Doa-Doa Yang Melangit

1128 Words

   “Aku apa?!” ulang Langit membuat Bintang memutar bola mata jengah.    “Nggak papa. Aku mau sembahyang, kamu mau ikut gak?” tanya Bintang untuk mengalihkan perhatian Langit. Sementara, dirinya lupa jika langit bukanlah seorang muslim.    “Kamu ngelindur ya, Bin? Cuci muka sana! Masih ngantuk, kamu itu,” hardik Langit.    “Leh, kok jadi aku? salahku di mana, coba?” tanya Bintang dengan polosnya.    “Ya emang kamu ngelindur. Ibadahku hari Minggu, Sayang. ngapain kamu ngajak aku sembahyang?”    Seperti sebuah tamparan keras untuk Bintang. Rasanya seperti ada yang menusuk di hatinya. Ia pun hanya bisa tersenyum getir. “Hehe ... maaf, aku lupa. Ya sudah, aku pamit ke masjid dulu,” ujar Bintang.    Langit mengangguk, “Jangan dekat-dekat sama Pak Dokter. aku gak suka!” peringat Langit.  

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD