Bab Delapan Belas

337 Words
Vincent hanya bisa bersabar melihat Sasi keluar dari mobil dalam keadaan menahan marah. Marah pada dirinya memang bukan yang pertama kalinya namun biasanya karena pelampiasan saja berbeda dengan yang sekarang. Kali ini Sasi benar- benar marah pada apa yang Vincent ucapkan! Jika sebelumnya, Sasi pasti sudah akan meledak padanya. Tapi sekarang dia tampaknya menahan diri untuk tidak meluapkan amarahnya pada Vincent. Entah Vincent harus bersyukur atau khawatir dengan kondisi tersebut. Vincent terus melihat kemana arah perginya Sasi didepan sana. Beruntung Sasi segera mendapatkan ojek dan membawanya menghilang dari pandangan Vincent yang masih harus bersabar dengan kemacetan didepannya. Vincent tidak meyangka akan separah ini kemacetan yang dihadapinya. Dirinya tahu kalau didaerah tersebut memang langganan macet tapi ia belum pernah mengalaminya. Sementara itu.... Sasi turun dari ojek dan melangkah dengan terburu- buru memasuki gedung kantornya. Dengan nafas masih memburu ia masuk ke dalam ruangan tempatnya bersama karyawan lainnya bekerja. Tidak ada sapaan dengan nada menggoda yang menyambutnya .Tidak seperti saat teman- teman lainnya yang baru masuk kerja setelah cuti menikah. Meski merasa sedikit heran tapi tentu saja disyukuri olehnya. " Pagi semuanya..." sapa Sasi pelan namun cukup didengar oleh semua yang berada diruangan tersebut. " Pagi Sasi.." balas Mas Ari. " Pagi Saz." " Pagi...." " Pagi..." Hampir semuanya menjawab namun nada suaranya terdengar tidak semangat. Sepertinya mereka belum pada sarapan. Sasi menatap Titin dengan penuh tanya. Tak lama kemudian ponselnya segera berbunyi. Pesan dari Titin. " Sebentar lagi sidak dari bos baru." Bos baru?? Sasi kembali mengalihkan atensinya dari hp kearah Titin. Titin mengangguk dan berkata tanpa suara," orangnya g a l a k." Sasi jadi ikutan khawatir jadinya. Entah untuk apa. Dirinya kan baru masuk kerja setelah cuti resmi kenapa juga mesti merasa takut. Tapi barusankan dirinya terlambat. kenyataan tersebut cukup membuatnya merasa gugup juga. Tak lama kemudian bunyi langkah sepatu membuat semua mata tertuju pada pintu masuk. Muka tegang dari semuanya tampak semakin menjadi melihat kedatangan orang tersebut tak terkecuali dengan Sasi. Pria itukah bos baru mereka...? Tapi kenapa bisa?? Sasi tiba-tiba jadi pusing jadinya. Tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD