Bab 3.

1000 Words
“Gladys, aku minta maaf! Aku ingin kau kembali pada kami. Aku akan menjaga kau dan anakmu, tenang saja!”  Zeo yang datang tiba-tiba mencengkram tangan Gladys hingga dia meringis menahan rasa sakit dari tangan besar pria tersebut. “Tuan, saya tidak bisa.” Bukannya tak ingin, hanya saja Gladys ingin Zeo mengakui anak yang dia kandung. Walaupun pengakuan tersebut hanya untuk dirinya saja. Tapi sayang pria ini selalu mencoba menghindar dan mengelak seperti orang yang tak bersalah. “Zea dan Zia belum sadar, aku rasa mereka membutuhkan dirimu di sisi. Aku mohon Gladys, aku janjikan padamu untuk mengurus bayi itu dengan benar. Anak-anakku membutuhkan dirimu.” “Saya tidak bisa Tuan, andalah yang mencoba untuk mengusir saya! Menghilang dari kehidupan Tuan.” Zeo terdiam sejenak, dia memajukan bibirnya mencium leher Gladys yang terekspos. Wanita ini mencoba untuk berontak, namun Zeo menghisap lebih kuat hingga sulit untuk mengakhiri ini. “Ayo ikut aku,” Gladys menjadi egois! Dia marah dan tak suka. Ini sangat menyakiti dirinya. Zeo dengan mudah datang dan pergi seperti tak ada dosa. Dia melakukan semuanya sesuka hati dan hal itu sangat menyakiti. “Saya tidak bisa Tuan, saya minta maaf jika selama ini berbuat salah pada anda. Begitu juga pada anak-anak, saya sangat minta maaf. Tapi saya tak bisa meninggalkan rumah ini, ada tanggung jawab saya di sini!” “Aku tak suka kau membantah! Aku hanya ingin kau kembali dan berada di sisi Zea dan Zia.” Gladys melangkah mundur karena suara Zeo terdengar sangat berbeda. Dia sedang marah! Itulah yang Galdys pikirkan saat ini. “Tuan, saya mohon tinggalkan saya!” “Ini demi Zea dan Zia!” Gladys menggeleng, “Tuan yang menginginkan saya kembali bukan Zea dan Zia.” “Apa? Kau pikir begitu istimewa sehingga aku harus memaksa dirimu berada dis sisiku sampai seperti ini?! tidak Gladys, ini demi anak-anak. Kau sangat percaya diri hingga berani mengatakan hal menjijikkan seperti ini! Aku tidak tertarik padamu.” “Baiklah Tuan, terimakasih jika anda tak memiliki apapun untuk saya. Untuk Zea dan Zia saya pasti akan berkunjung bersama keluarga besar Nyonya Tebie.” Gladys melangkah pergi dan Zeo dengan cepat meraih tangannya, memojokkan Gladys hingga dia terkurung di dalam kungkungan. “Jangan bergerak atau aku akan!” Napas Zeo yang menderu membuat Gladys paham jika pria ini sedang b*******h dan dalam posisi mabuk. “Saya tidak akan melepaskan jiwa dan tubuh saya lagi pada anda! Terserah pada Tuan ingin melampiaskan pada wanita mana, tapi tidak pada saya.” Gladys dengan cepat mendorong tubuh Zeo tapi pria ini tak bergerak sama sekali. Dengan kasar Zeo meraih pakaian Gladys hingga robek. “Kau mau lari kemana?!” “Tuan, saya tahu anda sangat sadar bahwa yang ada di dalam perut ini adalah anak anda! Tapi kenapa memungkirinya seperti ini?! saya tak pernah ingin anda bertanggungjawab. Cukup anda bersikap yang benar pada kami!” “Bersikap benar?! aku tidak mungkin bisa melakukannya pada sampah seperti dirimu. Apa aku harus berteriak berkali-kali agar kau sadar?!” Gladys tertawa kecil, “Anda memungkiri kami karena anda tak ingin mengakui diri dan hati sendiri. Saya tahu anda tak pernah mencintai para wanita yang datang ke rumah. Tapi berbeda dengan saya, anda memiliki hati untuk saya!” Plak, tangan Zeo menampar wajah Gladys hingga sudut bibir wanita itu berdarah. “Lancang sekali kau mengatakan itu padaku. Apa yang aku lakukan bukan urusanmu SAMPAH!” Kasar sekali Zeo menarik kaki Gladys, dia membekap di antara dinding, tangannya menelusup Gladys. “Ini pemerkosaan Tuan, saya tidak ingin anda melakukannya, lepaskan saya! Lepaskan!” Dari belakang Zeo memasukkan batang perkasa yang sudah mengeras sejak tadi. Dengan mengangkat satu kaki Gladys Zeo terus menghujamnya hingga puas. Untuk kali ini Gladys menangis telah melakukannya bersama Zeo. Sakit dan perih bersatu! “Aku tahu kau menikmatinya!” bisik Zeo. Dengan wajah yang mengeras Gladys menjawab, “Ya, tapi tidak untuk kali ini! Anda benar-benar membuat saya seperti SAMPAH.” Zeo menulikan telinga, dia tak ingin mendengar apapun. Tubuhnya masih terus menggoyang panggul Gladys, hingga wanita yang tengah hamil tersebut mengerang karena perutnya terasa nyeri. “Lepaskan saya,” “Memohonlah,” “Saya mohon Tuan!” jawab Gladys yang sudah ingin muntah karena tak kuat lagi dengan posisi berdiri ini. Zeo tersenyum! “Sebentar lagi Gladys, sebentar lagi dan CROT!” s****a membasahi milik Gladys dengan sangat sempurna! “Akh,” Dia terpekik saat Zeo mencabut pisang miliknya yang masih mengeras. Suara tangisan dari salah satu bayi kembar tiga membuat Gladys tersentak. Dia berjalan terhuyung menuju mereka, meninggalkan Zeo dan pisang miliknya yang masih menggila. Gladys sibuk mengurusi ketiga bayi kembar, dia tak sadar bahwa Zeo telah pergi sejak tadi. Gladys berjalan dengan menjinjit. Untunglah tak ada darah yang keluar, hanya miliknya saja yang terasa sangat perih saat ini. “Kalian anak pintar, minum susunya banyak. saya istirahat sebentar ya,” dia mencoba duduk, sembari memegang perutnya Gladys berusaha memanaskan ASI milik Seyna. “Apa mereka semua baik-baik saja?! kenapa kalian menangis seperti ini?!” Gladys merangkak pelan, berusaha meraih mereka semua lalu memeluknya. Mereka terdiam karena dekapan, setelah itu Gladys pun mengambil kesempatan untuk menukar pakaian dan membersihkan dirinya. Dia tak peduli kalau Zeo masih berada di rumah ini, setidaknya dia sudah berusaha memberitahu Tuannya bahwa tak masalah jika dia kembali jatuh cinta. Dan tak masalah juga jika dia tak menginginkan bayi ini. Toh Gladys masih memiliki orang-orang baik di sisinya. Kalian baik, baik di sana. Ibu kalian akan sangat kuat jika kalian selalu sehat. Biarkan saja berlalu orang-orang yang tak ingin peduli dengan kita. Selama langit dan tanah ini masih sama, tak ada satu pun yang bisa menggoyahkan hati ibu. Terimakasih karena sudah hadir! Kakak-kakakmu pasti sangat bahagia jika tahu akan punya adik. Mereka selalu memimpikan hal ini, lekaslah sembuh para peri kecil. Gladys bicara di dalam hatinya sendiri, dia tak akan pernah menangis karena kebodohan sendiri. Tubuh Gladys lemah, perutnya nyeri karena hujaman yang luar biasa dari Zeo. Sekarang Gladys yakin jika dia tak salah berpikir kalau Tuannya Zeo hanya pura-pura tidak tahu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD