bc

Good Night, Daughter

book_age12+
799
FOLLOW
10.6K
READ
possessive
family
CEO
comedy
sweet
no-couple
suger daddy
campus
foodie
sassy
like
intro-logo
Blurb

Gimana rasanya punya abang ganteng tiada tara yang kemudian berubah status menjadi bapak kamu?

Malika menikmati hidup meski kenyataan kalau dirinya adalah anak di luar nikah sangat menyakitkan.

Lalu cintanya? Akankah mendapatkan restu dari papanya jika cowok yang ditaksir adalah sahabat papanya sendiri?

Dan apa yang akan dilakukan Malika pada sang papa yang memiliki hidup bebas dan memilih sendiri tanpa menikah?

Tokoh utama : Malika, Bara, dan Dewa

Cover :

picture: Premium picsart

font cover by : Lsaywong

chap-preview
Free preview
1. Awal
Author POV. 19 tahun yang lalu ... "b******k lo Bar, lo benar-benar gak tahu diri tau nggak?" Seorang wanita berseragam putih, abu-abu berteriak kasar di depan muka prianya. "Oke, oke, gue tau gue salah, gue bakal bertanggung jawab sama anak itu." "Apa lo bilang? Tanggung jawab apaan?" Teriak wanita itu marah. "Gue bakal nikahin lo Ryn, gue bakal bilang ke Mama, dia pasti ngerti kalau tau lo lagi mengandung anak gue." "Apa? Eh lo ngaca dong LEMBARA KUSUMA, lo itu baru 16 tahun, SMA aja baru kelas satu. Kalau lo mau nikahin gue, lo mau kasih makan apa gue, hah?" Wanita itu tampak frustasi. "Ya gue bakal usaha, yang penting anak itu ada bapaknya." "Gak, gue bakal gugurin anak ini" "Lo udah gila ya?" "Lo yang gila, udah tau kita masih sekolah malah masih pengen mempertahankan anak ini. Pokoknya lo siapin uangnya buat aborsi!" "Itu tak akan terjadi." Tiba tiba seorang wanita paruh baya memotong perdebatan mereka. "Mama?" Lirih Bara dengan nada terkejut. "Apa maksud tante?" "Aku gak akan membiarkan kamu membunuh cucuku." "Dan aku gak akan biarin masa depan aku hancur gara-gara anak ini, apalagi sebentar lagi aku Ujian Nasional." "Baiklah, kalau begitu aku akan memberimu penawaran." "Apa maksud Mama?" "Penawaran apa tante?" "Setelah lulus, ikutlah saya ke Jogja, setelah anak itu lahir saya akan membiayai kuliah kamu di luar negri. Saya akan mengurus semuanya." Malika POV. Thet thet thet ! Suara klakson dari arah belakang membuyarkan semua lamunan gue. Dan tiba-tiba saja, mobil yang gue tumpangi melaju kencang. Di tengah jalanan yang udah lebar pakai banget ini, masih saja terasa sumpek. Padahal nih ya, lebar jalan di Kota Metropolitan ini udah kayak lapangan. Namun, masih aja penuh dengan kendaraan bermesin yang berebut ingin mendahului. Kayak mau rebutan apa aja deh. Sejurus kemudian, gue pandangi cogan alias cowok ganteng di samping gue yang masih serius menatap jalanan. Tanpa peduli kalau di sampingnya ini, sedang duduk manis cewek cantik dan imut. Tentu saja gue yang lagi bosan dengan keheningan dan kecanggungan dalam mobil sekeren ini. Benar benar membosankan. Rese banget deh, gue dibuat berasa kayak lagi tersesat di hutan belantara yang gak ada siapa-siapanya. Ini super duper membosankan sekaligus menyebalkan buat gue. Kali ini mobil berjalan mulus. Semulus p****t bayi. Hmm, sepertinya masih tersisa jalanan yang sedikit longgar di Kota besar ini. Tapi ini boro-boro gue bernafas lega, tetep aja jiwa Metal gue pengen berontak kalau gue dikurung dalam posisi canggung seperti ini. Dengan pandangan jengah, gue mengamati Jalanan kota ini. Pikir gue, dari pada berasa kayak patung gak berguna, di pandang aja kagak apalagi diminati. Kan nyesek. Mending gue dengerin musik dari ear phone gue biar anget dikit lah kepala gue. Setidaknya nunggu manusia di samping gue ini membuka keheningan. Ciiiiiiiiiiit!!! "k*****t!" Gue langsung membekap mulut gue saat sadar u*****n yang keluar dengan mulusnya dari mulut manis gue. Tuh kan, gara-gara ngerem mendadak mulut gue jadi gak bisa di ajak diskusi dulu. Njiir , buset deh. Tatapan nyalang dari cowok keren di samping gue begitu tajam, hingga rasanya pengen nembus kornea mata gue ini. Serem juga cowok ini. Bikin gue waspada satu. "Jaga Bahasa kamu!" Katanya datar dan tegas. Namun penuh dengan mengintimidasi yang sukses bikin merinding. Perasaan gue makin ciut jadinya. Sial, kalau tadi gue di hutan belantara, sekarang gue di oper ke kutub utara. Berrr. Dingin banget ngelihat tuh muka. Buset deh. Perlu gak sih gue minta tolong sama sang surya biar ngelelehin muka manusia tampan di samping gue ini? Sesaat gue merasa hening. Gue cuma diam memperhatikan cowok yang kalau gak salah umurnya sekitar 35 atau 36 itu. Tapi beneran gantengnya gak ketulungan. Sebelas dua belas sama Bratt Phit. Sekelas sama Serkan Cayoglu. Atau malah lebih gantengan dia sih. Kalian pada tau gak dia siapa? Dan cowok ganteng yang dari tadi gue bicarakan itu gak salah lagi adalah bokap gue. WHAT???? Iya bokap kandung yang seperti orang asing buat gue. Gue bisa panggil dia bokap kan? Secara darahnya mengalir syahdu dalam diri gue. Dan sekarang spermanya udah jadi daging di tubuh gue. Dan Komponen komponen dalam dirinya itu udah membentuk manusia secantik dan seimut gue. Halah gue lebay deh. Begitu menyebalkan sebenernya. Punya bokap ganteng tapi dingin bin songong gitu? Anjir mulut gue durhaka banget sih. Gue kasih tahu ya, yang namanya Lembara Kusuma Wiraadmaja itu dulunya abang gue. Heran? Kok bisa jadi bokap gue? Kalau kalian aja pada heran, Apalagi gue. Gue bahkan lebih heran sebelum tahu kejadian sesungguhnya. Kejadiannya sekitar tiga tahun yang lalu, pas gue kecelakaan dan abang gue ini yang donorkan darahnya buat gue. Dan entah angin dari mana, saat waktu itu gue denger percakapan dia sama mama kalau gue ternyata adalah anak di luar nikah. Yaitu hubungan dari abang eh ralat bokap gue sama nyokap gue. Yang kata mama nyokap gue itu udah meninggal. Syok berat dong gue. Coba lo bayangin. Abang lo yang jarang ketemu sama lo, ternyata oh ternyata adalah ayah kandung lo? Nyesek bray. Bahkan hubungan selama menjadi adiknya aja gue gak sedekat itu. Kita tinggal di kota yang berbeda. Gue cuma tau dia abang gue. Lalu tiba tiba kenyataan menceploskan jantung gue. Untung aja gue gak kena serangan jantung. Yah, tapi itu dulu, gue mah udah move on dari nyesek alay kayak gitu. Gue coba ngerti apa alasan mereka. Tapi ya begitulah. Hubungan gue sama cowok di samping gue ini jadi agak merenggang jauh banget. Seolah terhalang pembatas yang gak bisa gue kenalin dengan mata hati. Mungkin karena gue belum terbiasa kali ya?, Dan hari ini Bokap alias mantan Abang gue, jemput gue dari jogja untuk diboyong ke Jakarta. Kota Metropolitan yang penuh dengan segala macam hal yang gak gue jumpai di kota kelahiran gue. Dan tak butuh waktu lama saat gue merasakan mesin mendadak mati. "Lho Mas, Eh Pa? Kok berhenti?" salting sendiri kan gue mau nyebutnya apa. Gue menengok arah luar dan mendapati bangunan tinggi menjulang. Tuh bangunan kalau patah gimana? Tinggi banget. "Kita di apartemen dulu, rumah kita lagi di renovasi" ucapnya dengan nada datar. Dan singkat penjelasan. Ceileh, ' Rumah kita' berasa kalau gue ini bini nya deh. Tapi amit amit lah. Mau dia abang gue atau bokap gue, kita tetap sedarah. Jadi haram kalau mau jadi bininya. Gue mikir apa sih? Gak banget. Meskipun ia termasuk kriteria cogan di mata gue, tapi gue gak segila itu buat embat bapak gue sendiri. Gue bisa nyari stok Zayn Malik yang lain ntar. Gue berjalan di belakang bokap gue sambil memandang punggung tegapnya yang peluk-able banget itu dari belakang. Padahal usia kita terpaut 17 tahun lebih lho. Tapi berasa kok gue cocok gitu bersanding sama do'i. Njirr amit amit dah. Ishhh.. gitu gitu juga bokap gue. Eh wait, wait! duh bahasa gue. Kita belom kenalan kan ya? Buset dah, gue nyerocos ngalor ngidul dari tadi, tapi gue belom memperkenalkan diri gue sendiri yang cantik nan seksi ini. Maklum lah bibitnya aja unggul. Oke nama gue Malika. Iya Malika yang dirawat dengan sepenuh hati seperti anak sendiri oleh mamah gue tersayang. Eits, tapi gue bukan kedelai hitam ya, gue emang manis dan imut-imut. Tapi gue putih mulus dan berseri seri sepanjang masa. Halah. Mamah itu wanita tersayang gue, alias wanita yang udah ngelahirin bokap gue. Dulu kan gue anggapnya Mamah itu nyokap gue. Beliau juga yang udah kasih nama cucu kesayangannya ini. Entah kenapa di samain sama model malaika yang item dan kecil. Padahal gue putih dan tinggi. Tega gak tuh?. "Masuk" gue agak terperanjat dengan ucapan pria di depan gue saat dia membukakan pintu apartemen. Oh kita udah nyampe ternyata. "Eh, iya Mas eh Pa" tuh kan, dia mandang gue kayak gimana gitu. Bodoh amat lah Mas papa. Mending gue buruan masuk dan istirahat. Wuiih gilaaaa, gue terpesona saat memasuki ruangan rapi di depan gue. Entah ini interiornya bergaya apa. Tapi bener bener terlihat mewah di mata gue. Beda sama rumah gue di Jogja. Meskipun luas tapi interiornya kuno. Gak kayak di sini. "Kereeeen" seru gue saat memasuki apartemen bokap gue. Interiornya bikin gue terpana. Cie ileh kampungan banget gue yak? Namanya juga baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat yang namanya apartemen. "Kamu mandi dan ganti baju dulu. Kita makan bersama" ucapnya menunjuk sebuah pintu hitam dan gue cuma mengangguk-angguk aja. Gue langsung ngacir buat bersihin diri. Menuju kamar yang udah disiapin sama bokap buat gue. Iya lah perjalanan Jogja ke Jakarta kan jauh juga. Badan gue udah lengket bau asem. Iya kalau nanti makannya pake gudeg kan enak asem manis. Lha kalau makanya pake sayur asem kan asem asem gimana gitu. Gak butuh waktu lama buat gue mandi bebek. Lalu mengganti pakaian dengan kaos oblong dan celana pendek. Mata gue langsung berbinar saat mendapati ada kotak bergambar ayam ditepungi dan pizza di hadapan gue. Rasanya air liur gue udah mau menetes aja. Oke silahkan kalian katain gue kampungan. Gue rela bin ikhlas. Soalnya gue emang gak seboros itu kalau buat makan aja musti jajan pizza atau makanan yang bertema kebarat-baratan begini. Palingan juga sekali dua kali. Itu aja buat gue musti rogoh kocek dalem banget. Meskipun Mama gue, alias nenek gue itu orang kaya, uang jajan gue tetep di jatah bray, Mama paling anti sama yang namanya PEMBOROSAN. Tapi kalau bagi gue itu namanya pelit. Kalau bahasa gue di Jogja 'Medhit pecirit' "Mal?" Panggil bokap gue yang udah duduk di kursi depan gue. "Hemm" sahut gue mendongak sambil mengunyah ayam yang di goreng pake tepung itu. Gila ini enak banget. "Kamu kapan mulai ospek?" Tanyanya pelan. Udah kayak bokap beneran aja. Eh, dia emang bokap gue kan ya? Plak Anak durhaka. "Besok Mas eh Pa" jawab gue setelah menelan makanan yang udah gue kunyah. Kayak nelen tulang aja rasanya. Gue lihat, bokap gue menghembuskan nafas lelah. Gegara mendengar panggilan gue yang ragu-ragu. "Kamu manggilnya papa saja, lagian semua identitas kamu udah diganti menjadi anak saya" Eh? Kok bisa? Bukanya cogan di depan gue masih bujangan ya? Tapi bodoh amat lah gimana caranya. Yang penting gue gak di deportasi dari negara gue sendiri gara-gara gak punya identitas. "Iya deh Pa" papa oh papa. Senengnya punya papa ganteng. Aset berharga banget dah, buat nyari mama baru. Yeeeay Begini nih kalau manusia gak pernah ngerasain kasih sayang ibu kandung. Boro-boro minum ASI, muka nyokap aja gue gak tau. Gue ini kan minumnya a*s alias Air s**u sapi. Makanya mulut gue kalau ngomong bener semua. "Oh iya, kamu langsung istirahat aja, saya mau keluar sebentar" ucap bokap gue saat dia selesai mengusap mulutnya dengan tisu. "Lo mau ninggalin gue? Eh maksudnya papa mau ninggalin Malika disini sendirian?" Ucapku gelagapan. Mulut gue emang perlu dirukiyah kayaknya. "Cuma sebentar. Kamu tenang aja. Disini aman" dan kalimatnya hanya aku angguki saja. Setelah makan malam, gue pun merebahkan tubuh seksi gue ke ranjang. Sesaat kemudian gue ingat kalau harus ngabarin Ndoro kanjeng mami. 'Malika udah mendarat di tempat anaknya Mama dengan mulus tanpa kurang satu apapun' Lalu gue mengistirahatkan tubuh gue yang udah lelah setelah menempuh perjalanan Jogja - Jakarta. "Good night Malika" ucapku pada diri sendiri. Karena selama 18 tahun gue hidup gak pernah ada yang ucapin itu sebelum gue tidur, jadi gue sendiri yang ucapin untuk pengantar tidur gue. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.1K
bc

Head Over Heels

read
15.9K
bc

DENTA

read
17.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook