bc

Four Season

book_age16+
301
FOLLOW
2.2K
READ
love after marriage
independent
mistress
drama
tragedy
sweet
genius
royal
ancient
like
intro-logo
Blurb

Terdapat sebuah legenda terkenal yang selalu dibicarakan secara turun-temurun di China. Legenda Empat Wanita Tercantik China, namanya. Salah satu wanita yang disebutkan bernama Li Ying Hua, seorang selir Kerajaan Li pada zaman Dinasti Qing. Kecantikan Li Ying Hua diklaim melebihi kecantikan artis-artis pada era modern saat ini hingga terkenal ke seluruh penjuru Asia.

Bagi sebagian orang, Legenda Li Ying Hua sang selir tidak lebih dari sekedar legenda pengantar tidur yang kerap menjadi dongeng pengantar tidur anak-anak. Namun, bagi sebagian orang lagi yang merupakan keturunan dari orang-orang penting pada zaman Dinasti Qing, legenda itu benar adanya. Merekalah yang menjadi saksi atas kisah hidup Kaisar Li dan Selir Xiao (Li Ying Hua).

Benar-benar sebuah legenda yang sangat panjang, di sini aku akan menceritakannya.

chap-preview
Free preview
PROLOG
Terdapat sebuah kisah legenda terkenal turun-temurun dari satu generasi ke generasi, Empat Wanita Tercantik dari China. Kisah legenda yang selalu segar menjadi buah bibir seluruh rakyat China. Tak henti mereka menceritakannya hingga kisah itu melalang buana ke negeri-negeri tetangga. Tidak ada satu pun rakyat China yang tidak mengetahuinya. Salah satu yang terkenal adalah “Legenda Ying Hua” yang dikenal sebagai legenda romantis semata selama bertahun-tahun oleh para rakyat di era modern sekarang.  Akan tetapi, legenda itu benar terjadi. Orang-orang yang hidup pada zaman itu telah menjadi saksi atas perjalanan hidup Kaisar Li dan selirnya, Li Ying Hua, dari zaman Dinasti Qing. Sebagian orang mengatakan betapa cantiknya sang selir Kaisar Li hingga mengklaim tidak ada yang dapat menandinginya. Kecantikannya tersebar luas ke seluruh Asia sampai-sampai banyak yang menyetujui kecantikan para selebriti pun tidak dapat mengalahkan kecantikan Li Ying Hua.  Kisah legenda turun-temurun yang tidak pernah bosan diceritakan. Kisah yang kini hanya bisa diceritakan untuk mengenang sang selir beserta Kaisar Li. Mungkin, kamu yang belum pernah mendengarnya pun mulai membayangkan seberapa cantiknya Li Ying Hua.  Maka, akan kuceritakan kisah legenda yang panjang ini. *** Dua burung merpati berhenti terbang, jatuh tertarik gravitasi tanpa bisa mengepakkan sayapnya lagi kala dadanya tertusuk sebuah panah. Merpati putih malang itu segera mengembuskan napas terakhirnya sesaat setelah tubuhnya menghantam tanah dan bebatuan. “Anda semakin mahir, Yang Mulia Kaisar,” ujar Yukito, tabib utama Kerajaan Li. Pria di samping Yukito yang dipanggil Yang Mulia Kaisar tidak memberi tanggapan apa-apa. Ia kembali bersiap membidik panah selanjutnya. Mata cokelatnya fokus membidik langit, menunggu burung merpati lain muncul. Tepat saat seekor burung merpati hitam melintas, panah melesat cepat tepat menusuk perutnya. Memancing tepuk tangan dan pujian kembali datang dari Yukito. “Bakatmu tidak menumpul sedikit pun, Xiao Lang,” celetuk pria berambut hitam dan berkulit pucat, Hiiragizawa Eriol. Yukito menoleh. “Tolong etikanya, Tuan Hiiragizawa.” “Baik, baik. Yang Mulia Kaisar Li,” balas Eriol tidak berminat mengoreksi panggilannya terhadap pemuda yang berhasil membidik tiga ekor merpati. Li Xiao Lang melangkah mendekati hasil buruannya. Ia mencabut panah dari tiga ekor merpati tersebut sebelum menyuruh salah satu pelayan membereskannya. Pria berkedudukan Kaisar itu merenggangkan otot leher dan lengannya, kemudian kembali ke tempatnya untuk membidik hewan lainnya. Mengundang decak keluhan dari Eriol, sepupunya. “Kudengar kau memiliki selir baru dan inilah yang kau lakukan dari siang hingga malam, memburu hewan-hewan untuk dijadikan bahan masakan tambahan di dapur istana. Kau benar-benar memiliki masalah dengan wanita, huh?” celoteh Eriol membuat Yukito memberikan pelototan menegur. “Ada yang lebih penting dari sekedar selir,” sahut Xiao Lang datar, kembali fokus membidik merpati lainnya. “Tidak setelah dua puluh tahun kemudian,” sungut Eriol mempertahankan argumennya, “kapan kita bisa melihat satu atau dua Xiao Lang kecil berlarian di istana?” Muncul keheningan singkat di antara mereka karena Xiao Lang lebih memfokuskan diri membidik merpati. Setelah panah ketiga diluncurkan dan tidak berhasil membidik merpati, barulah Xiao Lang memberikan respon. “Apa perlunya bagiku untuk memiliki seorang anak?” tanya Xiao Lang cuek, mengambil panah baru dari pelayannya. “Umurku masih terlalu muda untuk menjadi seorang ayah.” “Ini bukan tentang umurmu,” sungut Eriol, bersedekap seraya menoleh kepada Yukito di sampingnya, “Yukito, jelaskan alasannya. Dia hanya mendengarkanmu.” “Benar kata Tuan Hiiragizawa,” tutur Yukito sependapat dengan Eriol, “penerus sangat penting bagi anda. Semakin banyak, semakin kuat posisi anda dalam kerajaan. Sebenarnya anda pun sudah mengetahui perkara ini dengan jelas. Jadi, mengapa anda tidak menginginkan seorang anak?” “Aku sudah memiliki banyak waktu dengan wanita-wanitaku,” sahut Xiao Lang, “tapi mereka tidak menghasilkan apa-apa. Ini bukan salahku.” Eriol mendengus keras, bersangsi. “Banyak waktu, huh? Bahkan jari-jariku bisa menampung jumlah kau mengunjungi wanita-wanitamu dalam setahun yang sebanding dengan intensitas waktuku bersama wanitaku dalam sebulan.” Hening kembali menyergap. Yukito menatap Eriol dengan wajah tersenyum sopan, sementara Xiao Lang masih menenggelamkan diri dalam membidik merpati. Membuat Eriol tersadar sendiri dengan ucapan sedikit vulgarnya, lantas segera kembali melontarkan komplain demi menutup rasa malunya. “Kita harus selalu memiliki rencana untuk ke depannya,” tutur Eriol tegas, “tidak ada yang bisa memprediksi hidup, Xiao Lang. Terlebih, perkara umur seseorang. Benar sekarang kau masih muda dan kuat, tapi tidak ada yang tahu apakah besok kau masih bernapas. Memiliki keturunan secepat mungkin akan mengamankan masa depan Kerajaan Li.” Xiao Lang berhasil membidik merpati. Menambahkan satu daging segar lagi ke dapur istana. Untuk sesaat, dia cukup terkejut dengan penuturan sepupunya yang tumben-tumben saja bukan sekedar lelucon belaka. “Aku akan menemui mereka lebih sering,” ujar Xiao Lang akhirnya memilih menyerah saja terhadap argumen Eriol. Kelembutan dan kehangatan seorang wanita memang terasa menyenangkan, tidur bersama mereka pun terasa lebih baik, tapi Xiao Lang tidak pernah merasa benar-benar menikmatinya. Semua itu terasa canggung baginya. Bagian awal dan akhir dari aktivitas seksual membuat Xiao Lang canggung. Terlebih, dirinya bukanlah tipe yang suka disentuh berlebihan. Dua pelayan wanita datang mendekat. Mereka segera bersimpuh memberi hormat kepada Xiao Lang. “Yang Mulia Kaisar Li, kami memberi salam kepada anda.” “Mereka pelayan Selir Mei,” ujar Yukito, mengacuhkan kedua pelayan tersebut, “ada apa?” “Selir Mei, meminta izin untuk mengadakan pesta teh kepada Yang Mulia Kaisar Li,” jawab salah satu pelayan. Xiao Lang memberi anggukan singkat, kini memfokuskan diri memanah lingkaran bidik. Sebenarnya, Selir Mei tidak perlu meminta izin kepadanya bila ingin mengadakan sebuah acara. Terlebih, acara-acara kecil sejenis jamuan teh yang didominasi oleh para wanita. Xiao Lang sudah cukup mendengar banyak hal dari Yukito tentang kondisi istana dalam yang situasinya tidak jauh berbeda dari medan perang. Istri pertama, selir, dan para wanita bangsawan kerap kali saling bersaing untuk mendapatkan perhatian Kaisar dan Permaisuri. Sudah cukup membuktikan bahwa para wanita bisa seambisius lelaki untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan. “Selir Mei mendapatkan izin Yang Mulia Kaisar.” ujar Yukito. Tetapi, bukan itu alasan utamanya membiarkan Selir Mei mendapatkan apa yang ia mau. Xiao Lang mendengus pelan, alasannya adalah dia tidak ingin memiliki hubungan sejauh itu dengan Selir Mei. Sejak pertemuan awal mereka di usia ketujuh Xiao Lang sementara Selir Mei berusia lima tahun, Xiao Lang hanya memiliki kesan saudara kepadanya. Ayah Xiao Lang mengatur pernikahan dan menunjuk Li Mei Ling (Selir Mei) menduduki posisi Istri Pertama karena Xiao Lang tidak kunjung menikah maupun memberi pilihan perempuan mana yang ia sukai. Saat itu Xiao Lang tidak memiliki pilihan dan langsung menyetujui saja seluruh rencana ayahnya, lagipula Mei Ling adalah sepupu yang sudah menemaninya sejak kecil. Setelah sekian tahun berlalu, Selir Mei menunjukkan sifat aslinya yang sangat angkuh dan ambisius sejak resmi menikah dengan Xiao Lang. Tentu saja Xiao Lang sudah menduganya, namun bagaimanapun juga Xiao Lang benci mendengar beragam rumor terkait temperamen dan sikap angkuh Selir Mei. Dia sudah pernah membicarakannya dengan Selir Mei saat gadis itu berbicara kasar kepada pelayan selir lainnya. Sejak saat itu Selir Mei bersikap baik, tampaknya. Kedua pelayan masih belum beranjak. “Ada perlu apa lagi?” tanya Yukito. “Selir Mei juga meminta pendampingan dari istri Menteri Pertahanan Hiiragizawa.” “Jangan Tomoyo,” sahut Eriol langsung berbicara dengan pelayan Selir Mei, “izinku ada pada Rika.” Kedua pelayan kembali membungkuk sebelum beranjak pergi. Situasi kembali hening dalam beberapa menit. Hanya terdengar suara tali busur bergesekan dengan udara dan panah menusuk lingkar bidik. Satu-satunya yang tidak tahan dengan keadaan hening, Hiiragizawa Eriol, melempar topik lagi. “Kudengar salah satu kerajaan dari negara tetangga ingin mengikat hubungan diplomatik dengan Kerajaan Li,” celetuk Eriol. “Ah, saya juga mendengar kabar itu. Kalau tidak salah, Kerajaan Minamoto dari Jepang,” sahut Yukito. Xiao Lang menghela napas pelan, menoleh sekilas. “Sudah resmi. Besok aku akan pergi mengunjungi mereka.” Ucapan sang Kaisar membuat Eriol dan Yukito terperanjat kaget. Secara kompak, mereka mendekati Xiao Lang. Mengganggu konsentrasi pria itu dalam membidik lingkaran bidik. Meski begitu, Xiao Lang masih bersikap acuh seolah tidak terganggu. Membuat Eriol dan Yukito dirundung bingung bercampur kaget. “Sejak kapan? Bagaimana bisa kau tidak pernah membahas hal sepenting itu di pengadilan?!” sembur Eriol tidak mampu menahan keterkejutan dan kebingungannya. Yukito syok melihat sikap tidak sopan Eriol pun berusaha menjauhkan menteri itu dari Kaisar Li. “Tolong tenanglah dan bersikap sesuai etika, Tuan Hiiragi—“    “Bagaimana aku bisa bersikap tenang melihat Kaisar tidak peduli wanita ini seenaknya sendiri menyetujui hubungan diplomatik dengan kerajaan lain tanpa—“ Xiao Lang mendecak pelan seraya menolehkan kepala menatap Eriol yang beringsut protes di sampingnya. “Kerajaan Minamoto bukan kerajaan lemah. Mereka setara dengan Kerajaan Li. Tidak perlu kubicarakan di pengadilan pun kalian semua pasti langsung setuju.” “Huh? Bisa-bisanya kau—“ “Yang Mulia Kaisar benar, Tuan Hiiragizawa,” tandas Yukito memotong protes Eriol, “sudah banyak kabar burung beredar tentang Kerajaan Minamoto. Kerajaan itu menjadi salah satu kerajaan besar yang kuat dan makmur di Jepang. Memiliki hubungan diplomatik dengan mereka merupakan hal yang menguntungkan bagi Kerajaan Li.” Eriol menggeram pelan. “Tapi, tidak seharusnya pria berwajah datar ini langsung menyetujuinya begitu saja tanpa membahasnya di pengadilan. Terlebih, dia tidak pernah memberitahu kami perihal resminya hubungan itu terjalin. Benar-benar Kaisar yang—“ “Tampaknya kau sudah mulai kelelahan, Eriol. Pergilah mengunjungi istrimu,” tukas Xiao Lang seraya menyerahkan busurnya kepada salah satu pelayan. Ia menyeka keringat di keningnya dengan acuh membuat Eriol mendengus kesal. “Jadi, besok kau akan berangkat ke Jepang?” tanya Eriol dengan nada dan sikap yang lebih tenang. Xiao Lang menoleh. “Begitulah. Kuserahkan istana padamu.” “Berapa lama kau akan singgah di sana?” “Tidak begitu lama. Sekitar tiga hari.” Yukito mengerjap terkejut. “Eh? Tampaknya mengambil hari lebih lama tidak akan menjadi masalah, Yang Mulia. Hitung-hitung sebagai jatah istirahat anda untuk menikmati negara tetangga.” Eriol menyeringai usil. “Xiao Lang bukanlah tipe pria seperti itu, Yukito. Menyuruhnya mengambil istirahat itu tidak ada gunanya, dia tidak akan mendengarkanmu.” Xiao Lang tidak memberi tanggapan. Dia melangkah meninggalkan area pelatihan. Membuat Eriol kembali berceloteh. Sebenarnya, tawaran Yukito tidak buruk juga. Xiao Lang sudah bekerja keras mengurus Kerajaan Li sejak berusia 14 tahun tanpa jeda. Masa-masa mudanya dihabiskan untuk mengurus kepentingan rakyat. Ya, mungkin mengambil waktu istirahat tidak buruk juga. Entah mengapa, Xiao Lang memiliki dugaan hal menarik akan terjadi saat ia berada di Jepang. TO BE CONTINUED [Halo! Ini adalah cerita historical romance China pertamaku sehingga ke depannya bila ada kesalahan atau ketidakcocokan dimohon pengertian dan maafnya, ya. Kuharap kalian bisa enjoy mengikuti Four Season]      

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Way Back Into Love || Indonesia

read
13.1K
bc

FINDING THE ONE

read
34.4K
bc

Sweetest Pain || Indonesia

read
77.6K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.8K
bc

Long Road

read
147.9K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

Everything

read
283.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook