Fandy Diponegoro barulah bernapas lega setelah melihat Welly dan yang lainnya pergi. Jelas kalau Welly tidak berencana membuat perhitungan dengan mereka. Fandy melirik istrinya dan amarahnya masih belum hilang semua. "Lihat apa, Fandy Diponegoro, ingatlah kamu, tamparanmu padaku hari ini, akan kuingat seumur hidup!" ucap kakak sepupunya Yuni sambil menangis. Fandy meliriknya sekilas dan kehilangan kata, dia mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya dengan gemetaran, "Jangan beromong kosong lagi, cepat bangun, apakah kamu tahu seberapa besar masalah yang hampir kamu kacaukan hari ini!" "Kamu masih memarahiku? Beritahu aku, apakah kamu sudah punya orang lain di luar, apakah kamu benar-benar meyukai siluman rubah lain...." kakak sepupunya Yuni berkata dan hendak menangis

