Sasi cuma bisa terdiam mendengar ucapan dari ibu pria yang begitu dicintainya. Wanita paruh baya didepannya itu akhirnya berkata terus terang padanya kalau dia tidak menerima Sasi menjadi calon pendamping anaknya karena Rizal, sudah punya calon yang sesuai dengan kriterianya. Sebelumnya Sasi sudah merasakan kalau kehadirannya tidak begitu diterima namun tidak pernah ditolak secara langsung juga makanya Sasi tetap mau setiap diajak kerumah pria tersebut dan berharap suatu saat ibu Rizal luluh dan merestui hubungan mereka. Tapi sepertinya usaha mereka sudah sampai dipenghujung. Tidak ada lagi harapan untuk bersama. Semua terasa sia-sia saja. Tenaga, materi dan waktunya terbuang sia- sia. Bukan waktu sebentar baginya. Menunggu Rizal mendapatkan pekerjaan yang layak hingga menunggu restu dari

