CLY - Chapter 7

1056 Words
Tanpa melihat Lexi, Bryce menutup pintu dengan pelan dan kembali ke pesta yang masih sedang berlangsung. Masih berjalan di lorong luas tersebut, seorang pria yang berjalan berlawanan arah dengannya secara naluriah berhenti dan menunduk akan tetapi Bryce tidak menghentikan langkahnya. Orang itu, Gerry, asisten rumah Lexi, mengalihkan pandangannya pada punggung Bryce yang semakin menjauh sebelum kembali berdiri tegap dan berjalan menuju pintu di mana Lexi berada. Dia mengetuk dua kali sebelum membuka pintu. Dia melihat Lexi yang memegang benda tipis berwarna putih dan asap yang menyebar di atasnya, sama sekali tidak melihatnya. Gerry pun berdeham pelan sebelum bertanya, “Anda membutuhkan sesuatu?” Lexi membutuhkan waktu untuk menjawab. Dia menghisap rokoknya, menghembuskannya dengan perlahan lalu menjawab singkat tanpa menoleh ke samping, “No.” Gerry menatap Lexi sangat lama namun lagi-lagi wanita itu masih tidak mau untuk membalas tatapannya. Akhirnya dia menutup pintu ruang istirahat tersebut dan keluar dari sana. *** Kembali di ballroom, Bryce melihat Gavin bersama istrinya yang baru saja tiba di depan pintu utama ballroom. Akan tetapi dia tidak menemui mereka. Berjalan dengan mantap, Bryce mendekati Gia yang berdiri di perbatasan antara ballroom dan teras sambil menyibukkan dirinya dengan ponselnya. “Gia.” Gia menoleh dengan cepat dan menunduk menyapa Bryce, “Pak Bryce.” Bryce menggeser matanya sedikit dan mendapati Aria sedang mengobrol dengan wanita lain. “Beliau sepertinya kelelahan. Wajahnya kelihatan murung hari ini.” Ini adalah ucapan Uri ketika wanita tua itu menghubungi Bryce beberapa jam yang lalu untuk menjelaskan kondisi Aria. Sebelumnya juga Bryce menangkap sebentar wajah Aria sebelum wanita itu berjalan ke teras lantai ini. Dia terlihat seperti banyak pikiran. “Apa dia sakit?” Gia mendongak. Seolah paham siapa yang sedang dibicarakan Bryce, dia pun menjawab tanpa memberi jeda, “Dia sedikit tidak fokus. Apa perlu membawanya pulang sekarang untuk istirahat?” Gia mengatakan ini juga demi kepentingan Aria. Lebih baik Aria istirahat secepatnya daripada tidak menikmati pesta seperti ini. “Sesuatu mengganggunya?” Gia menegang. Dan tubuhnya yang kaku tidak luput dari pandangan Bryce. Gia menunduk setelah tertangkap basah. Ah sial... Ini semua karena dia baru mengetahui masalah apa yang terjadi setelah membaca obrolan grup karyawan di kantor! “Apa perlu aku mencari tahu sendiri?” Pertanyaan sederhana dari Bryce. Akan tetapi ketika pria itu menatapnya dengan lirikan mata yang redup ditambah bagaimana suaranya terdengan sangat rendah, itu tidak akan berakhir baik untuk Gia. Maksud dari pertanyaan itu sama saja dengan artinya ‘Jika kau tidak membuka mulutmu, aku akan dengan senang hati menggantikanmu dengan orang lain’. Pertanyaan sederhana itu berubah menjadi pertanyaan mematikan untuk Gia. “Sa-saya tidak tahu yang pasti. Saya baru saja mendengar kabar tentang pagi tadi di kantor ada masalah kecil antara Marianne dan Aria.” Gia dengan cepat mengangkat kepalanya dan bicara secepat yang ia bisa. “Tapi itu tidak menjadi keributan yang besar. Tidak ada hal yang terjadi setelah itu, Pak. Saya yakin dia hanya kelelahan sampai tidak fokus. Bukan karena hal lain.” Setelah mengatakan itu, Gia menutup mulutnya rapat dengan gelisah. Menunggu untuk waktu yang lama karena Bryce sama sekali tidak bersuara selain menatap punggung Aria. Dan akhirnya, Bryce berkata, “Bawa dia pulang.” “Baik.” Gia dengan semangat menjawab. Dia membungkuk sebentar sebelum mendekati Aria. “Siapa itu?” Bryce secara naluriah menoleh pada Lexi yang sudah berdiri di sebelahnya tanpa dia sadari. “Aku pikir kau akan berisitirahat setengah jam.” Lexi mendengus pelan namun tersenyum lembut. Bahkan tidak sampai 15 menit, dia sudah harus keluar. Sungguh menyebalkan. Dengan tatapan yang halus dan penuh kasih sayang untuk Bryce, dia berkata, “Beberapa anak sampah masuk ke dalam tempat istirahatku sambil mencumbu satu sama lain.” “Aku pikir asisten kesayanganmu ada di sana menjagamu… Ah ternyata hubungan kalian memang sedang tidak baik.” Ekor mata Lexi yang tajam menatap Bryce dalam diam. Setelah itu ia tertawa kecil seraya mengalungkan tangannya di lengan keras Bryce. “Kau belum menjawab pertanyaanku sebelumnya. Siapa wanita tadi?” Bryce kembali menoleh, bukan menatap Gia, tetapi menatap wanita di belakang Gia. “Dia manajer salah satu aktrisku. Lusa akrtisnya memiliki jadwal pemotretan iklan.” Lexi mengikuti arah tatapan Bryce dan berhenti pada Gia. Tidak membiarkan Lexi menatap Gia terlalu lama, Bryce bergumam pelan sambil menyentuh tangan Lexi. “Mereka tiba lebih cepat dari dugaanku. Ayo sapa mereka dan akhiri ini segera.” *** Gia mendekati Aria dan berbisik di belakangnya. “Pak Bryce menyuruhku mengantarmu pulang sekarang.” Aria mengedipkan matanya dengan pelan tanda dia mengerti. Dan kemudian mengumumkan kepulangannya kepada Maya yang terlihat tidak rela. Setelah bertukar nomor dan berpelukan sekali lagi akhirnya Maya membiarkan Aria pergi. Di dalam mobil, Gia melirik Aria yang memejamkan matanya sedari tadi. Dia berdeham sebentar sebelum bersuara, “Beliau bertanya hal apa yang membuatmu sedih malam ini.” Aria membuka matanya dengan lambat. “Dia bertanya seperti itu?” “Ya. Tidak. Maksudku, semacam itu…” Gia menggigit bibir bawahnya kemudian berdecak pelan. “Aku mengatakan tentang keributan kecil kau dan Marianne di kantor pagi tadi.” Akhirnya dia mengaku juga. Dan sebagai tanggapan dari Aria, wanita itu menoleh ke jendela mobil dan bergumam tanpa emosi, “Aku tahu.” Berita mengenai perseteruannya dengan Marianne pasti akan muncul di kantor cepat atau lambat. Namun... "Cukup telat juga munculnya..." "Apanya yang telat?" Gia menoleh sejenak. "Obrolan grup sangat sibuk dari pagi. Hanya aku yang baru membukanya tadi karena baru memiliki waktu luang." Gia merasa bersalah akan tetapi tidak bisa berbuat apapun selain melirik Aria dengan ekspresi meminta maaf. “Kau tahu bukan, aku tidak boleh berbohong padanya. Dan juga aku mengkhawatirkanmu. Dan karena itu dia memberi izin agar kau bisa pulang cepat. Dan ngomong-ngomong, kenapa kau tidak mengatakan masalah itu padaku? Kenapa aku harus mengetahuinya dari para penggosip di grup? Dia tidak memukulmu, bukan? Jika aku tahu dari awal, aku pasti akan memarahi Bobby agar mendidik aktrisnya lebih ketat!" Gia terus mengomel sepanjang perjalanan dan Aria tidak menanggapinya lagi. Di waktu berikutnya ponselnya bergetar menyebabkan dia melihat layar ponselnya. Dengan nama Bryce yang ditampilkan di sana, Aria dengan cepat membukanya pesan singkat dari pria itu. Bryce: Aku tidak akan ke sana malam ini. Segera tidur. Tanpa membuang waktu Aria segera membalas. Aria: Oke. Aria: Kamu juga segera istirahat setelah pulang nanti. Aria tahu tidak akan ada balasan selanjutnya dari Bryce. Jadi dia segera menyimpan ponselnya ke dalam tas malamnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD