Bintang berhasil menyamakan langkahnya dengan Adryan. “Ngapain kamu ngerjain aku?!” hardik Bintang dengan napas memburu setelah berlarian mengejar Adryan. Adryan melirik Bintang. “Seru.” Satu kata yang membuat aliran darah Bintang yang mengalir ke kepalanya semakin mendidih. Bintang mencubit pinggang Adryan keras-keras, membuat lelaki itu mengadu kesakitan. “Aduh! Sakit, Bintang. Kok dicubit sih?!” dumel Adryan. Bintang menatap Adryan begitu sarkas. Seperti singa kelaparan yang baru terbangun dari tidurnya, tatapan Bintang seolah siap menerkam kapan saja. “Apa?!” Adryan terkekeh. “Galak banget sih, Buk?!” Bintang tidak menggubris. Dirinya tetap berjalan mengikuti langkah Adryan. “Kamu ngapain ikutin aku?” Bintang baru sadar jika sedari tadi dirinya mengikut

