bc

Deep In Heart

book_age16+
187
FOLLOW
1K
READ
alpha
second chance
pregnant
prince
luna
drama
mystery
first love
lies
secrets
like
intro-logo
Blurb

THE WOLF BABY 2

Prequel The Wolf Baby

Arion, pria dingin yang acuh. merupakan keturunan campuran antara manusia dan manusia serigala. penerus selanjutnya kerajaan Taewon. menghabiskan dua puluh tahun hidupnya di dunia manusia. hidup dengan sang Nenek yang memiliki toko roti. ketika usianya menginjak 25 tahun, maka dia bisa kembali dengan kepala mengadah dan mata yang tidak lagi buta.

Ryona, gadis cantik mandiri pekerja keras. tumbuh dilingkungan keluarga kurang berada namun harmonis. Tipe gadis yang tidak mudah menyerah mengejar cintanya.

Takdir mempersatukan mereka dan membuat mereka menjadi sepasang kekasih. namun satu fakta terbongkar tentang Arion, membuat Ryona merasa dikhianati dan akhirnya memutuskan meninggalkan Arion. Ryona tidak sadar kalau saat itu dia sedang mengandung anak dari Arion.

Percaya atau tidak kisah itu terulang lagi pada generasi berbeda.

(The Wolf Baby Prequel)

Instagram : @mocheera

chap-preview
Free preview
DIH - 1
The Wolf Baby Prequel Kisah Arion - Ryona Gimana menurut kalian? *** "Cepat pindahkan barang itu!" Gadis itu dengan segera mengambil kardus besar di depan pintu. Kemudian membawanya masuk kedalam apartemen milik nona muda yang memesan barang tersebut. "Terimakasih atas pesanan layanan kami, tolong jangan lupa berikan lima bintangnya ya," ujar Gadis itu ramah. Wanita tadi mengangguk dan tersenyum, "Sama-sama, Ryona." Dia tersenyum setelah itu pamit. Mengantarkan beberapa barang yang harus segera diantarkan. Gadis itu sungguh pekerja keras, jika kerjaan ini selesai, maka dia akan mencari pekerjaan lain untuk dilakukan, dan dia benci menganggur! "Terimakasih ya!" Ini sudah jam istirahat makan siang, dan pekerjaan Ryona masih terus berlanjut. Mengirimkan paket diberbagai rumah yang ada di Kota ini. "Ryona, kamu terlalu berkerja keras. Pikirkanlah juga tubuhmu yang butuh istirahat itu," ucap seorang gadis sebaya dengannya. "Yuri terlalu cerewet, sejak kapan kamu sangat peduli padaku?" Balas Ryona. Yuri namanya, gadis cantik dengan rambut gimbal dan bibir sedikit tebal. Dia hanya berkacak pinggang menatap Ryona dengan tatapan kesal. "Aku akan adukan pada bibi, kalau anaknya yang satu ini tidak pernah serius di kampus." Ryona memberikan lirikan tajamnya pada Yuri, "Jangan macam-macam! Atau aku akan mematahkan lehermu," ancam Ryona galak. Yuri berdecak, "Dasar galak! Lihatlah, perangaimu yang seperti ini hanya akan membuat pria kaya di kampus kita tidak akan tertarik padamu." Ryona kembali menuli dan tidak ingin mendengar apa yang dikatakan Yuri padanya. Karena fokus Ryona sekarang hanyalah makan dan mengisi perut. Sore nanti dia harus menghadiri kelas dan menunda pekerjaan. "Kamu memang tidak pernah mendengarkan ucapanku dengan benar." "Sebagai mahasiswa semester akhir, seharusnya kamu segera mengajukan revisi skripsimu supaya cepat wisuda." Ryona menoleh dan setelah itu mengangguk, "Oke, oke, lain kali aku akan memasang telingaku dengan baik dan mendengarkanmu memberikan kuliah tujuh menit lamanya. Tolong sadar diri juga ya, sampai sekarang kamu bahkan menunda skripsi." "Ryona kamu!" Ryona terkekeh, "Lihat, pria pujaanmu sebentar lagi datang. Siap-siap dan layani dia dengan baik ya!" Yuri mendengus sebal, dia kira Ryona berbohong. Tidak taunya apa yang dikatakan Ryona memang benar. Yuri segera pamit dan mendekat pada pria yang sudah ditaksir sahabatnya itu dari jaman mahasiswa baru. Ryona harus bergegas kembali mengantarkan beberapa paket. Kalau tidak dia hanya akan terlambat. Terkadang, dia pernah mengantarkan paket malam-malam. Tentu saja Ryona jadi kena marah atasan dan mendapat penilaian buruk. Ryona melirik jam tangan usang di pergelangan tangan sebelah kirinya. Mata gadis itu membulat sempurna saat melihat jarum jam pendek itu berhenti di angka berapa. "Gawat, gawat, ini sudah hampir pukul empat sore!" Pekiknya terkejut. Dia harus segera pergi sebelum Dosen yang akan merevisi naskahnya pulang dan menunggu lama. Mengingat Ryona sudah susah payah membujuk dosennya itu untuk mau mereview hasil revisi skripsinya. Ryona memacu sepeda motor yang dia gunakan dengan kecepatan diatas 80 km/jam. Ryona benar-benar kerasukan diatas motor. Dia tidak ingin menunda lagi untuk segera wisuda, mengingat dia harus segera mencari kerja untuk kehidupan keluarga yang layak. Walaupun ibu dan Ayahnya selalu mengatakan padanya, kalau mereka masih bisa hidup dengan bahagia. Ibunya pasti akan marah besar kalau tau Ryona bekerja mencari uang sendiri. Apalagi Ryona adalah anak perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara dan kedua kakaknya laki-laki. Gadis itu sepertinya terlalu fokus dan membawa motor dalam kecepatan tinggi. Dia tidak sadar kalau lampu jalan sudah berwarna merah dan tidak bisa mengendalikan motornya ketika menyerempet seorang pria sampai terjatuh di trotoar. BRUGH! Motornya ikut terjatuh dan membuat Ryona juga luka-luka. Gadis itu segera mendekat kearah pria yang tidak sengaja dia serempet dan jatuh. "OH ASTAGA! KEPALA ANDA BERDARAH!" Ryona mendadak histeris melihat darah segar yang mengalir di dekat telinga pria itu. "Nona muda, anda tidak apa-apa?" Orang-orang mulai berdatangan membantu mereka. Ryona segera menyetop taksi dan memapah pria itu masuk untuk dibawa ke rumah sakit. "Tongkat saya," lirih pria itu. Ryona segera menoleh dan mendapati tongkat tersebut tergeletak tak jauh dari tempat pria tadi jatuh. Ryona membulatkan matanya tidak percaya. bukankah, tongkat itu hanya dipakai untuk orang buta? Jadi pria yang dia tabrak ini ... Buta? *** Ryona tidak akan pernah memaafkan dirinya kalau sampai pria tadi sampai terluka parah. Astaga, apa yang harus dia lakukan sekarang? Tidak lama ponsel Ryona berbunyi, Ryona melihat nama dosen tertera di layar ponselnya. Gadis itu segera menggeser tombol berwarna hijau. "Saya sudah menunggu, dimana kamu? Jangan sampai kesabaran saya habis!" Ryona mendengus pelan, "Iya pak saya sedang dijalan, bapak tenang saja." "Cepat!" Ryona bahkan belum membalut lukanya. Namun demi skripsi yang harus segera di ACC Ryona akan melakukan apapun untuknya. "Suster ini nomer ponsel saya, tolong hubungi saya ketika pasien yang baru masuk UGD itu sadar ya!" Pinta Ryona. "Baik nona, oh iya apa luka anda tidak ingin dibalut juga?" Sejenak Ryona melirik luka di pergelangan tangan dan juga celananya yang sobek di bagian lutut. "Ah tidak masalah, saya akan membalut lukanya nanti dengan plester." "Tapi---" "Kalau begitu saya permisi dulu!" Ryona menahan perih di kaki dan tangannya, bahkan motornya sedikit terlihat berantakan dan bumpernya lecet. Ryona akhirnya berada di kampus dan masuk ke ruang dosen. Pria paruh baya itu sepertinya hendak pulang, beruntung Ryona datang tepat waktu. "Apa yang terjadi padamu?" Tanya pria paruh baya itu terkejut melihat tampilan Ryona yang acak-acakan dan juga luka serta celana sobek di bagian lututnya. "Tidak ada apa-apa pak, saya tadi sebelum kesini ada kecelakaan kecil dan menyerempet seseorang. Tapi tidak masalah karena saya masih hidup sekarang." Pria paruh baya di depannya itu menggeleng pelan, "Saya tidak tau kalau kamu hebat juga ya, berani menantang maut." Ryona meringis, "Ini pak, saya sudah merevisi bagian-bagian yang sudah bapak suruh untuk direvisi." Pria paruh baya itu mengangguk dan tidak butuh waktu lama dia menandatangi skripsi tersebut. "Silahkan ajukan sidang untuk skripsi kamu." Ryona menutup mulutnya tidak percaya. Setelah keluar dari ruang dosen, Ryona loncat-loncat dengan raut wajah bahagianya. Tidak memperdulikan luka yang berada di tangan dan juga kakinya. Ryona kembali ke rumah sakit dan suster mengatakan kalau pria tadi sudah keluar beberapa waktu yang lalu. Ryona terkejut bukan main dan segera menyusul pria tadi. Dengan motor yang banyak lecet itu, Ryona menyusuri jalan sekitar rumah sakit dan akhirnya menemukan pria yang saat ini melangkah dengan tongkatnya. Ryona segera mendekat dan memarkirkan motornya di pinggir jalan. "Hei! Hei tunggu!" Pekik Ryona saat pria itu semakin menjauh. Pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik, "Kamu memanggil saya?" Ryona refleks mengangguk, namun dengan segera dia merutuki dirinya. Mengingat pria ini tidak akan melihat Ryona yang menganggukan kepalanya. "Iya saya mencari kamu." Pria itu mengernyit dengan tampang acuh, "Apa kita saling mengenal?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.7K
bc

My Secret Little Wife

read
98.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.3K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook