampai rumahnya Aura nanti," ucap Pak Farhan sembari mengemasi kertas coret-coretan pengamatan tadi dan berpamitan kepada mereka lalu berjalan ke luar ruangan sembari menjawab telpon.  Aura benar-benar kebingungan saat ini. Zonk sekali dia malah harus terjebak dengan Arka lebih lama. Kedua sahabatnya hanya bisa menatap melas dirinya. Namun lelaki yang menjadi biang kerok tersebut malah dengan santainya melanjutkan menyantap nasi gorengnya.  Arka sudah selesai menyantap nasi gorengnya dan langsung membuka botol air mineral yang berada di hadapannya hingga kosong. Ketiga mahasiswi bapaknya itu masih sibuk dengan nasi gorengnya masing-masing dalam hening. Ntah mereka emang pendiam atau canggung karena keberadaannya saat ini. Akhirnya ia berinisiatif untuk mengangkut peralatan makannya dan membawa nya ke dapur.  "Mau kemana, Mas?" tanya Aura setelah disenggol oleh Raya saat melihat Arka berdiri dari kursinya dan membawa piringnya. "Menurutmu kemana?" jawab Arka.  "Taruh aja, ntar biar kita aja yang bawa sekalian ke dapur," ucap Aura dengan dongkol.  "Saya sudah berniat baik lho ya. Tapi kamu bilangnya barengan jadi saya taruh di sini lagi," ucap Arka dengan lempeng.  "Hmm!" gerutu Aura dan memakan nasi gorengnya dengan suapan besar.  Arka kemudian berjalan ke kamar mandi. Aura langsung mencebik dan mengusap wajah kasar. "Ampun petaka apa lagi ini? Kenapa harus dia lagi sih?" ucap Aura dengan frustasi.  "Bener kan kata gue kalau bakal ada sesi perjodohan kayaknya, Haha," ucap Raya dengan geli.  "Kalau jadi beneran bagus nih dijadiin ftv judulnya Dosenku Mak Comblangku, Haha," ucap Lifa dengan girang.  "Sableng kalian!" protes Aura dengan manyun. Kedua sahabatnya langsung berlari cekikikan ke dapur sembari membawa piring mereka masing-masing.  "Ya Allah. Paringono sabar!" ucap Aura dengan mengusap dadanya.  "Kenapa kamu?" ucap Arka tiba-tiba yang ternyata sudah memasuki ruang transit tersebut. "Pantesan langsung pada ke dapur. Ternyata orangnya datang," batin Aura.  "Nggak papa," jawab Aura dengan singkat dan menyendok nasi gorengnya lagi.  "Ternyata makanmu lama juga ya?" ucap Arka sembari melihat sisa nasi goreng di piring Aura.  "Bisa diem nggak, Mas? Sekali aja nggak usah komenin aku gitu lho," jawab Aura dengan mendengus.  "Iya-iya. Udah dilanjut aja makannya. Takut saya kalau nanti nggak mau nebengin saya pulang. Eh tapi kan ntar bisa kulaporin ke Bapak. Mahasiswi kesayangannya nggak nurut soalnya," ucap Arka dengan geli saat melihat mulut Aura komat kamit menirukannya.  "Udah nggak nafsu. Siniin piringnya!" ucap Aura sembari berdiri dari kursinya.  "Mubazir itu masih bisa dua suapan lagi," ucap Arka sembari menunjuk piring Aura.  "Wes ra kolu, Mas!" jawab Aura dengan malas dan meninggalkan Arka ke dapur setelah mengangkut peralatan makan Arka. Arka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendapati respon galak dari gadis muda tersebut.  "Jangan galak-galak dong sama calon suami, Ra," ucap Lifa saat Aura sudah berada di sampingnya menunggunya selesai mencuci.  "Bacot ya Anda!" ucap Aura dengan mencubit lengan Lifa.  "Njir, sakit banget, Ra!" protes Lifa dengan mengusap-usap bekas cubitan Aura.  Raya hanya menatap kedua sahabatnya dengan geli. Lucu sekali Aura saat ini. Sangat berbeda sekali dan mood nya terlihat sangat tidak stabil karena lelaki yang berada di depan televisi tersebut. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nantinya saat Aura pulang bersama dengan Arka. Pastinya bakalan jadi topik hangat diantara sahabat-sahabatnya nih nantinya.  TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD