Dua Puluh

1256 Words

"Dok, kayaknya pucet? Sakit ya?" "Iya kah Mba?" Salah seorang perawat Perinatologi menyapaku, ketika kami sedang mengganti pakaian di ruang ganti OK. Bersiap menyambut kelahiran bayi dari ibu yang terpaksa harus dioperasi karena preeklampsia. Aku membuka tas dan mengambil bedak. Mengecek kembali penampilanku dari kaca kecil yang tersemat di alat make up ini. Memang sedikit pucat sih. "Iya nih Mba, tadi buru-buru. Gak sempet makeup-an akunya." Demi menutupi wajahku yang pucat pasi dan menghindari orang mengira aku adalah hantu yang muncul di koridor bangsal rumah sakit seperti dalam film-film horor, aku memoleskan bedak dan sedikit lipstik berwarna peach. Ya, pukul sepuluh malam, Rey harus terpaksa mengantarku ke RS demi panggilan kemanusiaan ini. Suami terbaik yang baru saja pulang ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD