Sudah dua hari ini dia sibuk dengan berkas sekolah adiknya, yang mana kini beres dengan itu Kai pulang dan dipertemukan dengan temannya Rahee. “Mentari, Kak.” Begitu katanya memperkenalkan diri yang Kai angguki. “Maaf sebelumnya, boleh aku tau kabar Rahee? Terakhir kali-- maaf-- Rahee diperkosa? Aku sebagai temennya, bukannya kepo, pengin tau gimana kabar Rahee sekarang karena aku bener-bener kepikiran dan peduli sama dia, Kak. Aku ngerasa bersalah, kayak nggak guna banget gitu jadi temen. Tapi beneran boleh kan, Kak, aku ketemu Rahee?” Dia malah curhat. Kai mengangguk saja. Ngomong-ngomong, mereka berjalan bersisian menuju mobil yang Kai parkirkan. “Tapi tolong jaga sikap dan ucapan, ya. Rahee masih sensitif.” “Iya, Kak. Siap!” jawab Mentari dengan mata berbinar. Begini saja dia s

